Dewa Perang Greget - Bab 53
Kak Leo menatapinya selama beberapa detik lalu tersenyum.
Dia berpura-pura tidak peduli dan berkata, "Lumayan ya Lian, kamu semakin hebat, pacarmu ini lumayan cantik."
Mendengar Kak Leo memujinya cantik, Wenny langsung senang, dia merasa hal ini sangatlah memungkinkan.
Dia lalu berpura-pura malu dan tidak menyadari tatapan Kak Leo dan Lian.
"Aku sapa dulu sahabat-sahabat yang lain, Wenny, kamu disini temani Kak Leo mengobrol bentar saja."
Lian dengan tepat waktunya pergi, lalu meninggalkan Wenny disamping Kak Leo.
Beberapa wanita lain saling bertatapan, mereka mengerti bahwa ini adalah wanita lain yang diberikan ke Kak Leo lagi.
Kak Leo menatapi Wenny dan mengisyaratkannya untuk duduk lebih dekat.
Wenny sudah lupa dengan identitasnya yang merupakan pacar sahabat Kak Leo dan langsung duduk disamping Kak Leo.
Sebenarnya orang-orang disamping sana tahu-tahu saja, jadi mereka juga saling bertatapan dan senyum saja, mereka tidak mengatakannya.
Pantas saja Liam tidak menyukainya, wanita sebodoh begini, lelaki normal tidak akan menginginkannya.
Wenny duduk disamping Kak Leo, setelah itu dia tidak berkata apa-apa lagi, karena dia takut dia melakukan kesalahan karena ucapannya.
Kak Leo melirik wanita ini dengan detail, meskipun bukanlah terhitung pintar, namun wanita ini masih terlihat lumayan.
Masih lumayan cocok dengan seleranya, bagaimnaapun juga bisa dipakai untuk dimainkan beberapa saat.
Dia lalu mengisyaratkan wanita disampingnya untuk mulai mengajak Wenny minum arak.
Wenny juga tidak enakan untuk menolak, dia hanya bisa menemani mereka sambil main sambil minum.
Dan Liam yang tidak mengetahui rencana Wenny sedang santai.
Hari ini setelah pulang kerja, dia tidak memikirkan hal lain, dia pergi menemani Lily pergi berjalan-jalan.
Entah kenapa, ketika Lily memanggil Liam, dia langsung oke-oke saja, Liam sudah terbiasa.
Liam langsung pergi dengnanya, dan sama sekali tidak memikirkan betapa dirinya ilfeel terhadapnya sebelumnya.
Setelah jalan-jalan dan baru pulang, dia langsung menerima panggilan dari orang lain.
Liam mendengar lama barulah sadar bawha orang itu adalah orang yang waktu itu di kasino, dan menyuruhnya pergi dulu.
Liam baru ingat bahwa sudah tanda tangan kontrak dengan mereka, namun setelah itu dia tidak pernah pergi lagi.
Mereka memanggilnya pergi sepertinya ada urusan tertentu, oleh karena itu setelah beres-beres dia lalu pergi.
Ketika datang lagi ke kasino, dia tidak bertemu dengan si jenggotan itu, hanya ada anak muda yang lumayan tampan itu.
Dia mengenalkan dirinya bernama Willy He, dia adalah pengelola ditempat ini.
Dengan kata lain semua barang disini diurus olehnya, namun dia tidak mengatakan bahwa dia adalah bos tempat ini.
Perkataan Willy ini mengisyaratkan seolah disini ada bos lain.
Liam berpura-pura bertanya dengan biasa, "Dimanakah lelaki jenggotan itu, mengapa dia tidak ada?"
"Maksudmu Kak Yanto, dia tidak kemari, biasanya dia jarang kesini, kecuali ada hal tertentu, hari itu kamu kebetulan saja bertemu dengannya."
Ternyata orang itu bernama Kak Yanto, namun entah apa nama detailnya.
"Ada apa kamu memanggilku kesini hari ini?"
Liam juga tidak tahu ada apa, melihat mereka sedang beres-beres, dia juga ikut beres-beres.
"Menagih biaya perlindungan, bagaimana? Menarik bukan?"
Seorang anak muda disamping Willy berkata seperti itu, dia melirik Liam dari atas kebawah.
Liam sedikit mencibir, menagih biaya perlindungan, hal seperti itu mana mungkin akan dilakukannya?
"Apakah aku boleh tidak pergi? Aku benar-benar tidak ingin melakukan hal seperti begini."
Namun Willy memberikannya jawaban lewat tatapannya, bagaimana boleh kali ini tidak pergi?
Bagaimanapun juga dirinya juga baru bergabung, sekalipun dirinya bersiap untuk pergi, itu juga masih ada kontrak satu bulan, jadi dia juga tidak bisa tidak pergi.
Liam berpikir dalam hati, asalkan setelah pergi dirinya tidak memukul orang dan tidak melakukan hal lain, maka juga tidak akan ada hal lain lagi.
Jadi Liam menyetujuinya dan pergi bersama mereka.
Namun Liam menyadari bahwa toko yang ingin mereka tagih biaya perlindungan berada didekat rumahnya.
Ini membuat Liam sedikit atau banyak merasa sedikit tegang, impression yang diberikan olehnya kepada para tetangga disini selalu baik.
Sekarang jika dirinya menagih biaya perlindungan dengan para preman disini, bagaimana caranya para tetangga nanti melihatnya.
Dan dirinya juga tidak ingin memperburuk hubungan dengan tetangga, dirinya masih akan tinggal disini.
Sebenarnya jika dirinya mengikuti mereka, maka bagaimana Agatha dan ayahnya bisa menjalani hidup disini lagi.
Itu pasti akan dimaki-maki.
"Apakah kita boleh ganti tempat, disekitar sini tidak boleh."
Mendengar Liam meminta ini minta itu, Willy mulai tidak sabaran.
Dirinya merekrut seorang bawahan atau seorang bos besar, mengapa malah memerintah dirinya?
"Ingatlah, kamu datang menjadi bawahan disini, bukan menjadi bos besar, jangan memerintah ini itu kepada aku lagi."
Mendengar Willy benar-benar sedikit marah, Liam juga tidak tahu harus bagaimana.
Novel Terkait
Cinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaMi Amor
TakashiCinta Tak Biasa
SusantiCinta Seorang CEO Arogan
MedellineSuami Misterius
LauraDewa Perang Greget×
- Bab 1 Sandiwara
- Bab 2 Akhirnya Pulang ke Rumah
- Bab 3 Mencari Agatha
- Bab 4 Tiga Tahun Lalu
- Bab 5 Demi Sang Adik
- Bab 6 Kembali Bertemu
- Bab 7 Mencari Identitas
- Bab 8 Kecurigaan Wenny Gao
- Bab 9 Agatha Diculik
- Bab 10 Masalah di Tempat Karaoke
- Bab 11 Nafsu
- Bab 12 Tidak Perlu dibahas Lagi
- Bab 13 Adik Ngambek
- Bab 14 Adik yang Baik
- Bab 15 Helaan Napas yang Panjang
- Bab 16 Hujan yang Tidak Terencanakan
- Bab 17 Anak Asuh yang Akan Jadi Istri
- Bab 18 Pesta Malam
- Bab 19 Salah Sangka
- Bab 20 Mengerti Besar dan Kecil
- Bab 21 Bertahan
- Bab 22 Menari
- Bab 23 Alasan Lily Wang Bisa Menyukai Pria Ini
- Bab 24 Mengalihkan Perhatian ke Mukanya
- Bab 25 Membawa Wanita Lain Dua Hari yang Lalu
- Bab 26 Aku Sudah Memberimu Cukup Uang
- Bab 27 Yang Berlalu Biarlah Berlalu
- Bab 28 Utang
- Bab 29 Berani Berjudi Tidak Bisa Membayar
- Bab 30 Membayar dengan Tubuh
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70 Tamat