Dewa Perang Greget - Bab 47
Liam tidak ingin membuat adik perempuannya khawatir, jadi dia pun memutuskan pergi sendiri.
Dia sebenarnya tidak membawa uang, dia hanya membawa dompet kosong kesana, karena sekarang dia harus mencari cara membuat mereka melepaskan ayahnya.
Dia bukannya berkata tidak akan memberi mereka uang, tapi dia harus berkata secara jelas dengan mereka, bahwa dia perlu waktu.
Lagipula kalau dia kesana, dia sudah pasti harus membawa ayahnya pulang saat itu juga, kalau tidak ayahnya disana juga berbahaya.
Oleh karena itu, Liam pergi sendirian ke pabrik bekas di Jln. Utara kecil yang mereka katakan.
Dari jauh saja sudah terlihat beberapa orang berjalan tanpa arah, mereka seharusnya mata-mata mereka, kewaspadaan orang-orang ini lumayan tinggi.
Tapi tidak peduli kewaspadaan mereka tinggi atau tidak, Liam memutuskan, dia harus mendapatkan ayahnya kembali.
Jadi dia juga tidak menghindari mereka dan langsung terang-terangan berjalan kesana.
Kemudian berkata kepada mereka.
"Aku adalah putra Adam Lin, pergi beritahu mereka yang ada di dalam, biarkan aku masuk."
Orang-orang disana bertatapan mata, kemudian dua orang dari mereka berjalan masuk, yang lain mengelilingi Liam.
Liam merasa sedikit lucu, mereka pikir berbuat seperti ini dia akan merasa ketakutan?
Tapi di mata mereka, mereka merasa mereka seperti ini bisa membuat orang lain merasa sangat terancam.
Tidak lama kemudian, dua orang yang tadi masuk ke dalam pun keluar.
"Periksa badannya kemudian bawa dia masuk."
Mereka pun mulai memeriksa tubuh Liam, namun tidak menemukan apapun, kemudian mereka pun menyuruh dua orang membawa Liam masuk.
Setelah masuk Liam baru menyadari ternyata tempat judi ini sangat waspada dan tersembunyi.
Mereka tidak hanya ada di lantai dua, seluruh lantai dasar juga dipenuhi dengan anggota mereka, Liam hanya bisa melihat ada orang yang telungkup disana.
Meskipun Liam tahu mereka bukanlah sniper profesional, tapi mereka bersembunyi di tempat gelap, kalau orang yang tidak diizinkan masuk, pasti akan diserang.
Dari lantai satu ke lantai dua dipenuhi dengan beberapa jebakan-jebakan sederhana, meskipun sangat sederhana, tapi juga bisa melukai orang dengan mudah.
Anggota mereka di lantai dua lebih banyak, rata-rata anggota mereka ada di lantai 2, lagipula tempat berjudi mereka sepertinya dibuka disini.
Karena ada sebagian orang sedang berjudi disini.
Tatapan orang-orang itu tertuju pada dadu itu, seakan-akan di dunia ini tidak ada apapun selain dadu itu.
Inilah orang-orang gila judi, sudah melupakan semua hal-hal lain, di mata mereka hanya ada judi dan judi.
Liam menghela nafas tidak berdaya, dia tahu meskipun ayahnya tidak separah ini, tapi sudah tidak jauh berbeda dari mereka.
Dia sudah memberitahu ayahnya berkali-kali jangan berjudi lagi, tapi ayahnya sama sekali tidak mendengarkannya.
Sebelumnya datang ke tempat judi, Lily menyuruh mereka jangan menerima ayahnya lagi, oleh karena itu ayahnya pun berpindah ke tempat ini.
Liam tahu, kalau tidak membuat ayahnya benar-benar menghentikan kebiasaan berjudinya, tidak akan bisa menjaganya kalau hanya bergantung pada dia sendiri.
Karena disini ada terlalu banyak tempat berjudi, baik yang kecil maupun yang besar.
Yang dia ketahui saja sudah sangat banyak, apalagi ditambah dengan yang tidak dia ketahui.
Liam menghela nafas, dia mengikuti kedua orang tadi sampai ke tempat paling ujung, tempat ini seharusnya adalah tempat mereka berkumpul.
Di depan pintu ada beberapa orang yang berjaga.
Setelah melakukan pemeriksaan sederhana, mereka pun membiarkan Liam masuk.
Setelah masuk Liam baru melihat situasi si dalam, di sana sangat ramai, di antaranya rata-rata ada 4-5 orang yang terduduk.
Orang-orang ini seharusnya adalah kepala mereka.
Liam melihat sekeliling, namun tidak melihat ayahnya, kelihatannya ayahnya dikurung di tempat yang lebih dalam.
"Tidak disangka kamu lumayan bisa dipercaya, berkata datang seorang diri, kamu benar-benar datang seorang diri, bagus, aku lumayan menyukai poin ini."
Salah seorang yang terduduk berkata, Liam pun mengamati orang ini, dia adalah lelaki yang terlahit lumayan tampan dan muda.
Posisinya disini seharusnya tidak rendah?
"Kurangi omong kosong, aku sudah membawa uang, mana ayahku?"
Liam sangat mengerti dengan tempat berjudi ilegal seperti ini, kebanyakan mereka tidak akan langsung melepaskan orang, melainkan mencari cara untuk mendapatkan lebih banyak uang.
Karena mereka sama sekali tidak takut polisi, kalau mereka takut, mereka tidak akan membuka tempat judi.
Salah, lebih tepatnya mereka bukannya tidak takut polisi, melainkan mereka tidak akan membiarkan polisi mendapatkan kelemahan dan posisi mereka.
Jadi sekarang Liam harus melihat ayahnya, dan juga harus memastikan bahwa ayahnya aman, dia baru bisa membicarakan masalah uang dengan mereka.
Sebenarnya dia terpaksa meminjam uang, tapi sekarang dia punya sedikit uang.
Dia tidak berani memberitahu siapapun asal uang ini, hanya dia sendiri yang tahu.
Oleh karena itu, dia tidak akan mengeluarkan uang ini dengan mudahnya, dia harus menggunakannya di tempat yang paling penting.
Sekarang masalah ayahnya adalah hal yang paling penting untuknya, dia boleh mengeluarkan uan itu, tapi dia harus lebih dulu memastikan keamanan ayahnya.
Kalau sampai dia sudah mengeluarkan uangnya namun ayahnya tetap tidak terselamatkan, maka dia bukannya sangat menderita?
Novel Terkait
You're My Savior
Shella NaviRahasia Istriku
MahardikaMy Lady Boss
GeorgeAwesome Guy
RobinMy Goddes
Riski saputroMy Greget Husband
Dio ZhengDark Love
Angel VeronicaDewa Perang Greget×
- Bab 1 Sandiwara
- Bab 2 Akhirnya Pulang ke Rumah
- Bab 3 Mencari Agatha
- Bab 4 Tiga Tahun Lalu
- Bab 5 Demi Sang Adik
- Bab 6 Kembali Bertemu
- Bab 7 Mencari Identitas
- Bab 8 Kecurigaan Wenny Gao
- Bab 9 Agatha Diculik
- Bab 10 Masalah di Tempat Karaoke
- Bab 11 Nafsu
- Bab 12 Tidak Perlu dibahas Lagi
- Bab 13 Adik Ngambek
- Bab 14 Adik yang Baik
- Bab 15 Helaan Napas yang Panjang
- Bab 16 Hujan yang Tidak Terencanakan
- Bab 17 Anak Asuh yang Akan Jadi Istri
- Bab 18 Pesta Malam
- Bab 19 Salah Sangka
- Bab 20 Mengerti Besar dan Kecil
- Bab 21 Bertahan
- Bab 22 Menari
- Bab 23 Alasan Lily Wang Bisa Menyukai Pria Ini
- Bab 24 Mengalihkan Perhatian ke Mukanya
- Bab 25 Membawa Wanita Lain Dua Hari yang Lalu
- Bab 26 Aku Sudah Memberimu Cukup Uang
- Bab 27 Yang Berlalu Biarlah Berlalu
- Bab 28 Utang
- Bab 29 Berani Berjudi Tidak Bisa Membayar
- Bab 30 Membayar dengan Tubuh
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70 Tamat