Air Mata Cinta - Bab 59 Cintaku
"Bruk!"
Setelah Yunna menembak, semua orang langsung terdiam.
Di tanah mengalir deras darah segar, tapi bukan darah milik Novita.
"Steven!" Steven ambruk ke pelukan Novita, Novita berteriak sampai suaranya serak.
Yohanes juga terdiam. Steven.... tidak diduga pria itu, menggunakan tubuhnya demi menghalang Novita terkena tembakan....
Air mata novita mengalir deras sampai rasanya akan habis. Matanya melihatnya darah segar yang mengalir dari tubuh Steven mengalir juga ke tubuhnya.
"Steven! Bodoh! Siapa yang menyuruhmu menghalang tembakan itu. Apa kamu gila?"
Yunna bergumam: "Steven, tidak diduga, demi wanita itu kamu rela mati...."
Tawa kencang Yunna sarat akan kepedihan, lalu dia mengangkat pistolnya tinggi-tinggi, "Baiklah, ku bantu kalian. Kalian matilah bersama!"
Novita sama sekali tidak merespon. Kematian untuknya tidak membawa efek apapun. Dia hanya menempelkan wajahnya erat-erat ke tubuh Steven yang telah terkapar. Air mata bercampur dengan darahnya.
Peluru terakhir siap ditembakkan. Di saat yang berbahaya, Yohanes tiba-tiba menyerang Yunna. Yohanes ingin merampas pistol yang ada di tangan wanita itu, tetapi saat itu berhasil dihindari Yunna. Mulut pistol itu langsung mengarah ke Yohanes.
"Bruk!"
Pria itu memukul lengan Yohanes, sambil menahan sakit yang hebat lalu pria itu dengan cepat menyerang. Pistol berhasil diambil dari tangan Yunna. Pria itu menatap Yunna dengan penuh kebencian.
Di luar gudang, terdengar suara sirine mobil polisi.
"Yunna, kamu pasti menyesal dengan hal bodoh yang kamu lakukan hari ini."
……
Di dalam rumah sakit, lampu ruang operasi darurat menyala hampir 2 jam.
Novita menunggu di luar dengan hati tidak tenang. Air mata di pipinya telah mengering.
Max sudah sampai. Begitu melihat penampilan Novita, Max tidak tahu harus bagaimana menghiburnya.
Max mendongakkan kepalanya melihat sekilas ruang operasi. Tatapan matanya juga tidak kalah khawatir.
Max berkali-kali ragu. Walaupun bisa dikatakan saat ini adalah bukan waktu yang tepat, tapi sekarang adalah kondisi terlemah Novita.
Pada akhirnya Max bicara juga, dia berkata: "Novita, berhubungan dengan masalaha Gadis yang sudah bertahun-tahun lamanya. Steven, sejak kecil diberikan terlalu banyak harapan. Setelah ibunya Steven meninggal, Steven langsung berubah menjadi mesin kerja. Karena beberapa kesalahpahaman, dia pernah membenci dirimu. Karena dia bahkan tidak tahu bagaimana baru bisa dianggap mencintai seseorang."
Novita terdiam.
Max lanjut bicara: "3 tahun yang lalu dia berpikir kamu meninggal. Si bodoh ini baru menyadari bahwa dari awal sudah jatuh cinta padamu. Dari buku harianmu, dia tahu kalau kamu ingin pergi ke Inggris, maka dari itu dia tinggal di Inggris selama 3 tahun. Jika bukan Clara yang membocorkan berita bahwa ada kemungkinan kamu masih hidup, mungkin Steven benar-benar bersiap untuk mati di Winchester."
Max tertawa terbahak-bahak, di matanya tidak ada ekspresi tawa yang terpaksa.
"Sekarang buku harianmu ada di villa. Jika kamu ingin melihatnya, kamu bisa pergi membaca apa yang Steven tulis di sana."
Sudah lama villa itu tidak ditinggali. Ketika Novita datang kemari, begitu buka pintu langsung melihat pemandangan yang kacau balau. Dia tidak lama-lama berada di luar, langsung naik ke atas masuk ke kamarnya.
Buku harian, buku harian.
Di otak Novita hanya terdapat kata itu. Dia hampir sempoyongan tergesa-gesa masuk ke ruangan itu.
Di kamar itu Novita bolak-balik mencari, akhirnya dibawah kasur muncul buku harian hitamnya yang sudah agak kusam.
Dia membukanya dengan bergetar. Di beberapa halaman awal adalah tulisan tangan yang dia kenal. Pernah di hari yang tak terhitung banyaknya, dia melampiaskan air matanya dengan menulis tanggal di atas kertas.
Sampai halaman terakhir, Novita membaca sambil menangis. Air matanya berjatuhan di atas kertas, membuyarkan tulisan tangan Steven yang tegas, lalu dia buru-buru menghapus air matanya dengan tangan.
Lalu ia memeluknya seperti benda kesayangannya.
Ketika membuka halaman terakhir. Matanya yang dipenuhi air mata tiba-tiba muncul sebuah senyuman. Senyum yang sangat puas.
di atas kertas tertulis beberapa huruf yang mengesankan--
Novita, cintaku.
Kamu adalah cintaku, kamu adalah segalanya untukku.
Novita menutup buku harian, lalu memeluknya erat, suaranya parau: "Si bodoh ini...."
Novel Terkait
Waiting For Love
SnowAwesome Husband
EdisonMy Superhero
JessiBeautiful Love
Stefen LeeIstri Pengkhianat
SubardiThe Revival of the King
ShintaInventing A Millionaire
EdisonAir Mata Cinta×
- Bab 1 Seberapa Pantaskah Dirimu?
- Bab 2 Beri Aku Seorang Anak
- Bab 3 Cium Dia
- Bab 4 Pembalasan
- Bab 5 Benci Hingga Ingin Kamu Meninggal
- Bab 6 Bunuh Diri Dengan Mengemudi
- Bab 7 SURAT PERCERAIAN
- Bab 8 Mengikuti
- Bab 9 Telah Menghilang
- Bab 10 Orang Jahat Berumur Panjang
- Bab 11 Di Dalam Hatinya Sudah Ada Orang Lain
- Bab 12 Kamu Lagi-Lagi Dibohonginya
- Bab 13 Buku Harian
- Bab 14 Tidak Mencintainya Lagi!
- Bab 15 Mengejar Orang
- Bab 16 Krisis Perusahaan Novita
- Bab 17 Steven Telah Gila
- Bab 18 Novita Telah Mati
- Bab 19 Bantu Aku Selidiki
- Bab 20 Kamu Menyesal?
- Bab 21 Pemakaman
- Bab 22 Kamu Lebih Kejam Dariku
- Bab 23 Dari Awal Sudah Jatuh Cinta
- Bab 24 Pergi ke Inggris
- Bab 25 Menebus Kesalahan
- Bab 26 Penipuan
- Bab 27 Rasa Yang Familier
- Bab 28 Kalau masih hidup…….
- Bab 29 Mengontrol Seseorang
- Bab 30 Telah Kembali
- Bab 31 Jangan Melepaskannya
- Bab 32 Melunasi Dengan Hidupnya
- Bab 33 Menyalakan Kembali Harapan
- Bab 34 Susah Untuk Menghindari Pencuri Yang Ada Di Rumah
- Bab 35 Menculiknya di Tengah Jalan
- Bab 36 Lelucon Terbesar
- Bab 37 Dia Tidak Pantas Mendapatkannya!
- Bab 38 Membawa Gelar Seorang Istri
- Bab 39 Membuatnya Mati Lagi
- Bab 40 Merasa Dia Adalah Miliknya
- Bab 41 Tujuan
- Bab 42 Keluarkan Amarah
- Bab 43 Dikunci Selamanya
- Bab 44 Strategi Yohanes
- Bab 45 Pukul Dia Sampai Mati
- Bab 46 Nyonya Besar
- Bab 47 Syarat
- Bab 48 Aku Merasa Kamu Menjijikkan
- Bab 49 Tidak Akan Bertemu Lagi
- Bab 50 Yang Dia Tunggu Bukanlah Aku
- Bab 51 Kebeneran
- Bab 52 Bertemu Lagi Dengan “GADIS”
- Bab 53 Melawati Begitu Saja
- Bab 54 Mengakui Kesalahan Didepan Umum
- Bab 55 Kembali Bersamaku
- Bab 56 Diculik
- Bab 57 Mengungkap Identitas
- Bab 58 Menghalang Tembakan
- Bab 59 Cintaku
- Bab 60 Puncak Akhir