Siswi Yang Lembut - Bab 38
Di dalam apartemen Nora. Bradi mengayunkan ikat pinggangnya, sambil memukuli Nora dengan keras.
"Sudah cukup lama dan aku masih belum bisa menjatuhkan Kenzi. Menurutmu, apa yang harus aku lakukan sekarang ..."
Bradi marah dan memukul Nora lebih keras.
"Aku itu bertanya padamu ... apa yang harus aku lakukan sekarang? Sebaiknya kamu mengatakan sesuatu padaku? Jika kamu tidak membuat kesalahan di awal, semuanya tidak akan jadi seperti ini?"
"Aku ... aku punya ... ide bagus ..."
Nora mengerutkan kening. Bahkan setelah menderita dari penyiksaan tidak manusiawi Bradi, dia masih bisa bertahan.
"Huh ... apa itu ... Kalau itu ide yang bagus, aku janji, aku tidak perlu sabuk untuk melayanimu hari ini ..."
"Ya, jika kamu mengikuti caraku, semuanya akan lebih mudah diselesaikan daripada yang kamu bayangkan ..."
"Oh? ... Menarik ..."
...
Di dalam vila pinggiran kota.
Yuna bersandar di pagar dan menatap langit malam yang gelap.
"Apa kamu tidak kedinginan?" Kenzi bertanya karena khawatir.
Yuna berbalik dan tersenyum: "Eh, enggak kok ..."
Kemudian, dia meninggalkan pagar karena Kenzi sudah berjalan ke arahnya dengan membawa segelas anggur merah. Dia mengambilnya dan mengucapkan terima kasih dengan lembut. Kemudian keduanya berdiri berdampingan dan menatap langit malam.
"Wow ... sayang ... lihat itu, itu bintang jatuh." Yuna sangat bahagia, seperti anak kecil.
"Sayang, apakah kamu ingin membuat permohonan?"
"Kalau kamu ingin tahu tentang permohonannku, permohonanku sudah dikabulkan." Kenzi memandang Yuna , dari pandangan itu Yuna sudah mengerti.
"Karena aku bisa melihat matamu, bertatap muka denganmu lagi."
Keduanya mengangkat gelas dan bersulang. Meski ada handuk mandi di kepalanya, Yuna menyelipkan rambutnya yang berantakan dengan cukup rapi. Meskipun sudah malam, tetapi dia masih bisa melihat rona pipinya yang memerah.
"Aku benci ... kamu benar-benar berubah banyak."
"Aku ingat, saat pertama kali melihatmu, kamu masih gemetar gugup." Yuna menutupi wajahnya dan tersenyum.
Karena digoda olehnya, Kenzi terbatuk dua kali karena malu.
"Um ... sayang, itu ... masa lalu, jangan mengingat hal itu lagi ..."
Tiba-tiba, Kenzi meraih tangan Yuna . Tatapannya begitu lembut, mereka merasa begitu bersemangat dan cemas seolah-olah seperti waktu pertama kali bertemu.
" Yuna ..."
"Ayo mulai lagi! Maksudku tentang memiliki anak ..."
Saat itu, Kenzi benar-benar ingin mengatakan, mari kita lupakan semua kesalahan di masa lalu dan memulainya kembali. Tetapi ketika dia sadar bahwa kalimatnya mungkin bisa membuat salah paham, dia mengalihkannya tentang memiliki anak itu.
Pastinya.
Yuna merasa tertekan ketika mendengar kata "anak".
Dia menggenggam tangan Kenzi dan tanpa sadar menggenggamnya dengan kuat.
"Suamiku ... aku ingin ... memiliki anak, aku ingin anak perempuan, aku yakin dia pasti akan sangat cantik."
Melihat sorot mata Yuna yang penuh harap, hati Kenzi seperti ditusuk. Yuna akhirnya kembali seperti dulu. Jika dia tahu kalau dia tidak lagi bisa hamil ...
Sehingga.
Dia tidak boleh memberitahunya sekarang ...
"Oke, kita akan memiliki anak perempuan, anak perempuan yang secantik dirimu."
Kenzi dengan lembut menyentuh hidung Yuna . Gerakan spontan itu membuat Yuna terlena.
"Sayang..."
"Iya……"
Mereka saling memandang, mereka menemukan cinta di dalam mata mereka masing - masing. Kemudian, mereka tidak lagi menunggu. Kemudian, mereka mendekat, keduanya berciuman dengan mesra untuk menenangankan hatinya.
Bagi Kenzi sekarang, yang perlu dia lakukan hanyalah memberi Yuna harapan. Jika memiliki anak adalah impian Yuna , maka dia akan menuangkan bahan bakar harapan ke dalam mimpi itu. Jadi, apakah dia atau Yuna , akan merasa lebih baik?
Novel Terkait
Love In Sunset
ElinaInventing A Millionaire
EdisonTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniYou're My Savior
Shella NaviCinta Yang Berpaling
NajokurataCinta Yang Dalam
Kim YongyiWahai Hati
JavAliusSiswi Yang Lembut×
- Bab 1 Akademi Kepolisian
- Bab 2 Aku Menyukaimu
- Bab 3 Pertama Kali
- Bab 4 Kegairahan
- Bab 5 Gemetar
- Bab 6 Hangat
- Bab 7 Bersemangat
- Bab 8 Basah Kuyup
- Bab 9 Senyuman Jahat
- Bab 10 Lembut
- Bab 11 Sekarang Saatnya
- Bab 12 Lesu
- Bab 13 Dimanakah Dirinya?
- Bab 14 Hancur
- Bab 15 Kamar
- Bab 16 Membuka Pintu
- Bab 17 Bertemu
- Bab 18 Di Mobil
- Bab 19 Dibawa Pergi
- Bab 20 Denyut Muda
- Bab 21 Perasaan
- Bab 22 Sederhana
- Bab 23 Tanpa Masalah
- Bab 24 Memilih
- Bab 25 Konspirasi
- Bab 26 Kematian
- Bab 27 Bunga Dan Kupu
- Bab 28 Sisi Lain
- Bab 29 Opini Publik
- Bab 30 Pemeriksaan
- Bab 31 Janjian
- Bab 32 Sadar
- Bab 33 Karena Itu Dia Sangat Tidak Peduli Lagi
- Bab 34 Di Sebuah Toko Kopi
- Bab 35 Di Jalan Yang Sepi Ini
- Bab 36 Little Riding Hood
- Bab 37 Bayangan
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41 Indra Keenam
- Bab 42 Jatuh
- Bab 43 Tertarik
- Bab 44 Baik
- Bab 45 Karena Dia
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49 Kejam
- Bab 50 Cinta
- Bab 51 Orang Yang Kucintai Adalah Dirimu, Vania
- Bab 52 Kamu Benar-Benar Pendosa
- Bab 53 Dia Adalah Wanita Yang Paling Dia Cintai
- Bab 54 Ya, Aku Juga Sangat Merindukanmu
- Bab 55 Rasa Cinta Yang Memudar
- Bab 56 Kebenaran
- Bab 57 Hujan
- Bab 58 Benar
- Bab 59 Kebencian
- Bab 60 Kebenaran
- Bab 61 Tidak Tahu Bagaimana Caranya Menghadapi Situasi
- Bab 62 Pertarungan Malam Yang Panjang
- Bab 63 Kamu Berbohong
- Bab 64 Fakta
- Bab 65 Fakta Lain
- Bab 66 Akhir Kisah
- Bab 67 Tamat