Siswi Yang Lembut - Bab 30 Pemeriksaan
Hari berikutnya.
Bradi meregangkan pinggangnya dan mengenakan celananya dengan nyaman.
"Aku tidak tahu kapan dia akan mendapatkan kembali ingatannya, jadi tidak banyak waktu tersisa."
"Setelah masalah ini, apakah kamu benar-benar akan membiarkanku pergi?" Nora telanjang, berlutut di tempat tidur, menatapnya dengan memohon.
Dari tatapan matanya, dia tampak ketakutan, dan dia tengah memohon.
"apa?……"
Bradi bingung. Tapi kemudian, wajahnya berubah menjadi penuh dengan amarah.
"Hei! Kenapa kamu tidak membawakan ikat pinggangku? Apa yang kamu lakukan?"
Mendengarnya berteriak, Nora dengan hati-hati mengambil ikat pinggangnya dan menyerahkannya dengan gemetar. Bradi menatapnya dengan puas. Sambil mengambil sabuknya, dia meremas dada montok wanita itu.
"Aku akan melepaskanmu, tetapi kamu harus membuatnya berlutut didepan vaginamu, Jika kamu membuat kesalahan lagi, aku akan lebih mengencangkan ikat pinggangnya agar kamu bisa merasakan bagaimana rasanya hampir mati. Kamu mengerti? "
Bradi mendengus dingin, mengemasi pakaiannya, dan meninggalkan apartemen yang dipenuhi dengan kesenangan dan kesakitan.
...
Rumah Sakit Pusat.
Yuna berbaring diam di ranjang rumah sakit. Gaun kuning muda dan stoking hitamnya sangat kontras dengan seprai putih.
"Mbok Inem, kan?"
Bradi memandang Mbok Inem dan bertanya dengan hormat.
"Ya, Profesor Kens."
"Benar, aku perlu melakukan elektroterapi untuk mengaktifkan sel-sel otak pasien. Proses ini mungkin akan memakan waktu satu jam, jadi aku harus memintamu untuk menunggu di luar sebentar."
Setelah mendengar ini, Mbok Inem memandang Bradi dengan waspada, dan pada saat yang sama sudut matanya mengarah ke Yuna. Tetapi karena Bradi berada di depan ranjang Yuna dan membelakanginya, dia tidak dapat melihat kontak mata antara Yuna dan Mbok Inem.
"Aku ... sebaiknya aku tetap di sisi Nyonya ... Bagaimanapun, aku yang membesarkan Nyonya, aku tidak bisa meninggalkannya ..."
“Yuna… oh… tidak… jika ada orang yang dia kenal berada di sekitarnya, hal itu dapat mempengaruhi mood pasien dan menurunkan keefektifannya. Jadi agar pengobatannya menjadi lebih efektif silahkan Bibi menunggu di luar. Setelah pengobatan selesai, perawat akan memberi tahumu. "
Senyuman di wajah Bradi semakin lebar, tetapi entah kenapa, Mbok Inem merasakan aura yang tidak bisa dibantahkan.
"Kalau begitu ... ya ... aku mengerti ..." Mbok Inem dengan enggan menyetujuinya dan berbalik pergi.
Tapi ketika dia meninggalkan ruangan, dia mengarahkan pandangannya pada Yuna yang tengah terbaring di tempat tidur.
'Kreeek……'
Diiringi suara pintu yang terbuka. Senyum Bradi yang semula ramah tiba-tiba berubah menjadi dingin.
"Huh ... dia benar-benar wanita tua yang setia, tapi tidak yahu level diri sendiri ... Jika bukan karena usiamu sudah tua, aku tidak akan keberatan untuk membuatmu menderita."
'Kreek, Ceklek ……'
Dia menutup pintu dan menguncinya. Saat itulah dia menoleh dan melihat Yuna yang berbaring di ranjang. Hanya saja tatapan matanya sudah tidak lagi jernih.
"Eh ... Yuna ... Kita tidak punya banyak waktu, haruskah kita mulai sekarang?"
Dia berdiri di samping ranjang sambil memperhatikan sosok Yuna yang kurus tapi tetap terlihat sempurna, dia mengangguk karena puas. Tangannya membelai wajah Yuna dengan lembut, kemudian duduk dengan nyaman di ujung tempat tidur.
"Yuna, apa pun yang akan aku lakukan sekarang, tidak akan ada yang tahu … ini adalah kesempatan yang sangat langka, tentu saja aku harus memanfaatkannya. Jadi biarkan aku melakukan pemeriksaan menyeluruh padamu."
Bersamaan dengan dia berbicara, kedua tangannya membuka rok Yuna dan memperlihatkan kedua kakinya yang indah.
Novel Terkait
Cantik Terlihat Jelek
SherinThe Great Guy
Vivi HuangThat Night
Star AngelBeautiful Lady
ElsaLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieStep by Step
LeksAir Mata Cinta
Bella CiaoSiswi Yang Lembut×
- Bab 1 Akademi Kepolisian
- Bab 2 Aku Menyukaimu
- Bab 3 Pertama Kali
- Bab 4 Kegairahan
- Bab 5 Gemetar
- Bab 6 Hangat
- Bab 7 Bersemangat
- Bab 8 Basah Kuyup
- Bab 9 Senyuman Jahat
- Bab 10 Lembut
- Bab 11 Sekarang Saatnya
- Bab 12 Lesu
- Bab 13 Dimanakah Dirinya?
- Bab 14 Hancur
- Bab 15 Kamar
- Bab 16 Membuka Pintu
- Bab 17 Bertemu
- Bab 18 Di Mobil
- Bab 19 Dibawa Pergi
- Bab 20 Denyut Muda
- Bab 21 Perasaan
- Bab 22 Sederhana
- Bab 23 Tanpa Masalah
- Bab 24 Memilih
- Bab 25 Konspirasi
- Bab 26 Kematian
- Bab 27 Bunga Dan Kupu
- Bab 28 Sisi Lain
- Bab 29 Opini Publik
- Bab 30 Pemeriksaan
- Bab 31 Janjian
- Bab 32 Sadar
- Bab 33 Karena Itu Dia Sangat Tidak Peduli Lagi
- Bab 34 Di Sebuah Toko Kopi
- Bab 35 Di Jalan Yang Sepi Ini
- Bab 36 Little Riding Hood
- Bab 37 Bayangan
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41 Indra Keenam
- Bab 42 Jatuh
- Bab 43 Tertarik
- Bab 44 Baik
- Bab 45 Karena Dia
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49 Kejam
- Bab 50 Cinta
- Bab 51 Orang Yang Kucintai Adalah Dirimu, Vania
- Bab 52 Kamu Benar-Benar Pendosa
- Bab 53 Dia Adalah Wanita Yang Paling Dia Cintai
- Bab 54 Ya, Aku Juga Sangat Merindukanmu
- Bab 55 Rasa Cinta Yang Memudar
- Bab 56 Kebenaran
- Bab 57 Hujan
- Bab 58 Benar
- Bab 59 Kebencian
- Bab 60 Kebenaran
- Bab 61 Tidak Tahu Bagaimana Caranya Menghadapi Situasi
- Bab 62 Pertarungan Malam Yang Panjang
- Bab 63 Kamu Berbohong
- Bab 64 Fakta
- Bab 65 Fakta Lain
- Bab 66 Akhir Kisah
- Bab 67 Tamat