Siswi Yang Lembut - Bab 53 Dia Adalah Wanita Yang Paling Dia Cintai
"Bagaimana? Bagaimana rasanya menjilat penis kepala akademi?"
Bradi duduk dengan nyaman. Di depannya, Nora menjilat penisnya dengan semangat. Kegembiraan karena promosi dan sensasi rangsangan yang tengah dia rasakan membatnya seperti berada di atas awan.
"Bukannya masih ada tiga bulan sebelum waktunya pemilihan?" Nora menggunakan tangannya dan berkata.
"Hmph, tentu saja aku pasti akan terpilih."
Bradi menyentuh hidungnya dengan percaya diri, dan mengatakan semuanya.
"Lagi pula, Bukannya ada orang yang sangat penting di belakangku yang mendukungku? Bagaimana mungkin aku akan gagal?"
Dia mencibir. Sampai sekarang, dia tidak bisa melupakan wajah Kenzi yang seperti hati babi.
"Ayo lebih cepat."
Dia menepuk kepala Nora dengan keras, hal itu sepertinya mendorongnya untuk bergerak lebih cepat.
...
Mengetahui semuanya, Kenzi mengemudikan Audi A6 dan menuju ke kediaman Vania di malam hari. Sepanjang jalan, dia terus meneleponnya. Namun, yang didengar hanyalah suara dingin telepon.
"Nomor yang anda hubungi sedang dilur jangkauan, silakan coba beberapa saat lagi ..."
Karena marah, dia melemparkan teleponnya ke kursi samping, seolah Vania masih duduk di sana dan teleponnya mengenainya dengan keras.
Rumah Vania.
Kenzi membunyikan bel pintu. Pintu besi yang berat sedikit terbuka, tetapi orang yang membuka pintu bukanlah yang dia cari.
"Kamu siapa?" si pemilik bertanya dengan dingin.
"Permisi ... Apakah ini rumah Vania?" Dia ragu.
"Tidak ... Anda salah alamat."
"Brak"
Terdengar suara dingin pintu besi yang tertutup. Suara itu mematahkan harapan terakhir Kenzi. Dia hanya berdiri di depan pintu dan menatap pintu merah dengan bingung. Tidak tahu apa yang akan dia lakukan selanjutnya, karena masa depannya sudah sirna.
Dia adalah wanita yang paling dia cintai, dan pada saat kritis seperti ini malah pergi meninggalkan luka yang begitu dalam. Dia kesakitan, kemudian dia berjongkok di kebawah, dan membiarkan air mata menetes. Dan ini adalah ketiga kalinya dia menangis, selama tiga puluh sembilan tahun hidup.
...
Di sudut taman bermain yang sangat terang, Vania menatap lampu itu, dan dengan rasa campur aduk di hatinya. Dia menekan nomor, nomor yang memiliki hubungan yang tidak bisa dijelaskan dengannya.
"Maaf menggangu Nyonya larut malam, karena suatu hal, aku melanggar kontrak ... Aku akan mengembalikan 6 miliar kepadamu, dan aku akan mengirimkannya melalui ekspedisi besok."
"Oke, kalau begitu selamat tinggal Nyonya."
Tidak ada cara untuk mengetahui apa yang mereka berdua katakan di telepon. Teapi saat Vania menutup telepon, senyum di sudut mulutnya terlihat lega.
Angin malam bertiup kencang, seperti peri, dia menari di malam hari. Bibirnya sangat merah bahkan gelapnya malam tidak bisa menyembunyikannya, dan matanya sangat cerah, secerah bintang di langit malam.
Tapi kenapa?
Air mata jatuh dari sudut matanya?
Air matanya bercucuran, seperti eceng gondok yang tersesat di bawah sinar bulan. Jadi dia tersenyum pahit. Tidak ada hal yang lebih menyakitkan dari ini?
Jadi dia menghela nafas. Hal yang paling kejam adalah dia tidak mencintaiya, bukan?
Karena merasa lelah, dia bersandar di pagar.
Mengapa rambutnya yang terhembus angin malam tampak tak berdaya?
Meski tergantung di telinga, kenapa tidak ada yang peduli?
"Kenzi ... maafkan aku ... tapi tolong percayalah padaku ... aku mencintaimu ... hanya dirimu yang aku cintai... Bahkan jika kamu menyakitiku, bahkan jika aku membencimu di dalam hatiku, aku bisa tidak melupakanmu. "
"Vania ..."
Tiba-tiba, seorang pria muncul di belakangnya. Dia tidak menoleh ke belakang, karena orang yang datang hanyalah seekor anjing yang dia pelihara.
"Kamu disini?"
Novel Terkait
Loving The Pain
AmardaMy Goddes
Riski saputroYama's Wife
ClarkUnperfect Wedding
Agnes YuCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaStep by Step
LeksLove And War
JaneSiswi Yang Lembut×
- Bab 1 Akademi Kepolisian
- Bab 2 Aku Menyukaimu
- Bab 3 Pertama Kali
- Bab 4 Kegairahan
- Bab 5 Gemetar
- Bab 6 Hangat
- Bab 7 Bersemangat
- Bab 8 Basah Kuyup
- Bab 9 Senyuman Jahat
- Bab 10 Lembut
- Bab 11 Sekarang Saatnya
- Bab 12 Lesu
- Bab 13 Dimanakah Dirinya?
- Bab 14 Hancur
- Bab 15 Kamar
- Bab 16 Membuka Pintu
- Bab 17 Bertemu
- Bab 18 Di Mobil
- Bab 19 Dibawa Pergi
- Bab 20 Denyut Muda
- Bab 21 Perasaan
- Bab 22 Sederhana
- Bab 23 Tanpa Masalah
- Bab 24 Memilih
- Bab 25 Konspirasi
- Bab 26 Kematian
- Bab 27 Bunga Dan Kupu
- Bab 28 Sisi Lain
- Bab 29 Opini Publik
- Bab 30 Pemeriksaan
- Bab 31 Janjian
- Bab 32 Sadar
- Bab 33 Karena Itu Dia Sangat Tidak Peduli Lagi
- Bab 34 Di Sebuah Toko Kopi
- Bab 35 Di Jalan Yang Sepi Ini
- Bab 36 Little Riding Hood
- Bab 37 Bayangan
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41 Indra Keenam
- Bab 42 Jatuh
- Bab 43 Tertarik
- Bab 44 Baik
- Bab 45 Karena Dia
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49 Kejam
- Bab 50 Cinta
- Bab 51 Orang Yang Kucintai Adalah Dirimu, Vania
- Bab 52 Kamu Benar-Benar Pendosa
- Bab 53 Dia Adalah Wanita Yang Paling Dia Cintai
- Bab 54 Ya, Aku Juga Sangat Merindukanmu
- Bab 55 Rasa Cinta Yang Memudar
- Bab 56 Kebenaran
- Bab 57 Hujan
- Bab 58 Benar
- Bab 59 Kebencian
- Bab 60 Kebenaran
- Bab 61 Tidak Tahu Bagaimana Caranya Menghadapi Situasi
- Bab 62 Pertarungan Malam Yang Panjang
- Bab 63 Kamu Berbohong
- Bab 64 Fakta
- Bab 65 Fakta Lain
- Bab 66 Akhir Kisah
- Bab 67 Tamat