Siswi Yang Lembut - Bab 63 Kamu Berbohong

'Buzz .... buzz ...'

Getaran telepon membangunkan Vania yang tengah bingung. Dia kemudian mengeluarkan ponselnya dan menemukan kalau Yuna yang tengah meneleponnya.

"Hm ... apakah masih ada hal yang perlu aku jelaskan lagi pada Nyonya?"

Dia menyeringai, karena dia tidak mengerti. Apa lagi yang harus dia katakan ketika sudah jelas bahwa momen perpisahan sudah datang.

"Hmm, maaf Nyonya, apakah ada hal lain yang ingin anda katakan padaku?"

"Vania, kamu dimana, aku ingin bertemu dan berbicara denganmu."

Mendengar suara itu, Vania langsung panik.

"Profesor ... Anda ... ada apa?"

"Vania, tolong dengarkan aku, aku tahu semua tentang kebencian yang kamu miliki terhadapku dan kontrak yang kamu buat dengan Yuna."

"Aku benar-benar ... sangat menyesal."

Vania ingin terus mengatakan sesuatu, tetapi berhenti. Dan meskipun dia sudah mencoba untuk menahan diri, air matanya mengalir.

"Dengar, kasus pembunuhan wanita di Tokyo, yang tidak lain adalah kasus di mana suami membunuh istrinya yang dicurigai berselingkuh dan kemudian bunuh diri, aku benar-benar tidak tahu bahwa kamu adalah putri mereka..."

"Profesor ... tahukah kamu bahwa pembunuh sebenarnya sudah ditangkap? Dan orang yang membunuh ibuku di siang bolong ... adalah tetanggaku, pemilik toko sayur! ... Apakah kamu sudah tahu jika orang itu sudah tertangkap? "

Nada bicara Vania semakin kejam, dia bertanya-tanya apakah Kenzi tahu yang sebenarnya. Tetapi amarahnya belum bisa padam meski pembunuh sebenarnya sudah tertangkap.

"Hah ..." Kenzi menghela nafas pelan.

"Vania, meskipun hal ini akan sangat menyakitkan, tetapi tolong dengarkanlah aku ... Alasan aku mengatakan itu di depan media adalah karena aku harus menjaga nama baik keluargamu ... Meskipun aku mengatakan kalau sang suami yang membunuh istrinya karena mencurigainya selingkuh dan kemudian bunuh diri, tetapi sebenarnya ayahmu lah yang mencurigai kalau ibumu berselingkuh ... Dan juga, berdasarkan hasil dari investigasiku, ibumu punya kekasih ... "

Saat ini, pikiran Vania beteriak. Langit yang tadinya tampak cerah kini berubah menjadi gelap. Dia tidak bisa berhenti gemetar, dan bahkan tangannya yang sedang memegang telepon sepertinya tidak mampu untuk menahannya.

"Kekasihnya ... adalah pemilik toko sayur di sebelah rumahmu ... pertama dia membunuh ayahmu, lalu menyamar sebagai ayahmu untuk membunuh ibumu dan kemudian setelah itu dia bunuh diri di atap, ... ... Pada saat itu, reporter mengajukan pertanyaan gila untuk mengetahui kebenarannya, dan aku tidak bisa langsung mengungkap yang sebenarnya, jadi aku menyembunyikannya karena itu untuk meredam opini publik pada orang tuamu. "

"Tidak mungkin ... tidak mungkin ... kamu berbohong ... kamu berbohong ... ibuku tidak akan selingkuh ... tidak akan ..."

Kemarahan Vania semakin besar saat Kenzi mengatakan yang sebenarnya. Bagaimana mungkin ibunya yang lembut dan baik hati yang selalu mengingatkannya, berselingkuh di belakang ayahnya?

"Ya. Kurasa ibumu juga tidak menduga hal itu? Karena dia menyiapkan steak untuk tiga orang di hari itu, dan itu semua adalah buatan kekasihnya. Pelaku sebenarnya yang tertangkap basah merencanakan semuanya sendiri, karena dia seorang psikopat, sehingga pandangannya tentang cinta, sangat berbeda. "

"Tidaklah mengherankan bahwa jika orang yang diliputi oleh cinta, mereka tidak akan dapat melihat apa yang mereka pegang di tangan mereka, dan siap untuk memberikannya kepada pihak lain ....Baik itu pisau atau bunga."

"Dan itu seperti saat aku bersama Yuna sekarang, dan untukmu... aku tahu kamu akan pergi, dan aku tidak akan menghentikanmu ... tapi bisakah aku yang mengantarmu?"

Suara Kenzi semakin melemah, karena momen ini lebih menyakitkan baginya daripada siapa pun.

"Vania, aku ingin membalas, cinta yang kau berikan padaku ... dan rasa bersalah yang kurasakan padamu ..."

Mendengar hal itu, perasaan Vania menjadi tegang dan tidak bisa lagi dikendalikan. Air mata seakan meledak dan membasahi bajunya, sambil memegang erat telepon di tangannya.

"Bandara Pusat pada pukul dua belas untuk penerbangan internasional ke Paris ..."

Setelah mengatakan itu, Vania segera menutup teleponnya, karena dia tidak tahu apakah dia akan memiliki keberanian untuk pergi jika dia terus melanjutkan pembicaraan.

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu