Untouchable Love - Bab 6 Apakah Ini Mimpi?
Ibu Elsa membalikkan tangannya dan menampar Elsa.
"Sudah merasa hebat ya, kamu telah membunuh ayahmu masih berpura-pura menjadi orang baik? Daripada mereka mempermainkan keluarga kita seperti ini, mengatakan bahwa aku punya anak perempuan murahan sepertimu, aku lebih baik menggendong adikmu lompat dari gedung ini!"
Ibu Elsa menyeretnya ke pintu dengan putus asa.
"Pergilah kau, pergi!"
Elsa menangis sambil memohon ampun.
"Bu, biarkan aku menemani ayah, aku ingin pulang ke rumah..."
"Jangan berharap!" Ibu Elsa menyentaknya keras-keras, urat wajahnya mengencang. "Rumah? Keluarga ini sudah hancur bahkan ayahmu meninggal karena kamu, apakah masih belum cukup! Kurasa kamu lebih baik mati sekarang juga, seumur hidup aku tidak ingin bertemu denganmu lagi!"
Ibu Elsa menendang Elsa yang sedang memohon ampun, kemudian membanting pintu, Elsa dengan panik merangkak bangun, sekuat tenaga mengetuk pintu dan berkata, "Bu, kumohon bukalah pintu, aku ingin menemani ayah, dan menemanimu. Ini salahku, benar-benar salahku..."
"Aku tidak akan bersama John lagi, aku tidak akan mencintainya lagi..."
"Bu... Kumohon bukalah pintu, kumohon jangan campakkan aku, aku ingin mengantarkan ayah untuk terakhir kalinya..."
"Aku ingin pulang, sungguh, benar-benar ingin..."
Elsa sebenarnya tahu, empat tahun yang lalu ia telah meninggalkan segalanya, dengan sangat yakin mengikuti John.
Sejak hari itu, ia sudah tak punya rumah lagi.
Elsa tidak tahu ia sudah menangis berapa lama, ia terus menangis hingga tenggorokannya tak bisa mengeluarkan suara lagi, lalu berdiri dengan sempoyongan. Ia ingin mencari John, meminta bantuannya melunasi hutang keluarganya...
Baru setengah jalan, perutnya sakit setengah mati, apa bahkan anak dalam kandungannya pun tidak rela menerima kenyataan bahwa ia ini manusia rendahan?
Di sudut jalan yang ramai, Elsa menangis tersedu-sedu.
Dering ponsel tak henti berbunyi, Elsa yang frustrasi pun langsung mengangkatnya tanpa melihat layar ponsel.
"Ayahku sudah meninggal, ibuku membenciku, bahkan cinta pun sudah lenyap... Aku tak punya apa-apa lagi...Tak punya apa-apa lagi..." ujarnya sambil menangis.
Ketika John telah mengelilingi setengah kota dan akhirnya menemukan Elsa, wanita itu telah terkulai di sudut jalan.
Dia bersandar di sudut tembok dalam diam, menggulung tubuhnya menjadi satu bagian kecil, matanya yang bengkak sebesar kacang walnut, bulu matanya basah kuyup oleh air mata, ia bagaikan bunga yang perlahan layu ditiup oleh angin dingin.
Hati John begitu sakit melihat pemandangan itu. Ia membungkuk dan menggendong Elsa, lalu dengan lembut meletakkannya ke dalam mobil. Jari-jemarinya memainkan ujung rambut Elsa, pandangannya menatap dalam-dalam wanita itu, membuat orang tak bisa melihat emosinya.
Sang supir yang melihat John seperti ini seketika membeku, ia tak berani melihat ke belakang dan terus menyetir saja dalam diam.
Sesampainya di apartemen, John langsung membaringkan Elsa di ranjangnya, lalu membantunya membasuh wajah dan membersihkan badan sejenak sebelum menarikkan selimut dan duduk manis memandangi wanita itu.
Elsa terkejut dan terbangun dari mimpi buruknya. Kejadian ayahnya yang melompat dari atas gedung terus terulang dalam mimpinya. Saat ia membuka mata, ia merasakan sakit yang tak biasa. Ia melihat John terduduk tegap di samping ranjangnya dan segera meraih tangan pria itu.
"John, semua yang terjadi barusan hanya mimpi, kan? Semua baik-baik saja, kan?"
Melihat Elsa telah sadar, John segera menutup buku catatannya dan bangkit dari duduknya.
"Kamu sudah bangun?"
"Keluargaku tidak terlilit hutang, ayahku tidak bunuh diri. Semua ini, hanyalah sebuah mimpi buruk, benar kah?" kata Elsa dengan antusias, lalu menjatuhkan dirinya ke arah John, "Katakanlah!"
Sampai sekarang pun, Elsa masih tak mau percaya...
Ia selalu berharap bahwa in semua hanyalah mimpi.
Novel Terkait
Eternal Love
Regina WangMenunggumu Kembali
NovanThick Wallet
TessaPengantin Baruku
FebiMy Greget Husband
Dio ZhengMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieUntouchable Love×
- Bab 1 Suara Patah Hati
- Bab 2 Kami berakhir saja
- Bab 3 Sakit hati
- Bab 4 Kematian Ayah Elsa
- Bab 5 Kamu adalah kekasih gelapnya?
- Bab 6 Apakah Ini Mimpi?
- Bab 7 Kamu Membuatku Muak
- Bab 8 Mempertahankan atau Melepas
- Bab 9 Menemukan
- Bab 10 Masuk Ke Neraka
- Bab 11 Pukulan yang bagus.
- Bab 12 Bukanlah hanya seorang selir.
- Bab 13 Apakah kamu bisa melepaskanku
- Bab 14 Pergi Mencari Ayah
- Bab 15 Pendarahan
- Bab 16 Masi Bisa Bertahan?
- Bab 17 Ia Harus Hidup
- Bab 18 Memutuskan Hubungan
- Bab 19 Tidak Mau Sekolah
- Bab 20 Kembali Setelah Tiga Tahun
- Bab 21 Pengurungan
- Bab 22 Hati Yang Besar
- BAB 23 Menjaga Kesucian Suci
- BAB 24 Anak Perempuan Yang Menangis Mencari Ibu
- Bab 25 Dibenci oleh saudara
- Bab 26 Kenapa kamu tidak mati di luar sana?
- Bab 27 Ayah, Ibu Telah Pulang
- Bab 28 Hanya Seseorang yang Tak Dikenal
- Bab 29 Ternyata Dia Selalu Membawa Pengawal di Sisinya
- Bab 30 Jika Kamu Merindukannya, Datanglah dan Temui Dia
- Bab 31 Jangan Membuat Penasaran
- Bab 32 Hal yang Sudah Berlalu, Tidak Ada Hubungannya Denganku
- Bab 33 Sakit yang Datang Secara TIba - Tiba
- Bab 34 Elsa, Bisakah Kamu Kembali?
- Bab 35 Seranjang Kembali Setelah Waktu yang Lama
- Bab 36 Shella yang Tidak Mau Minum Susu Bukanlah Shella yang Baik
- Bab 37 Meeting Telah Dibubarkan, Pulang
- Bab 38 Jangan Membuatku Muak
- Bab 39 Tertipu Lagi
- Bab 40 Aku Tahu Harus Bagaimana
- Bab 41 Elsa, ibumu kecelakaan
- Bab 42 Anak muda, Putri kami juga lumayan
- Bab 43 Sulit untuk bangkit
- Bab 44 Bagaimana dengn keadaan Ibuku?
- Bab 45 Pengajuan Investigasi
- Bab 46 Sudah jam segini, kamu masih kemari?
- Bab 47 Pecahan-pecahan mimpi
- Bab 48 Istri VS Kekasih
- Bab 49 Habisi wanita itu
- Bab 50 Gagal mencuri dan kehilangan umpan
- Bab 51 Langkahi dulu mayatku
- BAB 53 Tidak Berjodoh
- BAB 53 Kamu Ingin Hidup Atau Mati
- BAB 54 Apakah Ingin Mati Di Sini!
- BAB 55 Duel dengan kelompok preman
- Bab 56 Kamu ini anak nakal yang tidak mempunyai hati nurani
- Bab57 John Lee yang menghilang
- Bab 58 Pernikahan abad