Perjalanan Cintaku - Bab 11 Maaf, Aku Datang Terlambat

Di atas tempat tidur, bibir Juwita Li mengering, tetapi alisnya sangat tenang. Dia menoleh untuk melihat putrinya dengan khawatir.

Joslin Fang berdiri di samping sambil terisak diam-diam.

Thalia Shi menatap ibunya dengan cermat dan berkata dengan cemas, "Bu, itu bukan aku, bukan aku, benar-benar bukan aku!"

Juwita Li mengulurkan tangannya dan membelai pipi Thalia Shi, lalu mengangguk dengan berlinang air mata, "Aku percaya, aku tahu bahwa putriku tidak akan melakukan hal-hal tidak tahu malu seperti itu!"

Ketika kata-kata itu jatuh, Thalia Shi menangis diam-diam.

Dokter yang berdiri di samping dan menunggu untuk mengumumkan hasilnya pun tidak berdaya.

"Bu, mari kita beritahu dokter dimananya yang sakit, oke? Aku sedang mengumpulkan uang, aku sedang bekerja keras untuk mengumpulkan uang. Setelah semua uang dikumpulkan, ibu bisa melakukan operasi dan kemudian kita bisa pulang..." Thalia Shi tersedak dengan isak tangisnya, tetapi merasa bahwa ibunya di depannya tidak dapat melihat dengan jelas, "Bu, cepat sembuh, ayo kita pulang bersama-sama, oke? Aku sudah ingin makan telur buatanmu..."

Juwita Li tersenyum tetapi tidak menjawab, melainkan hanya melirik Willy Lin yang berdiri di pintu dan berkata, "Joslin mengatakan bahwa kamu sudah putus dengan Willy dan mempunyai pacar lain, benarkah?"

Thalia Shi menangis seperti anak kecil dan tidak bisa berbicara untuk waktu yang lama, ibunya masih sekarat tetapi masih mengkhawatirkannya?

Juwita Li menghela nafas dan berkata, "Bagus juga jika sudah putus, kamu tidak pantas mempunyai pacar seorang anak yang belum dewasa, bagaimana ini bisa membuatku pergi dengan tenang... Hanya saja, sayang sekali aku tidak bisa melihat seperti apakah pria yang akan menjaga Thalia kedepannya, juga tidak tahu pria seperti apa yang akan dipacari Thalia, apakah akan ditipu... "

"Bu..., jangan pergi, jangan pergi, oke? Aku akan menunjukkan pacarku kepadamu, aku akan menunjukkannya kepadamu, aku akan menunjukkannya padamu segera..."

Thalia Shi menekan nomor telepon sambil memegang ponselnya dengan gemetar, sementara ibunya sedang menunggu dengan harapan. Pada saat seperti ini, bagaimana mungkin dia tidak mencari seorang pacar untuk dperlihatkan padanya?

Dalam kepanikan, ponselnya secara tidak sengaja jatuh ke lantai. Thalia Shi mengulurkan tangan dan mengambilnya. Lalu, nada dering teleponnya tiba-tiba berdering, memperlihatkan sebuah nomor yang asing.

“Thalia, apakah ini pacarmu?” Juwita Li bertanya dengan penuh harapan.

Thalia Shi mengangguk dengan keras dan menekan tombol 'menjawab' dengan gugup.

“Wanita penggoda, apakah masih mengingatku?” Dengan nada yang tidak bermoral dan panggilan yang akrab itu, Thalia Shi langsung mengerti siapakah orang di ujung telepon.

“Wilson, bisakah kamu datang ke rumah sakit, oke?” Seolah memegang sedotan yang akan menyelamatkannya, Thalia Shi memohon di telepon, “Tolong cepat datang ke rumah sakit, ibuku ingin melihatmu, aku mohon padamu..."

"Bagus..." kata Juwita Li lembut, perlahan-lahan menutup matanya.

Jantung Thalia Shi berkedut, ponselnya terbanting ke atas lantai, dan dia tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh orang di telepon itu.

Juwita Li koma, dan semua dokter dan perawat telah mengelilinginya...

Ketika Juwita Li terbangun lagi, Thalia Shi dan Joslin Fang berusaha menahan emosi mereka.

Thalia Shi duduk di samping tempat tidur dan mengupas apel untuk ibunya, membisikkan hal-hal lucu ketika dia masih kecil dulu, tetapi Juwita Li memandang ke luar pintu dari waktu ke waktu dan akhirnya tidak bisa menahan diri untuk tidak melihatnya dan bertanya, "Thalia, dimanakah pacarmu? Kenapa masih belum datang?"

Thalia Shi menggigit bibirnya dengan erat, pria itu adalah serigala yang berbahaya!

Bagaimana bisa orang seperti itu datang membantunya karena 'embun cinta' tadi malam?

Mereka tidak mengenal satu sama lain, bahkan dia telah mengatakan bahwa mereka tidak akan berhubungan lagi. Jadi, bagaimana mungkin pria itu akan membantunya?

Joslin Fang yang berdiri di samping pun tidak bisa menahan rasa gugup.

Thalia Shi menarik nafas dalam-dalam dan menatap ibunya dengan putus asa. Ketika dia akan menjelaskan, pintu bangsal tiba-tiba diketuk.

"Maaf, aku terlambat," sebuah suara berat terdengar.

Thalia Shi menatap pria yang berdiri di pintu dengan terkejut.

Dia sudah datang!

Ternyata dia datang!

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu