Siswi Yang Lembut - Bab 29 Opini Publik

"Yuna, apakah kamu sudah tidur ...?"

Sang ibu berjalan perlahan ke kamar Yuna dan dengan perlahan membuka pintu. Saat ini Yuna, tengah berbaring diam di tempat tidur, dia tampak begitu tenang.

"Sepertinya kamu sudah tidur?" Ibunya tersenyum.

Dia berjalan ke tempat tidur dan dengan lembut menutupi Yuna dengan selimut, matanya penuh dengan kelembutan.

"Ya ... tidurlah yang nyenyak, makanlah yang banyak, maka kamu pasti akan segera sembuh ... Anakku ... maaf aku telah membuatmu menderita..."

Ibu membuka pintu, tapi pandangannya tidak bisa lepas darinya. Karena merasakan nafas Yuna yang terlihat berat, membuat hatinya ikut terasa sakit. Namun saat pintu telah ditutup, Yuna yang seharusnya sudah tidur, membuka matanya. Mata yang selalu tampak indah, tetapi kenapa, seperti ada begitu banyak hal yang tersembunyi di matanya?

...

Di dalam apartemen sewaan Nora.

Setelah disiksa oleh Bradi, dia sudah tidak memiliki kekuatan lagi dan hanya bisa berbaring di tempat tidur atas belas kasihan dari Bradi. Agar dimaafkan, Bradi masih terus akan menikmatinya.

"Hei, aku telah menjadi militer selama bertahun-tahun, dan akhirnya pulang, tetapi aku tidak bisa mendapatkan apa yang kuinginkan. Semua karenamu, karena dirimu yang membuatku kehilangan segalanya, jadi meskipun aku melakukannya dengan segala cara, meskipun aku sahabat baiknya, memang kenapa? "

Dia memulai lagi dengan penuh semangat, seolah-olah dia sedang berada di pendidikan militer dan mendapat perintah untuk terus maju ke depan. Dan wanita di bawah selangkangannya seperti pemicu, yang terus-menerus merangsangnya.

Pada saat yang sama, di vila di pinggiran kota.

Kenzi telah selesai mandi dan memandang Vania yang tengah duduk di tempat tidur dan bermain dengan laptop.

"Hei? Vania, apa yang kamu lakukan?"

"Ah, jadi begini, di situs web akademi kepolisian, ada pesan aneh di dalam diskusi teka-teki kasus yang sedang berlangsung.".

"Pesan aneh? ... apa itu?"

"Coba, lihatlah ini."

Dia mengklik mouse dan membuka tab sebelumnya. Kenzi meliriknya, dan hal itu membuatnya sangat terkejut. Karena di bawah pesan di website tersebut, terdapat pesan 'Hubungan cabul antara Profesor Kenzi dengan siswanya, hmmm ...'

Berita itu, meski tiba-tiba, dan tidak berdasar, namun di zaman ketika opini publik lebih bernilai dari pada fakta, maka dapat dikatakan hal itu seperti badai. Dia tidak bisa membayangkan hasutan dan ancaman macam apa yang ada dibalik pesan itu?

"Siapa yang mengunggahnya? Apakah itu hanya lelucon …” Vania menatap Kenzi dengan hati-hati, karena dia takut Kenzi akan salah paham karena kejadian sebelumnya.

"Dari satu sisi dia memanggilku profesor, berarti dia bukan dari masyarakat umum ..."

Kenzi meraba-raba dagunya, sambil menatap pesan itu.

"Meskipun pesan orang ini sengaja dibuat dengan tampilan yang seadanya, tetapi tidak sulit untuk memastikan bahwa orang ini adalah akademi polisi atau seseorang yang memiliki hubungan dengan akademi kepolisian."

"Mungkinkah ... Nora?"

"Bukan dia. Dilihat dari cara dia mengancamku sebelumnya, dia adalah tipikal orang yang suka melakukannya secara langsung dan tidak akan pernah melibatkan dirinya dalam tindakan kecil seperti bermain dari belakang. Ketahuilah, bahwa semakin besar ketahanan psikologis seseorang, dia akan selalu suka menjadi yang ingin mengendalikan, dan Nora adalah orang seperti itu. "

"Lalu siapa?"

Kenzi tidak menjawab. Dalam benaknya, dia dan Vania mulai memahami semuanya, termasuk detailnya kejadiaanya. Salah satunya adalah, kejadian bertemu Andra di bioskop.

"Jika dilihat - lihat dari kejadian - kejadian yang sebelumnya, itu pasti Andra."

Setelah menggabung - gabungkannya, Kenzi akhirnya mendapatkan jawaban.

"Oh? Jika itu Andra, aku punya ide yang bagus ..." Sambil berbicara, Vania mendekati Kenzi dan menempelkan dadanya yang montok ke lengannya yang masih basah oleh air.

”Ide yang bagus?" Kenzi bingung. Tetapi matanya menatap dada montok Vania melalui kacamatanya yang tampak sedikit berkabut.

"Ya, serahkan padaku, aku akan mengurusnya, tapi sekarang, kita tidak boleh membuang waktu, bukan?"

Setelah itu, Vania tiba-tiba mengangkangi Kenzi dan menciumnya dengan penuh kasih sayang.

Tiba-tiba, dia merasakan sensasi yang lembut tak terhingga. Seluruh kamar tidur penuh dengan hawa nafsu.

Novel Terkait

My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu