Dewa Perang Greget - Bab 38
Tidak peduli apakah Kak Leo benar-benar bermaksud demikian atau tidak, tetapi selama Liam Lin mengetahui apa maksud dari ucapannya, dia tidak mungkin membiarkan orang-orang ini pergi.
"Kuberitahu padamu, kamu bisa melakukan apa saja, tetapi kamu tidak boleh melakukan apa pun kepada Agatha, jika tidak, aku tidak akan membiarkanmu begitu saja."
Ketika melihat Liam Lin menjadi cemas ketika dia mengungkit nama Agatha, Kak Leo tersenyum.
Dia tidak percaya bahwa Liam Lin tidak memiliki kelemahan, lihatlah, Agatha adalah kelemahannya yang terlihat dengan jelas.
"Aku tidak mengatakan bahwa aku telah melakukan apa-apa terhadapnya, selama kamu berjanji, kita bisa mendiskusikannya dengan baik, tetapi jika kamu tidak berjanji......"
Kak Leo berhenti sejenak, maksudnya sudah jelas.
Liam Lin mengertakkan giginya dan akhirnya dia mengatakan sesuatu.
"Kalau begitu aku akan memikirkannya kembali, tetapi pada saat aku memikirkannya, kamu tidak boleh melakukan sesuatu yang merugikan keluargaku."
Ketika mendengar bahwa Liam Lin bersedia untuk mempertimbangkannya, Kak Leo mengangguk dengan puas.
"Tentu saja kamu boleh mempertimbangkannya, aku pasti akan memberimu waktu untuk mempertimbangkannya, jika tidak mungkin saja kamu dapat berubah pikiran."
Liam Lin menatapnya, lalu berjalan ke belakang dan menoleh.
"Di mana Agatha? Aku ingin membawanya kembali."
Kak Leo tersenyum sambil melihat punggungnya.
"Tidak ada, jangan dengarkan omong kosong mereka, aku sama sekali tidak membawa adikmu ke sini."
Liam Lin merasa marah pada saat mendengar dia berbicara seperti itu.
Tetapi kemudian dia memikirkannya kembali, karena mereka tidak melakukan apa-apa terhadap Agatha, maka sekarang Agatha sudah aman.
Dan jika dia berbicara lebih banyak dengan mereka sekarang, mungkin saja akan terjadi sesuatu terhadap Agatha.
Bukannya dia tidak bisa mengalahkan orang-orang ini atau takut pada mereka, tetapi dia memiliki terlalu banyak kekhawatiran sekarang.
Dia tidak boleh hanya memikirkan keinginan dirinya sendiri dan mengabaikan Agatha.
Jadi Liam Lin menahan amarah di dalam hatinya dan berkata kepada Kak Leo.
"Aku harap kamu dapat mengingat apa yang kamu janjikan barusan, jangan mempersulit Agatha dan ayahku lagi dan aku bisa mendiskusikan hal-hal lain denganmu."
Setelah berbicara, Liam Lin langsung pergi dan Kak Leo yang berada di belakangnya tersenyum aneh.
Ketika sudah tiba di rumah, Liam Lin melihat Agatha sedang mengerjakan tugasnya, hatinya sudah tidak merasa terlalu khawatir lagi.
Selama Agatha baik-baik saja, tidak masalah dirinya menjadi seperti apa.
Dia takut Agatha akan khawatir, jadi dia tidak memberitahu masalah ini kepadanya, dia menganggap masalah ini seperti tidak pernah terjadi.
Dia berangkat bekerja pagi-pagi sekali keesokan harinya dan Agatha tidak membiarkan dia untuk mengantarnya.
Jadi sekarang dia tidak sering mengantar Agatha.
Ketika tiba di perusahaan, dia melihat Lily Wang datang, ketika dia masuk dan melihat dia seperti ini, mungkin saja dia sudah baik-baik saja.
Bagaimanapun, dia pasti telah melakukan perawatan yang baik, raut wajah kelelahan yang terlihat pada 2 hari sebelumnya telah hilang.
Lily Wang mengangguk padanya, lalu tersenyum dan naik ke lantai atas, tidak ada pembicaraan di antara mereka berdua.
Karena rumor di perusahaan dalam 2 hari terakhir ini sangat parah, Lily Wang tidak ingin merepotkan Liam Lin sampai keduanya memiliki hubungan yang formal.
Dia sangat takut orang lain akan membicarakan mereka jika Lily Wang berbicara dengannya, jadi ketika dia melihat Lily Wang melakukan ini, Liam Lin merasa sangat berterima kasih.
Tapi tidak semua orang memiliki pemahaman seperti Lily Wang.
Reaksi Wenny Gao setelah masuk sangat berbeda dengan Lily Wang.
Dia masih membawa roti yang sama di tangannya dan menyerahkannya kepada Liam Lin.
"Hari ini aku kembali membawakanmu roti, makanlah selagi panas, roti ini tidak akan terasa enak jika sudah dingin."
Ketika melihat semua orang di sekelilingnya sedang berbisik, Liam Lin merasa sangat tidak nyaman.
Dia mengambl roti-nya, tetapi dia merasa seperti ada yang salah, jadi dia berkata kepada Wenny Gao.
"Kamu tidak perlu berbuat seperti ini, aku tidak terlalu membantumu pada hari itu, kamu juga tidak perlu terlalu sungkan, jika kamu terus seperti ini, aku akan merasa sangat tidak nyaman."
Wenny Gao tidak mengerti apa maksudnya, dia mengira hati Liam Lin tersentuh karena perbuatannya, sehingga membuatnya merasa tidak nyaman.
Tetapi dia tidak menyangka Liam Lin akan mengucapkan kalimat selanjutnya yang benar-benar membuatnya mengertakkan gigi dengan penuh kebencian.
Liam Lin mengatakan sesuatu kepada dirinya.
"Dan kamu tidak perlu membawakanku roti ini lagi, aku sudah lama tidak menyukai rasa ini."
Wenny Gao memandang Liam Lin dengan dingin, pada akhirnya dia berbicara sambil mengertakkan giginya.
"Baiklah, Liam Lin, kamu benar-benar tidak tahu malu sekarang, pada saat aku memperlakukanmu seperti ini sebelumnya, kamu terlihat seperti seekor anjing, sekarang aku memperlakukanmu dengan baik, tetapi kamu malah tidak puas?"
Mendengar Wenny Gao tiba-tiba marah dan mengatakan sesuatu seperti ini pada dirinya sendiri, Liam Lin merasa senang karena dia masih tersadar dan tidak tertipu olehnya.
Sifat wanita ini sangat sombong dan tidak masuk akal, berapa lama pun dia tetap tidak bisa mengubah sifatnya.
Jadi semua perubahan yang dia lakukan pada tempo hari, semuanya hanyalah kepura-puraannya dan untungnya dia tidak mempercayainya.
"Terserah kamu, lagipula aku tidak ingin menjelaskannya, aku hanya ingin berkata, jangan melakukan hal seperti ini lagi di masa depan."
Setelah berbicara, Liam Lin segera membuat jarak dengannya, dia tidak ingin berbicara dengannya lagi.
Novel Terkait
Predestined
CarlyDewa Perang Greget
Budi MaIstri Pengkhianat
SubardiPria Misteriusku
LylyLoving Handsome
Glen ValoraGet Back To You
LexyBack To You
CC LennyDewa Perang Greget×
- Bab 1 Sandiwara
- Bab 2 Akhirnya Pulang ke Rumah
- Bab 3 Mencari Agatha
- Bab 4 Tiga Tahun Lalu
- Bab 5 Demi Sang Adik
- Bab 6 Kembali Bertemu
- Bab 7 Mencari Identitas
- Bab 8 Kecurigaan Wenny Gao
- Bab 9 Agatha Diculik
- Bab 10 Masalah di Tempat Karaoke
- Bab 11 Nafsu
- Bab 12 Tidak Perlu dibahas Lagi
- Bab 13 Adik Ngambek
- Bab 14 Adik yang Baik
- Bab 15 Helaan Napas yang Panjang
- Bab 16 Hujan yang Tidak Terencanakan
- Bab 17 Anak Asuh yang Akan Jadi Istri
- Bab 18 Pesta Malam
- Bab 19 Salah Sangka
- Bab 20 Mengerti Besar dan Kecil
- Bab 21 Bertahan
- Bab 22 Menari
- Bab 23 Alasan Lily Wang Bisa Menyukai Pria Ini
- Bab 24 Mengalihkan Perhatian ke Mukanya
- Bab 25 Membawa Wanita Lain Dua Hari yang Lalu
- Bab 26 Aku Sudah Memberimu Cukup Uang
- Bab 27 Yang Berlalu Biarlah Berlalu
- Bab 28 Utang
- Bab 29 Berani Berjudi Tidak Bisa Membayar
- Bab 30 Membayar dengan Tubuh
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70 Tamat