Dewa Perang Greget - Bab 5 Demi Sang Adik
Liam Lin setengah jam bermeditasi, dan melalui keberuntungan yang dia pelajari sebelumnya, dia benar-benar merasa jauh lebih baik.
Setelah menyelesaikan latihannya, Agatha berjalan masuk ke dalam.
“Kak, makan.”
Suara manisnya membangunkan Liam Lin, dan dia menegakan kepalanya dan melihatnya sejenak.
Adik perempuan yang telah menjadi gadis remaja, perkembangan tubuhnya tidak begitu bagus, kulitnya putih cerah, dan berkilau, hanya karena dia kekurangan gizi selama bertahun-tahun dan tubuh dia selalu kurus.
Dia mengikatkan handuk, rambutnya yang basah di pundaknya, seharusnya setelah mandi.
Kedua kaki yang panjang itu terlihat, dan orang yang melihatnya sambil menggelitik.
Wow!
Ini adalah adiknya!
Meskipun dia bukan anak kandung, sejak kecil Agatha sudah sangat baik padanya, dan tidak boleh memiliki pikiran yang tidak benar!
Tidak tahu apakah baru saja selesai berlatih, Liam Lin melihat Agatha pada saat ini, hanya untuk merasakan bahwa seluruh tubuhnya agak panas, dan ... benda yang terdapat di selangkangan itu berdiri tanpa terkendali, sangat memalukan.
“Agatha, selesai mandi seharusnya memakai baju yang lengkap baru keluar, kalau tidak bisa demam.”
Liam Lin dari samping mengingatkannya, bagaimanapun juga dia sudah menjadi gadis remaja, ada beberapa kata tidak dapat diucapkan dengan langsung to the point.
“Yah, Orang terlalu kangen dengan kakak, ingin cepat kemari ngobrol bersama kamu!”
Agatha duduk di sebelahnya, langsung kearah pundaknya, menyandarkan kepala di bahunya, sangat tergantung.
Dengan tidak sengaja, Matanya Liam Lin melihat ke arah bawah dan melihat sebuah gelombang di dadanya, seketika tergiur.
Setelah menjepit telapak tangannya, baru dia meredam rasa yang tanpa alasan itu.
"Baik, kita pergi makan dahulu, sebentar lagi baru ngobrol.”
Liam Lin berdiri menjauhi Agatha, tidak berani untuk membiarkannya tinggal di rumah, kalau tidak dia sendiri benar-benar takut dia tidak dapat mengendalikannya dirinya.
“Baiklah, aku keluar dan menunggu kamu.” Agatha yang mengerti dan berjalan keluar.
Melihat sosoknya yang begitu cantik, Liam Lin tidak bisa menahan dan menampar dirinya sendiri.
Apakah itu benar-benar sangat terlalu lama, memikirkan wanita?
Setelah makan malam semuanya aman dan terkendali, keesokan harinya di pagi hari, dia pergi mencari rumah yang cocok, alasan mengapa dia ingin pindah, adalah untuk mempertimbangkan bahwa ada sekelompok orang akan kembali datang untuk mencari masalah.
Dia tidak peduli, tetapi Agatha yang masih duduk di bangku sekolah menengah, tidak boleh terpengaruh.
Pada jam sepuluh pagi, akhirnya dia membuat sebuah langkah perencanaan dalam rumahnya dan komplek, dan langkah-langkah keamanan itu sangat bagus, kemudian dia membawa Adam Lin dan Agatha pindah pada hari itu.
Adam Lin melihatnya begitu murah hati, dan memperlakukannya sangat baik.
Di mana dia tinggal, dia harus menyelesaikan masalah pekerjaan, lantas siapa yang akan memberi menghidupi Agatha, mengandalkan Adam Lin? Itu tidak mungkin terjadi!
Di perkumpulan orang-orang yang mempunyai bakat mengirimkan surat lamaran, pada akhirnya menemukan orang yang cocok untuk direkrut menjadi petugas keamanan perusahaan.
Seni bela diri nya sudah lebih dari cukup, terutama karena gaji yang tinggi, 6000 RMB (sekitar 12 juta rupiah) sebulan.
Hari dua pada pagi hari, dia menerima permohonan untuk di wawancara.
Pergi ke departemen HRD perusahaan, dia mengetuk pintu, dan ada suara perempuan berkata, "Masuk."
Liam Lin mengerutkan alisnya, suara ini sepertinya, sepertinya pernah dengar di suatu tempat.
"Hallo, Aku Liam Lin yang datang untuk di wawancara sebagai penjaga keamanan."
Bagian divisi yang dia daftar, kepala HRD tidak mengangkat kepalanya juga, tetapi setelah mendengar dua kata terakhir, dia tiba-tiba mengangkat kepalanya ke atas.
Dua orang saling bertatapan muka, suasana seketika menjadi canggung.
Ini bukan orang lain, itu adalah mantan pacarnya, Wenny Gao!
Tiga tahun yang lalu, mereka telah jatuh cinta selama setengah tahun, tetapi Wenny Gao merasa dia sangat miskin, tidak butuh waktu lama, dia mengandalkan bantuan dari orang kaya, dan meninggalkan dirinya.
Karena itu, dia bertekad untuk bekerja di organisasi itu.
"Aiii, benar-benar tak disangka, mendengar ayah kamu berkata kamu pergi keluar untuk menghasilkan banyak uang! Bagaimana bisa kembali menjadi penjaga keamanan?"
Wenny Gao menaruh kembali surat lamarannya ke atas meja, menyandarkan bahunya ke kursi yang diselimuti bahan kulit itu, dengan suara yang tajam, matanya terlihat penuh akan penghinaan.
“Kita tetap butuh makan.”
Liam Lin menjawab dengan sangat halus, seolah-olah orang di depannya tidak ada hubungannya dengan dia.
Wenny Gao mengira dia sedang bersandiwara, malah jadi berubah menjadi semakin buruk, "Apa yang kamu katakan padaku sebelumnya? Aku akan menyesal jika aku meninggalkanmu! Apa yang disesali? Menyesal aku tidak menikah dengan seorang penjaga keamanan?"
"Ahh, di saat seperti ini siapa yang tidak bisa salah memilih?."
Liam Lin tertawa dan menjawab dengan santai, sebelum dia berubah, dia sekarang harus memalingkan kepalanya, tetapi dalam tiga tahun terakhir dia telah mengalami terlalu banyak musibah, hidup dan mati sudah berkali-kali dialaminya, dia sudah tidak menganggap wanita itu lagi.
Dia hanya datang untuk mencari pekerjaan, tidak peduli seberapa kejamnya Wenny Gao, tidak masalah baginya.
"Kamu ... Oke, wawancara sebagai penjaga keamanan kan, ketika kamu keluar belok ke kanan ada sebuah lift, lantai delapan belas menunggumu."
Wenny Gao ada yang masih mau dimarahi nya, tetapi dengan tiba-tiba, lalu mengecap di surat lamarannya.
Liam Lin dengan tidak ragu, berjalan keluar dari kantor.
Begitu dia pergi, Wenny Gao langsung menelepon, "Ketika seseorang bernama Liam Lin datang wawancara, bilang kepada orang kamu, suruh mereka perlakukan dia baik-baik, lalu suruh dia keluar."
“Tidak masalah.”
Pihak yang lain juga menyetujuinya, Wenny Gao tersenyum dengan niat jahat.
Berani berpura-pura dalam bidang ini, lihat bagaimana dia menyeselesaikannya!
Mengikuti arahan Wenny Gao, Liam Lin keluar pintu lalu naik lift, di lantai lima, seorang wanita bergegas masuk.
Dia memakai kacamata hitam yang besar, jas kecil, parfum di tubuhnya sangat wangi, tapi sangat acuh.
Liam Lin hanya melirik pinggulnya, lalu berhenti memperhatikan.
Dengan pakaian yang bermerek, dia tidak mampu untuk berbicara dengannya.
Siapa tahu, wanita ini meliriknya beberapa kali, lalu melepas kacamata hitamnya.
"Kakak Kecil! Ini benar-benar kamu!"
Dia menepuk bahu Liam Lin dengan rasa gembira, yang terakhir sedikit mengerutkan alisnya, baru mengenali wajah cantiknya itu.
“Ini kamu?” Apakah kamu baik-baik saja.
Dia menambahkan tiga kata terakhir di dalam hatinya, tetapi dia malu untuk mengatakannya.
Wanita ini persis yang dia bantu waktu di stasiun kereta api itu.
"Kamu masih ingat aku! Apakah kamu kemari mencari pekerjaan? Wawancara bagian petugas keamaan?"
Novel Terkait
Your Ignorance
YayaUnplanned Marriage
MargeryThe Sixth Sense
AlexanderGue Jadi Kaya
Faya SaitamaCEO Daddy
TantoThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensThe Richest man
AfradenDewa Perang Greget×
- Bab 1 Sandiwara
- Bab 2 Akhirnya Pulang ke Rumah
- Bab 3 Mencari Agatha
- Bab 4 Tiga Tahun Lalu
- Bab 5 Demi Sang Adik
- Bab 6 Kembali Bertemu
- Bab 7 Mencari Identitas
- Bab 8 Kecurigaan Wenny Gao
- Bab 9 Agatha Diculik
- Bab 10 Masalah di Tempat Karaoke
- Bab 11 Nafsu
- Bab 12 Tidak Perlu dibahas Lagi
- Bab 13 Adik Ngambek
- Bab 14 Adik yang Baik
- Bab 15 Helaan Napas yang Panjang
- Bab 16 Hujan yang Tidak Terencanakan
- Bab 17 Anak Asuh yang Akan Jadi Istri
- Bab 18 Pesta Malam
- Bab 19 Salah Sangka
- Bab 20 Mengerti Besar dan Kecil
- Bab 21 Bertahan
- Bab 22 Menari
- Bab 23 Alasan Lily Wang Bisa Menyukai Pria Ini
- Bab 24 Mengalihkan Perhatian ke Mukanya
- Bab 25 Membawa Wanita Lain Dua Hari yang Lalu
- Bab 26 Aku Sudah Memberimu Cukup Uang
- Bab 27 Yang Berlalu Biarlah Berlalu
- Bab 28 Utang
- Bab 29 Berani Berjudi Tidak Bisa Membayar
- Bab 30 Membayar dengan Tubuh
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70 Tamat