Dewa Perang Greget - Bab 27 Yang Berlalu Biarlah Berlalu

Jadi Liam Lin berdiri di tempat awal tidak bergerak, tapi Lily Wang malah menarik-narik lengannya. Liam Lin membalikkan kepala, Lily Wang mengeluarkan ekspresi seperti menyuruh dia untuk ikut keluar dengannya.

Meskipun Lily Wang tidak begitu suka dengan Wenny Gao, tapi wanita manapun melihat kejadian seperti ini, siapapun akan merasa tidak enak.

Lagipula, Wenny Gao merupakan seorang wanita yang sangat tinggi hati dan sombong, jika gara-gara dihina begini jadi bunuh diri, kejadian seperti ini mungkin saja bisa terjadi. Liam Lin medengar Lily Wang sudah berkata begitu, akhirnya dia mengikutinya keluar.

Dia mencarinya dalam waktu lumayan lama, baru menemukan Wenny Gao sedang mengumpet dan menangis di sudut.

Tidak tahu kenapa, dia melihat bayangan yang kurus di lantai itu dan gemetaran sambil menangis, Liam Lin merasa kasihan, wanita itu juga pernah disayangi oleh dirinya sendiri.

Ada pepatah mengatakan, saat bersama aku adalah kesayangan, tapi mengapa saat bersama dia menjadi bukan apa-apa lagi?

Terpikir sampai sini Liam Lin memperlambat langkahnya, menghembuskan napas, lalu mengambil tisu di dalam kantongnya.

Dia jongkok di depan Wenny Gao, lalu memberikan tisu kepada dia. Tapi Wenny Gao tidak memedulikannya, setelah itu tetap berdiam diri menangis di tempatnya.

Liam Lin tetap menemani dia, tapi saat dia terus menangis, dia malah mengulurkan tangannya dan memeluk Liam Lin. Liam Lin melihat dia tiba-tiba memeluk dirinya, dia terkejut, lalu reaksi pertamanya adalah melepaskan dia.

Tapi di saat dirinya sendiri menyentuh bahu Wenny Gao, dia malah tidak tega melepaskannya. Mungkin saat ini dirinya adalah salah satu penenang Wenny Gao, jika dia melepaskannya, dalam hatinya pasti akan semakin sedih.

Lagipula pelukan ini dulu juga pernah dia berikan kepadanya, jadi dia berikan sekali lagi saja. Kemudian Liam Lin dengan lembut menepuk bahunya.

Wenny Gao memeluknya dengan erat, berbaring dan terus menangis dipelukan dia. Tapi Liam Lin tidak ada cara, ini adalah masalah cinta, dia juga tidak bisa melakukan apa-apa terhadap pria itu.

Tidak tahu sudah menangis berapa lama, Wenny Gao mungkin sudah lelah menangis, ia berbaring di punggung Liam Lin tidak ada pergerakan.

Liam Lin berlahan-lahan memandang dia, bulu mata dia berkedip-kedip, sepertinya sudah tertidur. Liam Lin sedikit tidak berdaya, ini kenapa bisa menangis sampai tertidur? Kemungkinan karena tadi dia telah meminum bir.

Kemudian Liam Lin dengan pelan menggendong dia dengan cara postur tubuh terbaring agar dia tidak mudah tersadar.

Setelah itu memanggil sebuah mobil, dia tahu rumah Wenny Gao dan langsung memberitahu lokasi rumahnya.

Saat di dalam mobil Wenny Gao tidak tersadar, dia terus tertidur di pangkuan Liam Lin. Tapi saat Liam Lin ingin mengantarkannya ke depan pintu rumah, dia harus menbangunkannya. Karena kunci ada di tangan dia, dia sendiri pun tidak bisa membukanya sendiri.

Jadi dia dengan lembut menepuk bahu Wenny Gao.

"Wenny Gao, sadarlah, tolong keluarkan kunci dan bukakan pintu kamu, aku antar kamu masuk ke dalam."

Wenny Gao mengeluarkan suara "Heng.." dan berlahan-lahan mulai tersadar. Dia melihat dirinya sendiri berada di pelukan orang lain, Wenny Gao merasa sedikit tidak enak, buru-buru lompat dari gendongannya.

Setelah itu mengambil kunci di dalam tasnya dan membuka pintunya.

Setelah membuka pintu dia malah tidak terburu-buru masuk, namun tetap berdiri sambil memandang Liam Lin.

Liam Lin tidak mengerti maksud dia, memandang Wenny Gao sambil berkata. "Cepat kamu masuk, aku pergi dulu, jangan menangis lagi."

Tapi Wenny Gao tiba-tiba memeluk Liam Lin, lalu berkata padanya. "Bisakah kamu jangan pergi? Temani aku sebentar, aku tidak ingin sendirian."

Wenny Gao sedikit takut gelap, Liam Lin mengetahuinya, tapi sekarang dirinya sudah tidak berhubungan lagi dengan dia, jika dia tetap di sini juga tidak baik.

"Kamu dengarkan aku, sekarang kita sudah putus, tidak bagus jika kita berdua saja di tempat ini, kalau disebarkan nama baik kamu akan menjadi jelek." Tapi Wenny Gao menggelengkan kepala, tidak ingin melepaskannya.

"Aku sekarang sudah begini, apakah tidak bisa menemani aku sebentar? Apa karena kamu buru-buru ingin pulang menemani Lily Wang? Apakah kamu sekarang benar-benar pacaran dengan dia?"

Mendengar perkataan ini Liam Lin kehabisan kata-kata, kapan dirinya sendiri berpacaran dengan Lily Wang?

"Aku dengan dia tidak ada hubungan apa-apa, dia hanya memperkerjakan aku saja, aku sekarang bisa dianggap sebagai pengawal dia."

"Lagipula hubungan kita berdua tidak ada hubungan dengan dia, hubungan kita juga sudah putus, tidak cocok lagi, sudahlah, jangan ribut lagi." Tapi saat Wenny Gao mendengarkan kalimat ini tiba-tiba mengangkat kepalanya menatap dia.

"Maksud kamu sekarang tidak punya pacar, kamu single? Jadi hubungan kita bisa dijalin ulang lagi?"

Liam Lin tidak menyangka Wenny Gao bisa mengeluarkan permintaan ini, dirinya sendiri sudah kembali begitu banyak kali, tidak pernah terpikir soal hal ini.

Putus ya sudah putus, ini mengartikan bahwa dua orang tidak cocok, tidak perlu balikan lagi. Dan juga tidak tahu kenapa, dirinya sekarang sudah tidak begitu peduli soal masa lalu, yang berlalu biarlah berlalu.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu