Dewa Perang Greget - Bab 34

Mereka ingin lari, tapi rasanya agak memalukan. Ketika mendengar Adam Lin memanggil polisi, mereka berhenti mengkhawatirkan itu, dan langsung melarikan diri.

Melihat mereka berlari keluar dari gang, Liam Lin merasa lega.

Dia bergegas ke sisi Agatha dan Lili Wang dan bertanya.

"Kalian baik-baik saja, tidak terluka, apakah kalian kaget?"

Tapi dia melihat wajah Lili Wang sangat tenang, dia tahu Lili Wang seharusnya baik-baik saja.

Secara tidak sadar, dia merasa bahwa wanita ini terlalu kuat, ketika menghadapi bahaya, dia tidak panik sama sekali.

Tapi Agatha jelas ketakutan.

Dan yang membuatnya semakin ketakutan bukanlah karena adegan perkelahian tersebut, melainkan karena sekelompok orang tersebut telah melecehkan dirinya.

Merasa mimpi buruk hari itu sepertinya muncul lagi dalam pikiran.

Mereka bagaikan binatang mengelilingi dirinya sambil menyeringai dan menyentuh pakaiannya.

Pakaiannya dirobek sepotong demi sepotong.

"Argh……"

Agatha tiba-tiba berteriak saat memikirkan hal ini, dan langsung berjongkok di tanah sambil memegangi kepalanya.

Jelas, dia sangat menderita sekarang.

Liam Lin dan Lili Wang bergerak tergesa-gesa, berusaha menghibur Agatha.

Tapi sekarang Agatha benar-benar sensitif, meski dia sangat suka pada kakaknya, tapi saat Liam Lin menyentuhnnya.

Dia juga terus mundur, karena kakaknya juga laki-laki, dan sentuhannya terasa sama.

Liam Lin panik melihat adiknya tidak peduli dengan perhatiannya.

Lili Wang memberi isyarat agar dia tenang, dan kemudian bergerak maju sedikit sendirian dua langkah.

Dia memeluk Agatha dengan ragu-ragu, dan menemukan bahwa Agatha tidak begitu memberontak, jadi dia memeluk Agatha sekaligus.

Agatha masih berteriak dalam pelukannya, tapi tidak sekuat sebelumnya.

Dan pelukan lembut Lili Wang sepertinya memberinya sedikit rasa aman, dan suasana hatinya sepertinya sedikit stabil.

Tiba-tiba Liam Lin mengangkat kepalanya dan bertanya pada Adam Lin.

"Ayah, apakah kamu benar-benar memanggil polisi? Kalau begitu ayo pergi secepatnya, kalau tidak kita akan sulit menjelaskan saat polisi datang."

Adam Lin menggeleng pelan.

"Aku tidak menelepon polisi. Akan ada urusan jika menghubungi polisi, dan mungkin sulit untuk menjelaskan, aku hanya menakuti mereka."

Liam Lin dan Lili Wang saling memandang, mereka tidak menyangka orang tua ini cukup pintar.

Suasana hati Agatha berangsur-angsur stabil, dan Lili Wang membawa Agatha ke rumah.

Setelah sampai di rumah, Lili Wang membantu Agatha untuk berbaring di tempat tidur dan keluar.

Tepat ketika dia hendak pergi, dia menemukan bahwa tubuh Agatha masih gemetar.

Dan dia benar-benar menutupi dirinya di bawah selimut, seolah-olah dia ketakutan.

Lili Wang dan Liam Lin saling pandang, benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.

"Kalau begitu kamu pulang dulu, aku akan membujuknya."

Melihat Lili Wang ingin pergi, tapi tidak tega, Liam Lin memberitahunya.

Lili Wang berjalan dua langkah, tetapi tiba-tiba berbalik lagi, dia masih mengkhawatirkan Agatha.

"Tidak, kamu tidak bisa menghiburnya, kamu juga laki-laki, dan sentuhan kamu akan membuatnya menolak."

Dia melihat sekeliling ruangan, lalu berkata pada Liam Lin.

"Aku melihat ada kamar lain di rumah ini, begini saja, aku tidur dengan Agatha malam ini, dan aku akan menghiburnya."

Mendengar seorang nona besar seperti Lili Wang mengatakan ingin tidur di rumahnya yang sederhana.

Liam Lin sedikit terkejut.

"Apakah tidak masalah jika kamu tidak pulang? Keluarga kamu tidak akan komentar?"

Lili Wang tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa-apa, keluarga aku tidak peduli tentang aku, aku akan telepon mereka untuk menjelaskan alasannya."

Kemudian Lili Wang masuk ke ruang belakang dan memutar nomor ayahnya.

Mendengar panggilan telepon Lili Wang, Liam Lin keluar tepat waktu.

Siapa yang sangka saat Lili Wang berhasil menghubungi ayahnya, dia mengatakan sesuatu kepada ayahnya.

"Ayah, orang-orang Kak Leo menghadang aku malam ini, dan juga melukai teman aku, tiba-tiba aku sangat tidak menyukai orang ini."

Tak tahu apa kata ayahnya, Lili Wang hanya mengangguk pelan.

"Kamu yang janjikan kepadaku, lakukan apa yang telah diucapkan, aku hanya ingin melihat hasil yang paling ingin kulihat."

Kemudian Lili Wang memberi tahu ayahnya bahwa dia akan tinggal di rumah seorang teman malam ini. Teman itu dilukai oleh orang-orang Kak Leo. Dia mungkin perlu mengurusnya.

Ayah tidak bertanya tentang situasi spesifiknya lagi, dan menutup telepon setelah bicara beberapa kata.

Setelah selesai telepon, Lili Wang mengangkat alisnya. Benar-benar berani memprovokasi, apa tidak tahu siapa dirinya?

Kak Leo ini memang lumyaan berkuasa, tetapi juga tidak pantas terlalu sombong, berani menyinggung semua orang.

Di kota ini memang tidak banyak orang yang berani memprovokasi dirinya, meski statusnya tidak besar, disinilah backing keluarga untuk dirinya.

Bukan belum ada yang mencobanya sebelumnya, tetapi tidak bernasib baik.

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu