Air Mata Cinta - Bab 1 Seberapa Pantaskah Dirimu?
Steven sudah 3 bulan penuh tidak pulang ke rumah.
Menikah selama 5 tahun, akan tetapi hari dimana dia pulang ke rumah hanya hitungan jari.
Selamanya selalu dia di yang menunggu Steven pulang, seperti Clara yang menertawakannya, hidupnya seperti selir yang tinggal di dalam sebuah istana tua yang dingin menunggu kepulangan raja.
Villa itu sangat dingin, dia duduk di ruang tamu dan menyalakan sebuah lampu minyak kecil. Mungkin ini bukti kasih sayang Tuhan, dia ternyata benar-benar mendengarkan suara pintu yang terbuka.
Sebuah kejutan datang kembali, sesosok pria tegap penuh dengan aroma beer masuk dengan sempoyongan.
Novita bergegas mendekatinya ingin memapahnya, akan tetapi Steven malah mendorongnya, ekspresi jijik dari wajah Steven tidak dapat dihindari dari mata Novita.
Wajah Novita tergores sebuah luka.
Steven bersikap melihat akan tetapi seperti tidak melihatnya, melihatnya terlalu berlebihan membuat Steven menjadi jengkel, dia bangun dan berencana untuk naik.
Akan tetapi Novita tiba-tiba memanggilnya, “Steven, masih berapa lama lagi kamu baru mau memaafkanku?”
Suara itu penuh dengan getaran dan juga harapan rendah hati, Novita memandang bayangan tubuh Steven, dan melanjutkan perkataannya, “5 tahun yang lalu, aku telah menyumbangkan sumsum tulang untuk ibu mertua. Lalu apakah dia tidak bisa melewati masa kritis juga salahku kah?”
“Kalau begitu, dengan syarat kamu menyumbangkan sumsum tulangmu untuk ibuku, membuatku mau tidak mau harus menikahimu, masalah ini, tidak ada hubungannya denganmu?”
Suara Steven sangat dingin, saat dia membalikkan badannya dan melihat Novita, sikap dingin di garis matanya membuat Novita berjalan mundur.
Novita membuka mulutnya ingin menjelaskan, kata-katanya sudah sampai tenggorokan akan tetapi dia simpan kembali. Saat itu, ayahnya menggunakan cara menyumbangkan sumsum tulang untuk mendesak Steven menikahinya, karena ayahnya tau bahwa dia mencintai Steven.
Akan tetapi dia tidak tau sedikitpun tentang hal ini.
Apabila saat ini ayahnya telah meninggal, Steven pasti akan melemparkan semua kesalahan ini padanya, dia sama sekali tidak dapat menjelaskannya.
“Novita, kamu berkali-kali bilang kamu menyukaiku, akan tetapi menggunakan syarat mennyelamatkan ibuku untuk mendesakku menikahimu, menggunakan sebuah pernikahan tanpa cinta untuk menahanku, menggunakan semua apa yang kamu anggap benar untuk mengikatku. Sekarang, kamu ingin menyuruhku memaafkanmu?”
Steven berkata sepatah demi sepatah, sikap dinginnya merasuk hingga ke dalam tulang, dia menatap mata Novita : “Aku beri tau, kamu berkhayal!”
Novita berjalan mundur beberapa langkah, kedua bola matanya telah mengeluarkan air mata, dia tidak pernah mengira bahwa Steven sejauh ini begitu membencinya. Bahkan, dalam hatinya terdapat sebuah ilusi, asalkan dia selalu berbuat baik terhadap Steven, suatu hari nanti, Steven bisa jatuh cinta pada dirinya....
Dengan suara tertahan, dia bertanya, “Kalau begitu, kenapa kamu tidak menceraikanku?”
Steven tersenyum sengit, “Cerai? Saat kamu menyumbangkan sumsum tulang, aku telah berjanji pada ayahmu, seumur hidup tidak akan menceraikanmu. Novita, kamu tenang saja, aku Steven akan mempertanggung jawabkan perkataanku. Identitas Istri Steven ini, kamu boleh menggunakannya seumur hidupnya! Hanya saja, kamu tidak akan pernah mendapatkan hatiku!”
Novita rasanya seperti ingin pingsan, wajahnya putih pucat, mulutnya bergumam, “Jadi, tidak peduli menikah atau cerai, semuanya kamu lakukan karena kamu telah berjanji pada ayah....”
Air matanya mengalir tanpa suara, wajahnya yang lemas membuat orang merasa iba, akan tetapi Steven melihatnya, dalam matanya semua itu penuh dengan sindiran.
Wanita ini benar-benar pintar berakting! Steven benar-benar tidak percaya wanita ini tidak tau sedikit pun tentang masalah itu.
Dia membalikkan badan lalu berjalan beberapa langkah dan berencana ingin naik, akan tetapi dari belakang badannya terdengar suara tertawa Novita.
Suara tertawa itu seolah-olah penuh dengan kekonyolan, dan juga ejekan yang tak berujung, Steven terdiam, lalu membalikkan badan menatapnya.
Novita masih berdiri di tempat yang sama, tawaan yang sangat gila tergantung di wajahnya yang lambat, sangat memperhatikan. Dia perlahan-lahan berjalan mendekati Steven, di muka anak tangga berdiri tegap.
Steven tanpa sadar mengernyitkan dahinya, tidak tau dia ingin berbuat ulah apa lagi.
Novita menatap Steven beberapa lama, akhirnya dia tersenyum pahit, “Steven, kamu dari awal tidak pernah mencintaiku, iyakan?”
Sudut bibir Steven naik, membentuk sebuah senyuman yang kejam : “Cinta kamu, kamu cocokkah?”
Novita terdiam di tempatnya semula, tidak bergerak, sampai air matanya tidak mengalir sama sekali.
Novel Terkait
My Charming Lady Boss
AndikaAdore You
ElinaLove Is A War Zone
Qing Qing1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaSang Pendosa
DoniVillain's Giving Up
Axe AshciellyLove In Sunset
ElinaAir Mata Cinta×
- Bab 1 Seberapa Pantaskah Dirimu?
- Bab 2 Beri Aku Seorang Anak
- Bab 3 Cium Dia
- Bab 4 Pembalasan
- Bab 5 Benci Hingga Ingin Kamu Meninggal
- Bab 6 Bunuh Diri Dengan Mengemudi
- Bab 7 SURAT PERCERAIAN
- Bab 8 Mengikuti
- Bab 9 Telah Menghilang
- Bab 10 Orang Jahat Berumur Panjang
- Bab 11 Di Dalam Hatinya Sudah Ada Orang Lain
- Bab 12 Kamu Lagi-Lagi Dibohonginya
- Bab 13 Buku Harian
- Bab 14 Tidak Mencintainya Lagi!
- Bab 15 Mengejar Orang
- Bab 16 Krisis Perusahaan Novita
- Bab 17 Steven Telah Gila
- Bab 18 Novita Telah Mati
- Bab 19 Bantu Aku Selidiki
- Bab 20 Kamu Menyesal?
- Bab 21 Pemakaman
- Bab 22 Kamu Lebih Kejam Dariku
- Bab 23 Dari Awal Sudah Jatuh Cinta
- Bab 24 Pergi ke Inggris
- Bab 25 Menebus Kesalahan
- Bab 26 Penipuan
- Bab 27 Rasa Yang Familier
- Bab 28 Kalau masih hidup…….
- Bab 29 Mengontrol Seseorang
- Bab 30 Telah Kembali
- Bab 31 Jangan Melepaskannya
- Bab 32 Melunasi Dengan Hidupnya
- Bab 33 Menyalakan Kembali Harapan
- Bab 34 Susah Untuk Menghindari Pencuri Yang Ada Di Rumah
- Bab 35 Menculiknya di Tengah Jalan
- Bab 36 Lelucon Terbesar
- Bab 37 Dia Tidak Pantas Mendapatkannya!
- Bab 38 Membawa Gelar Seorang Istri
- Bab 39 Membuatnya Mati Lagi
- Bab 40 Merasa Dia Adalah Miliknya
- Bab 41 Tujuan
- Bab 42 Keluarkan Amarah
- Bab 43 Dikunci Selamanya
- Bab 44 Strategi Yohanes
- Bab 45 Pukul Dia Sampai Mati
- Bab 46 Nyonya Besar
- Bab 47 Syarat
- Bab 48 Aku Merasa Kamu Menjijikkan
- Bab 49 Tidak Akan Bertemu Lagi
- Bab 50 Yang Dia Tunggu Bukanlah Aku
- Bab 51 Kebeneran
- Bab 52 Bertemu Lagi Dengan “GADIS”
- Bab 53 Melawati Begitu Saja
- Bab 54 Mengakui Kesalahan Didepan Umum
- Bab 55 Kembali Bersamaku
- Bab 56 Diculik
- Bab 57 Mengungkap Identitas
- Bab 58 Menghalang Tembakan
- Bab 59 Cintaku
- Bab 60 Puncak Akhir