Air Mata Cinta - Bab 12 Kamu Lagi-Lagi Dibohonginya
“Steven, kamu memang sungguh tidak berperasaan, Mata wanita itu buta baru bisa mencintainya begitu dalam!”
Clara tidak peduli lagi dan berteriak , bahkan matanya dipenuhi oleh air matanya.
Namun, Steven tidak menghentikan langkahnya, mengangap apa yang di katakan oleh wanita itu sebagai angin lewat, dia memutar badannya lalu berjalan menuju ke tempat pesta di adakan.
“Steven, apakah kamu tidak merasa semakin lama kelakuan kamu semakin aneh?”
Max menaruh setumpuk arsip di atas meja kerjanya, dengan curiga dia menatap Steven.
Kelakuan Steven tidak seperti biasanya, dan tanpa sadar mengangkat kepalanya lagi melihat ke pintu masuk, gerak-gerik ini di tangkap oleh Max.
“Lihat, Kamu lagi-lagi melihat ke arah pintu masuk, kamu sedang menunggu siapa?”
Steven mengambil dokumen yanng paling dekat dengan tangannya untuk menutupi wajahnya, dengan suara yang ringan: “Tidak ada, kamu salah lihat.”
Max mendekatinya lalu menarik dokumen yang ada di tangannya, “Salah lihat kentutmu, dulu kamu itu biasanya seharian hanya berada di dalam kantor. Lihat kamu sekarang setiap selang 3 sampai 5 jam pasti pergi keluar, kamu ingin menemui siapa? ”
Sebenarnya di dalam hati Max mengetahui orang itu, akan tetapi Steven tampaknya akan membohongi dirinya sendiri dan tidak mengatakan yang sebenarnya, jadi dia ragu untuk mengatakannya.
Emosi Steven sempat terpancing, dia menjulurkan tangannya merebut kembali arsip tersebut, “Sudah saya bilang tidak ada. Max, sekarang kita sedang berada di kantor.”
matanya dengan mantap menatapnya, terlihat sedikit memperingatkannya. Tapi karena nada berbicaranya seperti inilah yang membuat Max semakin yakin bahwa dia menutup-nutupi sesuatu.
Max mencoba untuk mencari tahu lebih dalam lagi, bertanya: “Kamu sedang menunggu Novita mencarimu?”
“bamm!” Steven tiba-tiba membanting dengan keras dokumen yang ada di tangannya ke atas meja, matanya membawa kemarahan, “Apa yang kamu bicarakan?”
Biasanya dalam kondisi seperti ini Max akan terlihat takut terhadapnya, tetapi kali ini dengan serius, dan lagi dia tidak takut sama sekali kepada kata-kata kasar dan muka galak Steven.
Selain itu reaksinya terhadap hal itu membuat Max semakin yakin bahwa yang sedang dia tunggu itu adalah Novita!
“Steven, kamu ingin membohongi saya atau kamu sedang membohongi dirimu sendiri?”
Dia menatap mata Steven, dengan suara yang berat berkata. “Novita telah pergi selama satu bulan, dan dia tidak pergi mencarimu seperti yang kamu katakan, Dan lagi kalian bukan sedang bermain kucing dan tikus. Dia benar-benar meninggalkanmu! Steven, apakah kamu masih tidak mengerti?”
Sebagai teman baiknya, Max sangat mengenal bagaimana kisah cinta diantara mereka Steven dan Novita, jadi jika sekarang saja Novita tidak bisa melupakanmu, lalu Steven apakah kamu tidak bisa melupakan dia?
Dia itu bersungguh-sungguh akan melepaskanmu!
Hati Steven tiba-tiba berdetak lebih kencang dan terasa sedikit panik, Bagaimana mungkin dia bisa merasa gugup?
Karena apa? Karena Max bilang bahwa Novita benar-benar akan pergi kah?
Ini tidak mungkin!
Steven masih keras kepala dengan pemikirannya, “Steven kamu telah di bohongi oleh wanita itu, saya sangat mengenal wanita itu, dia tidak mungkin…”
“Steven, coba kamu sadar dikit, kamu sangat tidak mengenalnya!” Max mengatakannya dengan blak-blakan, “Saya tidak peduli di matamu Novita itu wanita yang seperti apa. Tetapi saya sebagai temanmu, saya tidak bisa melihatmu seperti ini lagi, ada beberapa hal yang sudah terjadi tidak dapat di ulangi lagi.”
Steven hanya terdiam : “Saya katakan satu kali lagi, kamu telah salah paham.”
Max menatapnya sebentar, lalu memutar tubuhnya lalu berjalan keluar, “Kuharap begitu”
Meskipun Steven dari awal sampai akhir masih tidak percaya bahwa Novita telah benar-benar pergi, tetapi faktanya memang benar begitu.
Setelah lewat berberapa hari, kehidupannya yang seperti air yang tenang, dan dia kembali pergi ke kota F untuk melakukan perjalanan bisnis.
Kehidupan tanpa Novita sangat nyaman dan tenang.
Namun, setelah turun dari pesawat dalam perjalanan ke rumah, tanpa sadar dia mengemudi ke villa
Melihat villa yang sangat akrab, Steven hanya duduk diam di dalam mobil, tangannya memegang kemudi, alisnya terkulai.
Bagaimana bisa dia kembali ke tempat ini, jelas-jelas sangat membenci tempat ini. Mungkin karena dahulu waktu Novita masih bersamanya. Setiap dia mau kembali ke kota C, pasti akan mampir ke sini untuk menemuinya.
Karena ayahnya, jadi seberapa bencinya dia terhadap wanita itu, dia harus berpura-pura menganggap tempat ini sebagai rumahnya, bahkan dia tidak dapat mengeluarkan kata-kata cerai itu duluan.
Sekarang, akhirnya dia berhasil lepas dari gengaman wanita itu. Dan kenapa dia masih bisa datang ke tempat ini, rumah yang memiliki kenangan selama 5 tahun?
Novel Terkait
Someday Unexpected Love
AlexanderMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniIstri Yang Sombong
JessicaAdore You
ElinaDon't say goodbye
Dessy PutriDemanding Husband
MarshallMenantu Hebat
Alwi GoAir Mata Cinta×
- Bab 1 Seberapa Pantaskah Dirimu?
- Bab 2 Beri Aku Seorang Anak
- Bab 3 Cium Dia
- Bab 4 Pembalasan
- Bab 5 Benci Hingga Ingin Kamu Meninggal
- Bab 6 Bunuh Diri Dengan Mengemudi
- Bab 7 SURAT PERCERAIAN
- Bab 8 Mengikuti
- Bab 9 Telah Menghilang
- Bab 10 Orang Jahat Berumur Panjang
- Bab 11 Di Dalam Hatinya Sudah Ada Orang Lain
- Bab 12 Kamu Lagi-Lagi Dibohonginya
- Bab 13 Buku Harian
- Bab 14 Tidak Mencintainya Lagi!
- Bab 15 Mengejar Orang
- Bab 16 Krisis Perusahaan Novita
- Bab 17 Steven Telah Gila
- Bab 18 Novita Telah Mati
- Bab 19 Bantu Aku Selidiki
- Bab 20 Kamu Menyesal?
- Bab 21 Pemakaman
- Bab 22 Kamu Lebih Kejam Dariku
- Bab 23 Dari Awal Sudah Jatuh Cinta
- Bab 24 Pergi ke Inggris
- Bab 25 Menebus Kesalahan
- Bab 26 Penipuan
- Bab 27 Rasa Yang Familier
- Bab 28 Kalau masih hidup…….
- Bab 29 Mengontrol Seseorang
- Bab 30 Telah Kembali
- Bab 31 Jangan Melepaskannya
- Bab 32 Melunasi Dengan Hidupnya
- Bab 33 Menyalakan Kembali Harapan
- Bab 34 Susah Untuk Menghindari Pencuri Yang Ada Di Rumah
- Bab 35 Menculiknya di Tengah Jalan
- Bab 36 Lelucon Terbesar
- Bab 37 Dia Tidak Pantas Mendapatkannya!
- Bab 38 Membawa Gelar Seorang Istri
- Bab 39 Membuatnya Mati Lagi
- Bab 40 Merasa Dia Adalah Miliknya
- Bab 41 Tujuan
- Bab 42 Keluarkan Amarah
- Bab 43 Dikunci Selamanya
- Bab 44 Strategi Yohanes
- Bab 45 Pukul Dia Sampai Mati
- Bab 46 Nyonya Besar
- Bab 47 Syarat
- Bab 48 Aku Merasa Kamu Menjijikkan
- Bab 49 Tidak Akan Bertemu Lagi
- Bab 50 Yang Dia Tunggu Bukanlah Aku
- Bab 51 Kebeneran
- Bab 52 Bertemu Lagi Dengan “GADIS”
- Bab 53 Melawati Begitu Saja
- Bab 54 Mengakui Kesalahan Didepan Umum
- Bab 55 Kembali Bersamaku
- Bab 56 Diculik
- Bab 57 Mengungkap Identitas
- Bab 58 Menghalang Tembakan
- Bab 59 Cintaku
- Bab 60 Puncak Akhir