Untouchable Love - Bab 12 Bukanlah hanya seorang selir.

Waktu telah berlalu.

Ketika kandungan Elsa Bai telah beranjak delapan bulan, berita pernikahan Tuan dari keluarga Lee dan putri dari keluarga Chu yang akan datang, di seluruh kota Medan menimbulkan sensasi, belum lagi berita di surat kabar, bahkan di telepon, juga berita mengenai pernikahan mereka.

Pernikahan mereka, di selenggarakan di tempat kota Medan, disebut pernikahan perabadan.

Menjelang pernikahan John Lee dan Ana Chu, Elsa Bai tidak bisa tahan dengan pikiran batinnya, diam-diam pergi melihat ibunya dan adiknya.

Ibu Elsa Bai bekerja di sebuah restoran, Elsa Bai bisa melihat rambut ibunya yang memutih seperti perak, dia sudah berusia, bekerja dengan sangat lambat, terus-menerus di marahi oleh pelanggan, sangat kasar. Ada satu pelanggan karena sayurnya terlambat di antarkan, semangkuk sup di tuangkan di kepala Ibu Elsa Bai, sup yang kental, sampai Ibu Elsa Bai basah kuyup, dan Ibu Elsa Bai hanya mempertahankan senyuman canggung, pegawai lain yang melihat hanya merasa kasihan kepada Ibu Elsa Bai, dan hanya menggantikannya untuk meminta maaf.

Hati Elsa Bai merasa sangat sakit dan tertekan, dan menggigit punggung tangannya, menahan diri untuk tidak mengeluarkan suara menangis.

Ketika Ibu Elsa Bai pulang kerja, wajahnya yang tersenyum ringan berubah menjadi wajah kelelahan. Rambutnya yang putih itu tampak lebih putih saat ini.

Saat dia mengganti pakaian kerjanya, dengan hati-hati merapikan kerutan bajunya, setiap gerakannya masih begitu elegan, menyapa temannya, dan mengantar adiknya pergi ke sekolah.

Langit yang gelap, matahari berwarna kuning hendak senja, di dalam kondisi ini Ibu dan adiknya berada dalam keharmonisan. Mereka berbicara dengan harmonis dan tertawa dengan hangat.

Saat inilah adalah saat yang paling membahagiakan bagi ibu tidak ada hal-hal yang buruk, dengan seperti ini pulang ke rumah dengan tertawa dan candaan, kehidupan yang sederhana, tetapi hangat. Tetapi Elsa Bai, dia adalah orang yang berlebihan, tetapi sekarang dia sudah tidak punya apa-apa.

Ibu dan adik yang tertawa berjalan di depan, Elsa Bai dengan langkah hati-hati mengikuti mereka, sepasang kaki yang kaku.

Angin dingin bertiup kearah lehernya.

Seketika Elsa Bai pun menangis.

Dia memiliki perut yang besar, mengigil di pinggir jalan, menangis terisak-isak, orang yang berjalan kasihan melihatnya, menanyakan apa yang terjadi sebelumnya, dengan baik hatinya menenangkannya, semuanya pasti akan berlalu. Elsa Bai hanya menggelengkan kepalanya dengan putus asa, matanya merah, dan dia bergumam pada dirinya sendiri: "Tidak akan menjadi lebih baik."

Akhirnya, pejalan kaki menggelengkan kepalanya tanpa daya dan meninggalkannya , tetapi tangisannya tidak bisa dihentikan.

Ibu, Adik, Jagalah diri kalian baik-baik.

Jika boleh, lupakan saja aku ……

Ketika Elsa Bai pulang ke apartmen di malam hari, ruangan itu benar-benar mengerikan, Seperti kuburan yang sepi, sampai Bibi Liu dan Paman Wang sering bertanya kepadanya: “Nona Bai, kamu ingin makan apa untuk makan malam?”

Elsa bai melamun lama, baru membuka mulut untuk menjawab: “Hari ini aku membiarkan kalian libur sehari, kalian semua pulanglah.”

“Ini tidak mungkin.”Bibi Liu dengan buru-buru memegang tangannya: “Tuan Lee telah mengatakan, sebelum Nona Bai melahirkan, kami tidak boleh meninggalkan rumah ini selangkahpun.”

“Tidak apa-apa, nanti aku akan meneleponnya, kali ini aku berjanji dia tidak akan memarahi kalian.”

Bibi Liu masih agak ragu, tetapi Elsa Bai telah tidak peduli, berjalan lurus menuju ke kamar. Setiap inci disini, diatur olehnya bersama dengan John Lee tahun lalu, semua perabot pun masih berada pada asalnya, tetapi semuanya sudah menjadi bagian dari masa lalu.

Empat tahun lamanya, sebenarnya apa yang telah diubah?

Bibi Liu melihat kondisi Elsa Bai, kekhawatiran di hatinya, diam-diam melaporkan kepada John Lee, John Lee terdiam sejenak, dan membiarkan mereka pergi juga, mengatakan bahwa dia akan pergi melihatnya di malam hari. Bibi Liu dan Paman Wang menunggu sampai John Lee datang, baru mereka meninggalkan apartmen.

Ketika John Lee membuka pintu, Elsa Bai sedang melihat keluar jendela, seolah-olah dia berada dalam dunianya.

John Lee berjalan beberapa langkah ke depan, sambil melonggarkan dasinya, dan bertanya: “Apakah sudah makan malam?”

Mata Elsa Bai berkedip pelan, dan menggelengkan kepalanya dengan pelan.

John Lee berjalan ke depan Elsa Bai, memegang tangannya, dengan suara lembut: “Apa yang ingin kamu makan? Akan aku buatkan.”

Elsa Bai dengan asal mengatakan beberapa menu makanan, John Lee mengendong Elsa Bai ke atas ranjangnya, lalu pergi ke dapur menyibukkan diri, kepala Elsa Bai melihat punggung John Lee. Beberapa kali, matanya tidak bisa meninggalkan John Lee, dia ingin merekatkannya ke dalam jiwanya dan masuk ke dalam hidupnya.

Tetapi sampai sekarang, dia baru menemukan, bahwa apa yang dimaksud dengan cinta, semua janji, hanyalah sebuah khayalan, air mata yang pahit. Tidak, dia bahkan tidak memiliki selembar kertas, tetapi itu adalah cinta yang penuh dosa.

Garis pandangannya sedikit kabur, kedua matanya telah dibasahi air mata.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu