Siswi Yang Lembut - Bab 45 Karena Dia
Di Dalam Restoran.
"Apa yang sedang dilakukan Kenzi? Istrinya sudah sadar dan dia malah tidak menghadiri pertemuan keluarga yang begitu penting?" Ayahnya tampak dingin, jelas tidak senang karena Kenzi tidak menghadiri pertemuan keluarga.
"Oh ... Ayah ..." Yuna bertingkah seperti bayi.
"Kenzi bilang dia baru saja pulang kerja dan sedang dalam perjalanan. Selain itu, kamu juga tahu betapa sibuknya menjadi profesor pengajar itu. Jangan bilang kamu sudah lupa."
"Ya, Sayang, dan juga menantu kita juga harus berurusan dengan banyak hal. Dia harus mengurus akademi dan juga membantu polisi untuk menyelesaikan kasus - kasus. Maka dari itu dia menjadi sedikit sibuk."
Sang ibu tertawa, dan menuangkan arak untuk suaminya.
"Iya, aku juga tahu kalau dia itu sibuk, andai saja dia bisa lebih bjiak. Yang paling membuatku jengkel itu adalah dia selalu melakukan sesuatu itu satu demi satu, hal itu yang membuatku sangat jengkel."
Kata-kata istrinya dapat meredakan ekspresi dinginnya, tetapi meskipun demikian, dia masih saja mengeluh.
"Ayah, kamu tidak lupakan kalau kamu pernah bilang akan memberi kesempatan kepada Kenzi saat pemilihan kepala akademi kepolisian berikutnya? Dalam beberapa tahun terakhir ini, dia sudah membangun koneksi yang baik serta membantu polisi dalam menyelesaikan beberapa kasus besar. Tidak peduli berapapun umurnya sekarang, dia pantas kok untuk menjadi kepala akademi ... "
Vania mencoba mengalihkan topik pembicaraan. Istri mana yang tidak ingin karir suaminya meningkat. Lagipula dalam proses menaiki tangga, ayahnya bisa membantunya, jadi kenapa tidak.
"Iya kamu tidak perlu mengingatkanku lagi, karena akademi sepertinya juga memiliki harapan yang besar padanya. Belum lagi dia orang yang tegas dalam bekerja dan juga dihormati oleh para siswa. Dia adalah orang yang baik. Kurasa sudah waktunya aku pensiun." Setelah berkata seperti itu, tatapannya menjadi dingin kembali. Dan kali ini, dia seperti bisa melihat dalamnya hati seseorang.
"Dan yang paling penting, meskipun kehidupan pribadinya kurang beruntung, tampaknya hal itu bukanlah masalah, dan itu membuatku cukup puas."
Meski tidak peduli, dia jelas bisa merasa puas pada Kenzi.
"Oh, Ayah, tentu saja, karena kehidupan pribadinya sangat bersih." Kata Vania dengan puas.
...
Audi A6 masih berada di jalan, tetapi sekarang dia bisa berkendara dengan lebih tenang.
"Kamu bilang, lari ..."
Kata-kata Vania membuat Kenzi penuh dalam dilema. Tetapi tiba-tiba, dia tertawa. Dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya pada dirinya sendiri, mengapa dia masih tersenyum ketika mungkin akan kehilangan segalanya?...
Tetapi setelah bertanya berulang kali, dia sadar. Inilah yang mungkin disebut sebagai kebahagiaan yang tak terkira ...
Memikirkan hal itu, Kenzi tidak bisa menahan diri untuk membayangkannya. Matahari, pantai, kapal nelayan. Dia seperti seorang nelayan tua, yang dengan hati-hati menggosok perahu nelayannya, meskipun di bawah terik matahari dia malah merasa sangat hangat. Dan kemudian, Vania menemuinya sambil menggendong anaknya yang sudah lahir.
"Sampai kapan kamumau main?" Dia berpenampilan marah.
"Kenapa kamu ke sini, padahal kamu bisa menungguku di rumah, ? Susah ya?"
"Karena aku ingin mengantar makan siang untukmu? Benar begitukan, sayang?"
"Umm, mengantar makan siang untuk Ayah..."
Suara malu-malu anak itu terdengar dari belakang Vania. Pria itu sangat tampan dan lucu. Lalu, mereka sekeluarga dengan gembira duduk di pantai, dan makan siang dengan bahagia.
"Enak?"
Senyuman lembut Vania seperti mentari pagi yang bersinar cerah. Tidak, bahkan lebih lembut dari matahari pagi.
"Enak……"
Sebelum Kenzi bisa menjawab, anaknya sudah menjawabnya.
"Vania, apa kamu mencampurkan bumbu pedas ke dalam makananmu?"
"Ya, aku menaruh banyak bumbu pedas yang aku suka."
Saat itu, angin laut tengah bertiup kencang, anak-anak dengan gembira membuat benteng pasir di pantai. Lalu dia dan Vania, di bawah rasa nyaman dari angin laut, saling berpelukan. Hanya membayangkannya saja,hatinya sudah dipenuhi oleh kebahagiaan. Dan itulah kehidupan yang sangat dinginkan oleh Kenzi. Hanya saja dia tidak pernah menyangka kalau semua itu akan terjadi karena Vania.
Novel Terkait
King Of Red Sea
Hideo TakashiTen Years
VivianUntouchable Love
Devil BuddyMy Lady Boss
GeorgeThat Night
Star AngelGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraSiswi Yang Lembut×
- Bab 1 Akademi Kepolisian
- Bab 2 Aku Menyukaimu
- Bab 3 Pertama Kali
- Bab 4 Kegairahan
- Bab 5 Gemetar
- Bab 6 Hangat
- Bab 7 Bersemangat
- Bab 8 Basah Kuyup
- Bab 9 Senyuman Jahat
- Bab 10 Lembut
- Bab 11 Sekarang Saatnya
- Bab 12 Lesu
- Bab 13 Dimanakah Dirinya?
- Bab 14 Hancur
- Bab 15 Kamar
- Bab 16 Membuka Pintu
- Bab 17 Bertemu
- Bab 18 Di Mobil
- Bab 19 Dibawa Pergi
- Bab 20 Denyut Muda
- Bab 21 Perasaan
- Bab 22 Sederhana
- Bab 23 Tanpa Masalah
- Bab 24 Memilih
- Bab 25 Konspirasi
- Bab 26 Kematian
- Bab 27 Bunga Dan Kupu
- Bab 28 Sisi Lain
- Bab 29 Opini Publik
- Bab 30 Pemeriksaan
- Bab 31 Janjian
- Bab 32 Sadar
- Bab 33 Karena Itu Dia Sangat Tidak Peduli Lagi
- Bab 34 Di Sebuah Toko Kopi
- Bab 35 Di Jalan Yang Sepi Ini
- Bab 36 Little Riding Hood
- Bab 37 Bayangan
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41 Indra Keenam
- Bab 42 Jatuh
- Bab 43 Tertarik
- Bab 44 Baik
- Bab 45 Karena Dia
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49 Kejam
- Bab 50 Cinta
- Bab 51 Orang Yang Kucintai Adalah Dirimu, Vania
- Bab 52 Kamu Benar-Benar Pendosa
- Bab 53 Dia Adalah Wanita Yang Paling Dia Cintai
- Bab 54 Ya, Aku Juga Sangat Merindukanmu
- Bab 55 Rasa Cinta Yang Memudar
- Bab 56 Kebenaran
- Bab 57 Hujan
- Bab 58 Benar
- Bab 59 Kebencian
- Bab 60 Kebenaran
- Bab 61 Tidak Tahu Bagaimana Caranya Menghadapi Situasi
- Bab 62 Pertarungan Malam Yang Panjang
- Bab 63 Kamu Berbohong
- Bab 64 Fakta
- Bab 65 Fakta Lain
- Bab 66 Akhir Kisah
- Bab 67 Tamat