Siswi Yang Lembut - Bab 59 Kebencian
Mendengarkan cerita Vania, Yuna mengerti apa yang dia pikirkan.
"Tapi kenapa kamu … memilih untuk menulis surat daripada mengatakannya sendiri?"
Dia bingung, karena di zaman sekarang ini, menuntut seseorang dengan menulis surat sama sekali percuma dan belum tentu efektif.
Dan Vania, dia adalah orang yang sangat ketat, baik dalam penampilan, dan cara dia berbicara, jadi mengapa dia melakukannya dengan cara seperti itu?
"Bukannya aku bisa bertemu dengannya setiap hari di akademi?"
"Ya, lalu mengapa aku melakukannya dengan cara menulis surat?"
Vania menjawabnya dalam hati. Setelah beberapa saat, dia menghela nafas lega.
"Pertama: Saya ingin tahu apakah dia ingat kasus ini."
"Dan kedua?"
"Kedua..."
Vania terdiam, keheningannya sangat lama sekali. Pada saat jiwanya kembali tenang, air mata jatuh tak terkendali.
........
Yuna melihat ke arah Kenzi, dan tersadar dari lamunannya.
"Oh Kenzi tahukah kamu apa yang dia katakan saat itu?"
"Dia bilang dia ..."
Sampai hari ini, Yuna tidak bisa melupakan ketegasan Vania saat dia menyampaikan poin keduanya. Dia sangat serius, bahkan begitu seriusnya sehingga dia duduk tegak saat mengucapkan kata-kata itu. Apa mungkin karena dia gugup?. Tangannya, yang awalnya memegang ujung roknya, saling bersilangan di depan dadanya, dan pipinya memerah.
"Karena ... karena saya mencintai profesor."
Jawabannya sangat yakin, meski di matanya terlihat ada perasaan yang menyakitkan. Tetapi dia masih tidak bisa menyembunyikan kebenaran. Jari-jari Yuna, dengan lembut menutup bibir Kenzi.
"Oh suamiku ... dia bilang dia mencintaimu ... apakah itu terdengar seperti sesuatu?"
"Dia sangat membencimu sehingga dia pindah ke akademi kepolisian yang paling dia benci, dan terlebih lagi karena dia membencimu, dia berpindah akademi untuk menjadi muridmu ... tapi dalam prosesnya, dia jatuh cinta padamu."
Yuna meringkuk di dada Kenzi yang telanjang seperti kucing yang terluka. Matanya, dipenuhi dengan kebencian, tetapi juga dipenuhi dengan antisipasi.
"Kau tahu, dia penting bagiku karena aku hanya membutuhkan orang seperti itu dalam rencanaku, dan kebetulan saja dia muncul."
........
"Baiklah, terima kasih atas kejujuranmu, Nona Vania."
Yuna menyesap dari cangkir kopinya. Pikirannya, yang tadinya marah, sudah kembali tenang saat ini.
"Melihat kejujuranmu, aku punya tawaran untukmu ..."
"Sebuah tawaran?" Vania memandangnya dengan bingung.
"Setelah mendengarkan narasimu, aku yakin bahwa kita memiliki tujuan yang sama, dan aku dapat membantumu membalas dendam."
Mendengar itu, Vania menatapnya keheranan, karena dia tidak menyangka bahwa istri profesor, yang seharusnya sangat marah atas pengakuannya, malah justru bersedia menawarkan bantuan untuk membantunya.
"Bagaimana? Apakah Anda ingin mendengar dan membaca tawaranku?"
Yuna tersenyum dan senyumannya sangat indah.Bahkan Vania pun juga diliputi oleh senyuman. Awalnya, dia ingin menolak, karena dia tidak tahu untuk apa dia memintanya melakukan itu, dan jika ternyata itu hanyalah jebakan untuk menjebaknya, maka dia akan mati, ya kan?. Tetapi kenapa, hatinya seolah telah menerima tawaran itu. Meskipun, dia tidak tahu masalah macam apa yang akan ditimbulkan dari tawaran itu.
"Jika Anda berkata demikian, maka saya bersedia mendengarkannya, tetapi tentu saja, ini bukan berarti saya menyetujuinya."
Vania bersiap untuk mundur, karena sebetulnya niatnya utamannya adalah untuk membalas dendam. Jadi dia tidak ingin kehilangan semua yang dia miliki karena itu.
"Jangan khawatir, aku tidak akan menempatkanmu dalam posisi pasif, apalagi satu-satunya orang yang bisa pasif dalam proses ini adalah diriku sendiri, karena kebencianku tidak kurang dari kebencianmu ..."
Novel Terkait
Pejuang Hati
Marry SuCinta Di Balik Awan
KellyCutie Mom
AlexiaMy Perfect Lady
AliciaBack To You
CC LennyGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangInnocent Kid
FellaSiswi Yang Lembut×
- Bab 1 Akademi Kepolisian
- Bab 2 Aku Menyukaimu
- Bab 3 Pertama Kali
- Bab 4 Kegairahan
- Bab 5 Gemetar
- Bab 6 Hangat
- Bab 7 Bersemangat
- Bab 8 Basah Kuyup
- Bab 9 Senyuman Jahat
- Bab 10 Lembut
- Bab 11 Sekarang Saatnya
- Bab 12 Lesu
- Bab 13 Dimanakah Dirinya?
- Bab 14 Hancur
- Bab 15 Kamar
- Bab 16 Membuka Pintu
- Bab 17 Bertemu
- Bab 18 Di Mobil
- Bab 19 Dibawa Pergi
- Bab 20 Denyut Muda
- Bab 21 Perasaan
- Bab 22 Sederhana
- Bab 23 Tanpa Masalah
- Bab 24 Memilih
- Bab 25 Konspirasi
- Bab 26 Kematian
- Bab 27 Bunga Dan Kupu
- Bab 28 Sisi Lain
- Bab 29 Opini Publik
- Bab 30 Pemeriksaan
- Bab 31 Janjian
- Bab 32 Sadar
- Bab 33 Karena Itu Dia Sangat Tidak Peduli Lagi
- Bab 34 Di Sebuah Toko Kopi
- Bab 35 Di Jalan Yang Sepi Ini
- Bab 36 Little Riding Hood
- Bab 37 Bayangan
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41 Indra Keenam
- Bab 42 Jatuh
- Bab 43 Tertarik
- Bab 44 Baik
- Bab 45 Karena Dia
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49 Kejam
- Bab 50 Cinta
- Bab 51 Orang Yang Kucintai Adalah Dirimu, Vania
- Bab 52 Kamu Benar-Benar Pendosa
- Bab 53 Dia Adalah Wanita Yang Paling Dia Cintai
- Bab 54 Ya, Aku Juga Sangat Merindukanmu
- Bab 55 Rasa Cinta Yang Memudar
- Bab 56 Kebenaran
- Bab 57 Hujan
- Bab 58 Benar
- Bab 59 Kebencian
- Bab 60 Kebenaran
- Bab 61 Tidak Tahu Bagaimana Caranya Menghadapi Situasi
- Bab 62 Pertarungan Malam Yang Panjang
- Bab 63 Kamu Berbohong
- Bab 64 Fakta
- Bab 65 Fakta Lain
- Bab 66 Akhir Kisah
- Bab 67 Tamat