Siswi Yang Lembut - Bab 1 Akademi Kepolisian
Akademi kepolisian, ruang kelas Psikologi Kejahatan.
Kenzi Kusyadi mengenakan pakaian jas yang terlihat formal, dan sedang menulis “Melihat psikologi melalui foto” di papan tulis.
“Pembelajaran kita kali ini adalah memprediksikan apa yang sedang terjadi melalui ekspresi seseorang.”
Kenzi menekan remote control, lalu gambar seorang wanita muda berusia dua puluhan pun muncul di layar proyektor.
Ekspresi wanita ini tampak sedikit bingung yang dicampur dengan kenikmatan, dan juga ekspresi kenikmatan seperti itu hanya dapat dimiliki oleh seorang wanita ketika sedang berhubungan badan dengan seorang pria.
Kenzi menatap siswa yang ada di depannya, kemudian dia pun memanggil: “ Andra, bagaimana pendapatmu mengenai foto ini? Menurutmu, bagaimana pemikiran wanita yang ada di foto pada saat itu?
Andra bangkit dengan terlihat sedikit tertekan, ekspresinya terlihat gelisah, yang tampak seperti merasa takut terhadap pertanyaan ini atau pun merasa takut terhadap Kenzi .
Andra menatap foto itu sejenak, kemudian dia berkata: “Aku rasa……seharusnya wanita itu sedang menikmati rangsangan seksual, atau pun dari ekspresinya, bisa dikatakan bahwa wanita itu terlihat sangat gembira dan menikmatinya……”
“Kalau begitu, coba kamu memberitahuku, kamu menilainya berdasarkan apa?” Kenzi bertanya.
“Meskipun foto wanita ini hanya terlihat bagian wajah dan bahunya, tetapi gerakan bahunya, dengan wajahnya yang terlihat memerah, dan juga alisnya yang dinaikkan ke atas, dapat dikatakan bahwa wanita itu sedang menikmati rangsangan seksual, jika kondisi seperti itu dapat terjadi bersamaan, maka hanya dapat dikatakan sebagai rangsangan seksual.” Andra menjawab dengan serius.
“Profesor……”
Tetapi pada saat ini juga, suara yang sangat lembut tiba-tiba terdengar.
Suara itu terdengar sangat renyah dan merdu, seperti irama piano yang elegan, bahkan membuat Kenzi mendengarkannya dengan cermat secara tak terkendali.
“Kalau begitu Vania, apakah kamu mempunyai pendapat yang berbeda?”
“Um, menurutku, seharusnya wanita itu diperkosa, bahkan diperkosa oleh beberapa orang secara bergantian, jadi, dia sangat takut, hingga bergemetaran, tetapi……pada saat itu yang paling dikhawatirkan oleh dia bukanlah akan hamil setelah kejadian tersebut, atau pun efek takut setelah diperkosa……”
Setelah mendengarkannya, Kenzi menyilangkan kedua tangannya di depan dada, dan mengangguk: “Oh? Vania, silakan dilanjutkan.”
“Berdasarkan ekpresi wanita yang ada di foto, orang yang memotretnya, berkemungkinan besar, adalah pacarnya.”
“Jika begitu? Apakah boleh memberitahuku, kenapa kamu akan menganggap seperti itu?” Kenzi sedikit tertarik, dan menanyakannya.
“Sangat sederhana, meskipun dia sedang diperkosa, tetapi dia tidak berusaha untuk melawan, dan juga dari ekspresinya dapat diketahui bahwa, dia sedang bertahan untuk menikmati kegembiraan yang tidak diinginkan……”
‘Plak, plak, plak……’
Kenzi bertepuk tangan, tetapi ekspresi wajahnya terlihat sedikit kesal.
“Ai, sayang sekali Vania .”
Kenzi berkata dengan sedikit kecewa: “Seperti yang dikatakan oleh Vania, wanita itu diperkosa oleh tiga orang secara bergantian, tetapi orang yang memotretnya, bukanlah pacarnya yang seperti dikatakan oleh Vania, melainkan ibunya sendiri……”
Setelah mendengarkannya, semua siswa di dalam kelas menjadi kaget, terutama Vania, bahkan dia pun bangkit dari kursinya secara tidak sadar.
Karena gerakannya terlalu tiba-tiba, sehingga pun membuat dadanya terlihat sedang bergerak.
“Bagaimana mungkin?” Vania kaget.
“Sungguh menyedihkan, ini adalah sebuah kejadian yang terjadi di Jepang, tentu saja kita mengetahui bahwa, AV di Jepang sangat berkembang, ibu dari wanita yang ada di foto itu, merupakan salah satu pekerja AV, mengenai foto ini, adalah foto yang sengaja dipotret oleh ibu itu, dan juga anaknya yang akan menjadi penerusnya sebagai seorang pekerja AV.”
Kenzi menekan remote control lagi, untuk memperlihatkan foto lengkapnya.
Di dalam foto itu terlihat seorang wanita cantik dengan postur tubuh yang bagus, dan juga tubuh telanjangnya yang sedang dimainkan oleh tiga pria.
“Meskipun sayang sekali, tetapi pengamatan dan penalaran yang dilakukan oleh Vania juga lumayan bagus, semoga kamu dapat lulus dari pembelajaran psikologi dan penalaran, serta mewujudkan impianmu untuk menjadi seorang polisi.”
Kenzi mengangguk dan menunjukkan senyumannya kepada Vania .
Ketika sedang menatapnya, wajah cantik Vania, membuat hatinya berdebar kencang dengan tak terkendali……
Novel Terkait
Mendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniMy Only One
Alice SongMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeThe Sixth Sense
AlexanderIstri ke-7
Sweety GirlCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinSiswi Yang Lembut×
- Bab 1 Akademi Kepolisian
- Bab 2 Aku Menyukaimu
- Bab 3 Pertama Kali
- Bab 4 Kegairahan
- Bab 5 Gemetar
- Bab 6 Hangat
- Bab 7 Bersemangat
- Bab 8 Basah Kuyup
- Bab 9 Senyuman Jahat
- Bab 10 Lembut
- Bab 11 Sekarang Saatnya
- Bab 12 Lesu
- Bab 13 Dimanakah Dirinya?
- Bab 14 Hancur
- Bab 15 Kamar
- Bab 16 Membuka Pintu
- Bab 17 Bertemu
- Bab 18 Di Mobil
- Bab 19 Dibawa Pergi
- Bab 20 Denyut Muda
- Bab 21 Perasaan
- Bab 22 Sederhana
- Bab 23 Tanpa Masalah
- Bab 24 Memilih
- Bab 25 Konspirasi
- Bab 26 Kematian
- Bab 27 Bunga Dan Kupu
- Bab 28 Sisi Lain
- Bab 29 Opini Publik
- Bab 30 Pemeriksaan
- Bab 31 Janjian
- Bab 32 Sadar
- Bab 33 Karena Itu Dia Sangat Tidak Peduli Lagi
- Bab 34 Di Sebuah Toko Kopi
- Bab 35 Di Jalan Yang Sepi Ini
- Bab 36 Little Riding Hood
- Bab 37 Bayangan
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41 Indra Keenam
- Bab 42 Jatuh
- Bab 43 Tertarik
- Bab 44 Baik
- Bab 45 Karena Dia
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49 Kejam
- Bab 50 Cinta
- Bab 51 Orang Yang Kucintai Adalah Dirimu, Vania
- Bab 52 Kamu Benar-Benar Pendosa
- Bab 53 Dia Adalah Wanita Yang Paling Dia Cintai
- Bab 54 Ya, Aku Juga Sangat Merindukanmu
- Bab 55 Rasa Cinta Yang Memudar
- Bab 56 Kebenaran
- Bab 57 Hujan
- Bab 58 Benar
- Bab 59 Kebencian
- Bab 60 Kebenaran
- Bab 61 Tidak Tahu Bagaimana Caranya Menghadapi Situasi
- Bab 62 Pertarungan Malam Yang Panjang
- Bab 63 Kamu Berbohong
- Bab 64 Fakta
- Bab 65 Fakta Lain
- Bab 66 Akhir Kisah
- Bab 67 Tamat