Air Mata Cinta - Bab 51 Kebeneran

Dia masih ragu, Novita telah teriak: “Aku tidak tahu harus bagaimana, Clara, aku telah menghabiskan waktu selama tiga tahun meyakinkan diriku untuk tidak mencintainya lagi, jika seperti ini aku tidak akan tersakiti olehnya, tapi mengapa dia datang kembali menggangguku, kenapa, sebenarnya aku berhutang seberapa banyak padanya, jangan-jangan seumur hidupku aku tidak akan bisa melunasinya......”

Hingga air matanya membasahi kedua telapak tangannya, Clara akhirnya tidak dapat menahannya, memejamkan matanya sejenak, menguatkan hatinya.

Jika Yohanes akan menghancurkannya, dia tetap tidak ingin melihat Novtia menderita seperti ini.

Kedua tangannya diletakkan diatas kedua bahu Novita, menatapnya dengan sungguh-sungguh, selama beberapa detik.

“Novita, bagaimana jika kubilang, Steven benar-benar mencintaimu?”

Novita tidak mempercayainya, dengan tersenyum pahit menggelengkan kepalanya, “Tidak mungkin, kamu tidah tahu seberapa besar kebenciannya padaku, dia pernah bilang jika dia sangat membenciku hingga berharap jika aku mati saja, menurutmu seberapa besarkah kebenciannya, hingga dia mengatakan kalimat itu?”

Clara dengan bersemangat berkata: “Itu karena kamu tidak tahu, dia menggabungkan perusahaan ayah kita, karena dia tidak ingin perusahan kita ditekan oleh perusahaan lain, dia pergi ke Inggris, karena kamu menyukai Inggris, dia ingin mengejarmu, maka dari itu dia menetap di Inggris selama tiga tahun, dia selalu memakai cincin pernikahan kalian, dia selalu memakainya sejak pergi ke Inggris, Novita, Steven terus menunggumu.”

Dia terus menunggumu.

Novita merasa seperti dijatuhi sebuah bom, tidak tahu harus menunjukkan raut wajah yang bagaimana, “Apa yang tadi kamu katakan? Dia pergi ke Inggris demi aku?”

Dia telah menghabiskan waktu lima tahun tapi tetap tidak dapat melenyapkan perasaannya yang sekuat batu terhadap Steven, bagaimana mungkin perasaannya menjadi semakin membara setelah dia berpura-pura meninggal.

Novita yakin jika Clara merasa kasihan padanya melihat keadaannya sekarang, maka dia berbicara seperti itu untuk menghiburnya.

“Clara, kamu tidak perlu mengatakan hal seperti itu untuk membohongiku.”

“Untuk apa aku membohongimu, kamu hanya takut untuk mempercayai hal itu! Novita, jika dia melakukan itu hanya demi seorang anak, begitu banyak wanita yang ada didunia ini, tak terhitung berapa banyak wanita yang ingin naik ke atas ranjangnya, untuk apa dia bersusah payah demi kamu seorang. Kamu telah dibutakan selama tiga tahun ini, Steven, orang yang dia cintai hanyalah kamu!”

Novita tidak dapat mengeluarkan sepatah katapun: “di...... dibutakan?”

……

Didalam villa, setelah Novita pergi, Steven menghancurkan segalanya yang ada disini.

Setiap hari di perusahaan, di club malam, dia melewati malamnya disegala tempat untuk menenangkan diri.

Namun hanya beberapa hari kemudian dia kembali ke tempat ini, seperti seorang gelandangan yang akhirnya menemukan sebuah tempat untuk berlindung dari angin dan hujan.

Max segera menghempaskan dirinya duduk diatas lantai, “Steven, kamu merasa begitu sedih, kenapa tidak mati saja sekalian?”

Melihat dia yang sekarang, apakah sama dengan Steven yang dulu selalu berdiri tegap dan gagah?

Dia bahkan sudah tidak memperdulikan perusahaannya lagi, lagi pula tidak perduli apakah karyawan mengundurkan diri atau tidak tetap saja dia sudah kehilangan setengah karyawannya, tidak ada hasil dari pemeriksaan biro perpajakan saat ini, Steven tidak melakukan tindakan apapun, orang-orang diluar sana sedang membicarakan bahwa perusahaannya akan mengalami kebangkrutan.

Max tidak memperdulikan masalah itu, yang dia khawatirkan adalah kondisi Steven saat ini.

“Steven, bagaimana bisa kamu sebodoh ini?”

Steven mengeratkan genggamannya pada kaleng bir yang dipegangnya, suaranya dengan nada tajam, menertawakan diri sendiri: “Ya, didunia ini tidak ada orang yang lebih bodoh dariku, dia berada disisiku selama lima tahun, aku menganggapnya seperti manusia transparan, hingga aku mengira dia telah mati, aku baru mengerti perasaanku yang sesungguhnya.”

Dia memejamkan matanya, menghela nafasnya dengan berat, matanya sedikit memerah, “Ketika mengetahui dia masih hidup, aku kira, Tuhan memberikanku kesempatan untuk menebus kesalahanku, aku terlalu bodoh, mengira cermin yang telah kuhancurkan hingga berkeping-keping masih dapat utuh kembali seperti semula.

Novita yang mencintainya setegah mati itu, telah benar-benar melepaskannya ketika kecelakaan itu terjadi.

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu