Siswi Yang Lembut - Bab 34 Di Sebuah Toko Kopi
Melihat Vania sangat panas dibawah selangkangannya.
Merasakan dampak dari gelombang demi gelombang.
Seperti mesin yang tak kenal lelah, Andra terus meminta Vania terus melanjutkannya.
“Jadi maksudmu profesor pengajar… benar-benar menerimamu?”
“Yaa… Dia memperlakukanku dengan sangat baik. Dengan cara ini masa depanmu dan aku juga akan terjamin kan?”
“Aku… mengerti… apapun yang kamu mau, aku akan melakukannya dengan benar.”
Andra mencium Vania dengan penuh kasih sayang.
Vania pun merespon dengan penuh gairah.
Namun, dalam adegan yang cukup panas ini, itu tidak berlangsung lama.
Andra tidak dapat mengendalikan dirinya lagi.
Awalnya dia sangat bersemangat, lalu seperti terong yang dipanggang, langsung layu dengan cepat.
Di lain sisi, Vania menatap Andra dengan matanya yang menawan.
Tapi kenapa tatapannya terlihat seperti acuh tak acuh, tidak seperti saat dia melihat Kenzi sama sekali.
“Huh? laki-laki sama seperti layaknya anjing, jika kamu memperlakukannya dengan baik mereka akan selalu setia pada tuannya. Apakah kamu yakin dapat membandingkan dirinya dengan dia?? benar-benar tidak melihat kemampuan diri sendiri.”
Dia mengejeknya dalam hati, tapi tidak mungkin diucapkan di depan Andra.
Dan sekarang saaatnya untuk melepas anjing itu untuk berburu.
….
Di sebuah toko kopi.
“Yuna, kamu benar baik-baik saja?? kamu belum benar-benar pulih secara fisik kan?”
Kenzi memotong steak untuk Yuna dengan hati-hati, matanya penuh dengan kasih sayang.
“Aku baik-baik saja… aku sangat ingin makan steak, mengingatkanku saat pertama kita bertemu…”
Bradi duduk di seberang, minum sendirian
Matanya tertuju ke arah Kenzi dan Yuna secara tidak sadar : “ cih terlihat sangat normal… apakah rencanaku belum berhasil?”
“Makan yang banyak , Sayang…”
Kenzi meletakan steak yang sudah dipotongnya di piring Yuna.
Setiap potong steak itu dipotongnya dengan sangat hati-hati dan rapi.
“wahh…terima kasih sayang, aku akan mulai….”
Yuna sangat senang,memandang suaminya dengan penuh cinta.
“Uhm….”
Tiba-tiba ada suara datang mengganggu kebersamaan mereka berdua.
“Uhm.. Kenzi… Aku harus kembali ke rumah sakit… besok kita bisa berjumpa lagi.”
“Oh? Kamu pergi sekarang Brad, tapi kamu juga sangat sibuk setip hari, aku tidak mau mengganggumu, terima kasih untuk diagnosis dan perawatannya.”
“Terima kasih untuk segalanya, karenamu istriku sadar.”
Kenzi menggenggam erat tangan Bradi dengan wajah penuh terima kasih.
“Ya sama-sama, kita semua bersaudara. Jika istrimu sudah benar-benar sembuh jangan lupa traktir aku. Aku harap kamu menikmati waktumu dengan istrimu.”
“Jika kamu bisa meluangkan waktu untuku , ayo kita pergi.”
“Haha,oke kalau begitu, aku pergi dulu, selamat tinggal”
Seketika Bradi pergi meninggalkan mereka berdua.
Selama hal tadi berlangsung, Yuna tetap berusaha tenang, memakan steaknya dan tidak melihat Bradi sama sekali.
“Bye”
Kenzi berkata dengan suara pelan ketika berkata selamat tinggal, matanya tertuju ke Yuna di belakangnya.
Saat ini Yuna dengan pandangan yang rumit, memotong steak dengan kedua tangannya , walaupun steaknya sudah terpotong.
Kenzi menggelengkan kepalanya menghilangkan keraguan di pikirannya dan duduk di samping Yuna sambil tersenyum.
“Istriku, kita harus berterima kasih ke dokter Kens, kenapa kamu tidak mengatakan apa-apa?”
“Maaf Kenzi, aku hanya ingin menghabiskan waktu berdua bersamamu hari ini.”
Yuna berpaling dang menggenggam tangan Kenzi dan menatapnya : “ Sayang, aku mau pergi ke villa. Apakah kamu sibuk?”
“Uhm… villa?? oke…oke…”
Kenzi tersenyum, tapi tidak menatap ke arah Yuna.
“Ayo kita pergi setelah makan. Hal yang paling penting untukmu saat ini adalah makan yang banyak.”
“Oke, aku menurutimu suamiku, karena kamu mengingatkanku pada saat pertama aku makan ini, steak yang kamu berikan padaku.”
Novel Terkait
Cinta Yang Tak Biasa
WennieMr. Ceo's Woman
Rebecca WangGet Back To You
LexyI'm Rich Man
HartantoKembali Dari Kematian
Yeon KyeongLove And War
JaneCinta Di Balik Awan
KellyMy Greget Husband
Dio ZhengSiswi Yang Lembut×
- Bab 1 Akademi Kepolisian
- Bab 2 Aku Menyukaimu
- Bab 3 Pertama Kali
- Bab 4 Kegairahan
- Bab 5 Gemetar
- Bab 6 Hangat
- Bab 7 Bersemangat
- Bab 8 Basah Kuyup
- Bab 9 Senyuman Jahat
- Bab 10 Lembut
- Bab 11 Sekarang Saatnya
- Bab 12 Lesu
- Bab 13 Dimanakah Dirinya?
- Bab 14 Hancur
- Bab 15 Kamar
- Bab 16 Membuka Pintu
- Bab 17 Bertemu
- Bab 18 Di Mobil
- Bab 19 Dibawa Pergi
- Bab 20 Denyut Muda
- Bab 21 Perasaan
- Bab 22 Sederhana
- Bab 23 Tanpa Masalah
- Bab 24 Memilih
- Bab 25 Konspirasi
- Bab 26 Kematian
- Bab 27 Bunga Dan Kupu
- Bab 28 Sisi Lain
- Bab 29 Opini Publik
- Bab 30 Pemeriksaan
- Bab 31 Janjian
- Bab 32 Sadar
- Bab 33 Karena Itu Dia Sangat Tidak Peduli Lagi
- Bab 34 Di Sebuah Toko Kopi
- Bab 35 Di Jalan Yang Sepi Ini
- Bab 36 Little Riding Hood
- Bab 37 Bayangan
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41 Indra Keenam
- Bab 42 Jatuh
- Bab 43 Tertarik
- Bab 44 Baik
- Bab 45 Karena Dia
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49 Kejam
- Bab 50 Cinta
- Bab 51 Orang Yang Kucintai Adalah Dirimu, Vania
- Bab 52 Kamu Benar-Benar Pendosa
- Bab 53 Dia Adalah Wanita Yang Paling Dia Cintai
- Bab 54 Ya, Aku Juga Sangat Merindukanmu
- Bab 55 Rasa Cinta Yang Memudar
- Bab 56 Kebenaran
- Bab 57 Hujan
- Bab 58 Benar
- Bab 59 Kebencian
- Bab 60 Kebenaran
- Bab 61 Tidak Tahu Bagaimana Caranya Menghadapi Situasi
- Bab 62 Pertarungan Malam Yang Panjang
- Bab 63 Kamu Berbohong
- Bab 64 Fakta
- Bab 65 Fakta Lain
- Bab 66 Akhir Kisah
- Bab 67 Tamat