Siswi Yang Lembut - Bab 23 Tanpa Masalah
"Alahhh, kamu tidak perlu terlalu serius gitu lah, karena tidak peduli apakah seorang pria berusia 20 atau 60 tahun, selama dia memiliki pesona untuk menarik lawan jenis, wanita muda pasti akan mengikuti."
Nora tersenyum. Bersamaan dengan senyumannya yang menjadi lebih berani, dia membuka ritsleting celana Kenzi dengan menggunakan jari kaki, hal itu cukup untuk menunjukkan bahwa wanita ini sangat luar biasa.
Dia pasti sangat baik pada hubungan pria dan wanita, dia juga memiliki cara tersendiri untuk bermain - main dengan pria. Sayang sekali dia menghadapi Kenzi. Meskipun Kenzi tidak tahu alasannya, dia jelas bukan orang yang pasif. Dia memegang pergelangan kaki Nora dan memindahkannya dari pangkal pahanya.
"Maaf, hubunganku dengannya tidak seperti yang kamu pikirkan."
"Oh?"
Nora semakin tertarik.
"Benar saja, selama kamu menaruh perasaanmu, kamu akan menjadi seperti orang biasa."
Dia melepaskan kakinya dari tangan Kenzi dan menariknya kembali. Tapi senyuman di sudut mulutnya menjadi lebih dalam.
"Profesor, bukankah menurutmu apa yang kamu katakan sebelumnya... sepertinya sengaja menekankan bahwa kamu dan Vania memang tidak memiliki hubungan?"
"apa?"
Kenzi panik. Tindakannya yang seolah menyangkal ternyata menjadi bencana. Sebagai seorang profesor psikologi, dia benar-benar sudah dikerjai.
"Saya baru saja mengatakan bahwa saya melihat anda dan Vania bersama. Mengapa anda malah menjelaskannya kepada saya? Bukankah hal itu sebetulnya tidak perlu?"
Dalam sekejap, keringat membasahi pakaian Kenzi. Dia tahu bahwa Nora benar. Dia berusaha terus untuk menyangkalnya dan itu merupakan kesalahan fatal.
"Oh, kamu tidak perlu khawatir. Hal itu tidak ada hubungannya denganku? Lagipula, aku tidak berniat mempermalukanmu dengan memanfaatkaannya untuk keuntunganku sendiri."
Nora mulai makan dan mengabaikan perasaan malu yang tengah dialami Kenzi.
"Oh, ngomong-ngomong, aku lupa memberitahumu, aku ini, punya satu masalah."
Dia berdiri, menutup pintu ruangan, mencondongkan tubuh ke samping dan menatap Kenzi.
"Seperti halnya tas bermerek yang disukai wanita. Meskipun aku tidak menyukainya, tetapi selama aku melihat orang lain memilikinya, aku pasti ingin sekali memilikinya."
Saat dia berkata seperti itu, dia menarik ujung roknya, memperlihatkan pahanya yang indah.
"Jika Vania memilikinya ... maka, itu membuatku juga ingin memiliki ... jadi ..."
Dia mendekati Kenzi. Kaki ramping tersebut memberikan dampak visual yang kuat. Meskipun dia tidak memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu padanya, dia tidak dapat menahan dirinya untuk tidak tertarik padanya.
"Itu hanyalah tas bermerek dan sebenarnya hal itu bukanlah alasan utamaku. Bukan karena aku ingin memilikimu satu - satunya ... tetapi aku hanya ingin memilikimu bersamaan dengan Vania ..."
Nora berdiri di depannya. Kenzi tidak bisa menahan napasnya karena aroma tubuhnya yang menggairahkan. Meskipun Nora mempermalukannya, dia tidak bisa berbuat apa - apa. Tetapi kenapa dia memiliki dorongan untuk memahaminya?
Jadi kedua pergi berdampingan dan pergi ke apartemen tempat Nora tinggal.
"Tidak kusangka, kamu akan datang ke rumahku."
"Apa? Apa menurutmu aku akan mengantarmu ke hotel? Kalau kamu berubah pikiran di sini, sulit untuk mengatakan bahwa kaku diperkosa, kan?"
"Oh, anda memang pantas menjadi profesor, sangat pintar."
"Kalau begitu bisakah kamu memberitahuku apa yang sedang kamu rencanakan?"
"Maaf, sepertinya sekarang belum waktunya untuk membahas masalah itu kan?"
Nora berinisiatif memulai dan langsung mencium bibir Kenzi. Dan Kenzi juga berusaha keras untuk mengikuti kemauannya. Namun, ketika tengah saling berciuman, Nora diam-diam mengeluarkan ponselnya dan membukanya dengan tenang. Dan Kenzi, yang sudah siap, mana mungkin tidak bisa mencegahnya?
Tiba-tiba ia meraih pergelangan tangan Nora dan bertanya: "Apa? Kamu menyesal? Ingin merekamnya?"
"Bukan, bukan seperti yang kamu pikirkan, aku tidak ..."
“Tidak masalah, apa kamu sudah merencanakannya dari awal? Kamu merencanakannya dengan Vania? Jadi kalian berdua bersatu untuk menghancurkanku ..."
Kenzi mencibir dan menyalakan fungsi kamera ponsel Nora.
"Kamu ... apa yang kamu lakukan?"
"Hah, apakah kita masih perlu membicarakannya? Tentu, membalikkan keadaan."
Kenzi menekan tombol kamera. Dengan flash yang berkedip, foto telanjang Nora tersimpan.
"Profesor ... ini tidak seperti yang kamu pikirkan ... aku tidak bergabung dengan Vania ... Aku hanya ingin pamer pada Vania ..."
Nora panik dan tidak peduli apa yang akan dilakukan Kenzi, dia mengambil baju di samping dan menutupi tubuhnya.
"Maaf, aku telah mengunggah gambarmu ke ponselku, kamu pastinya tahu apa artinya ini?"
Kenzi meninggalkan ponselnya di samping.
"Itu berarti kamu memberikan foto telanjangmu secara sepihak kepadaku, itu saja ..."
Kenzi mulai mengenakan pakaiannya, ekspresinya acuh tak acuh.
"Ingat, tidak ada yang terjadi di antara kita. Itu sama dengan Vania. Sebaiknya kamu tutup mulut dan pergi ke sekolah untukku. Dalam hal ini, aku akan membiarkanmu lulus tanpa masalah."
Novel Terkait
Anak Sultan Super
Tristan XuVillain's Giving Up
Axe AshciellyCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaBehind The Lie
Fiona LeeLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieSiswi Yang Lembut×
- Bab 1 Akademi Kepolisian
- Bab 2 Aku Menyukaimu
- Bab 3 Pertama Kali
- Bab 4 Kegairahan
- Bab 5 Gemetar
- Bab 6 Hangat
- Bab 7 Bersemangat
- Bab 8 Basah Kuyup
- Bab 9 Senyuman Jahat
- Bab 10 Lembut
- Bab 11 Sekarang Saatnya
- Bab 12 Lesu
- Bab 13 Dimanakah Dirinya?
- Bab 14 Hancur
- Bab 15 Kamar
- Bab 16 Membuka Pintu
- Bab 17 Bertemu
- Bab 18 Di Mobil
- Bab 19 Dibawa Pergi
- Bab 20 Denyut Muda
- Bab 21 Perasaan
- Bab 22 Sederhana
- Bab 23 Tanpa Masalah
- Bab 24 Memilih
- Bab 25 Konspirasi
- Bab 26 Kematian
- Bab 27 Bunga Dan Kupu
- Bab 28 Sisi Lain
- Bab 29 Opini Publik
- Bab 30 Pemeriksaan
- Bab 31 Janjian
- Bab 32 Sadar
- Bab 33 Karena Itu Dia Sangat Tidak Peduli Lagi
- Bab 34 Di Sebuah Toko Kopi
- Bab 35 Di Jalan Yang Sepi Ini
- Bab 36 Little Riding Hood
- Bab 37 Bayangan
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41 Indra Keenam
- Bab 42 Jatuh
- Bab 43 Tertarik
- Bab 44 Baik
- Bab 45 Karena Dia
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49 Kejam
- Bab 50 Cinta
- Bab 51 Orang Yang Kucintai Adalah Dirimu, Vania
- Bab 52 Kamu Benar-Benar Pendosa
- Bab 53 Dia Adalah Wanita Yang Paling Dia Cintai
- Bab 54 Ya, Aku Juga Sangat Merindukanmu
- Bab 55 Rasa Cinta Yang Memudar
- Bab 56 Kebenaran
- Bab 57 Hujan
- Bab 58 Benar
- Bab 59 Kebencian
- Bab 60 Kebenaran
- Bab 61 Tidak Tahu Bagaimana Caranya Menghadapi Situasi
- Bab 62 Pertarungan Malam Yang Panjang
- Bab 63 Kamu Berbohong
- Bab 64 Fakta
- Bab 65 Fakta Lain
- Bab 66 Akhir Kisah
- Bab 67 Tamat