Untouchable Love - Bab 17 Ia Harus Hidup
"Tuan John, istirahatlah, aku akan terus menunggu di sini! Kalau ada sedikitpun informasi tentang Nona Elsa, aku akan segera menghubungi Anda, aku berjanji! Anda setiap hari di sini tidak makan tidak minum, tubuh yang terbuat dasi besi dan baja pun tidak akan kuat! Istirahatlah, Tuan John... Perusahaan ini semuanya bergantung kepada Anda!"
"Kamu telah mengikutiku berapa lama?" John memiringkan kepalanya sedikit, melihat asisten.
Asisten diam sejenak, "Hampir 5 tahun."
"Lima tahun," ujar John dengan suara datar, ingatannya seperti ditarik oleh masa lalu, ia bergumam, "Ia juga telah mengikutiku selama lima tahun. Sejak berhubungan dengannya, aku sudah tahu bahwa dia bukanlah sosok istri masa depan bagiku, apa yang aku inginkan adalah dukungan yang kuat, yang bisa bergandengan tangan denganku, yang bisa menguntungkan keluargaku. Tapi ia tidak, ia sangat polos, dan sedikit pemarah, tetapi dari tubuhnya, aku bisa merasakan kehangatan yang belum pernah aku alami sebelumnya."
Bicara sampai sini, John sedikit terisak, " Ia membuatku tahu rasanya hidup, membuat hidukpu terasa baru. Aku menyuruhnya menungguku, tapi ia bilang tak bisa menungguku lagi, aku juga pernah bilang aku akan membawanya kemanapun, tak akan membuatnya merasa kesepian lagi, aku tidak akan makan omonganku sendiri... Tahukah kamu? Aku takut saat aku membalikkan badanku, ia akan menghilang selamanya..."
John yang seperti ini, asisten tidak pernah menjumpainya, sedemikian berhati-hati, bahkan mungkin sedikit... terlalu hati-hati.
"Aku tak akan memberi kesempatan baginya untuk meninggalkanku, aku tak akan pergi."
John menarik sedikit ujung bibirnya, membentuk senyuman di wajahnya, tetapi senyuman itu nampak menderita.
Asisten pun terdiam, ia tahu ia tak bisa lagi membujuknya, maka ia tak lagi berkata-kata, hanya membeli sedikit makanan, dan menyuruh John makan sebisanya. Kali ini John makan dengan lahap, bahkan ia beberapa kali tersedak, ia makan sambil berkata, "Jangan khawatir, aku baik-baik saja, aku mau di sini menunggunya, melihatnya sadar dengan mata kepalaku sendiri, ia pasti akan sadar!"
Begitulah, ia terus menunggu hingga siang di hari ketiga, tetap tidak ada tanda-tanda Elsa akan sadar.
Dokter menghela nafas, dan berkata kepada John, "Tuan John, kesadaran pasien untuk bertahan hidup sangat lemah, atau bisa dibilang ia tidak ingin hidup kembali, kami sudah melakukan semua yang kami bisa, Anda ... Anda lebih baik mempersiapkan hati."
Kesedihan yang sulit ditahan membuat jantung John tak berhenti berdegup kencang, ia tiba-tiba berpikir, jika Elsa meninggal begitu saja, di mana lagi ia bisa menjumpai Elsa yang lain? Jika tidak ada Elsa, meskipun ia bisa mendapatkan keluarga Chu, meskipun ia bisa mendapatkan segalanya, apa artinya semua itu tanpa dia? Dia, apakah ada dia yang lain?
Sorot matanya menajam.
Tidak, tidak boleh!
John menerjang masuk ke kamar anak, menggendong Shella dari dalam inkubator, ia membawa Shella pergi menemui Elsa, John dengan tega mencubit lengan Shella keras-keras, membuatnya menangis dengan keras, suara tangisan gumpalan daging kecil berbobot dua kilo itu bagaikan suara seekor kucing, namun saat suara tangisannya mulai melemah, John membuatnya menangis lagi.
Suara tangisan yang lembut memasuki kamar Elsa, meskipun pelan, namun suara tangisan itu berkelanjutan dan sulit untuk pudar.
Dokter dan suster berusaha menghalanginya, John mengunci diri dari mereka yang berada di luar pintu, dan terus membuat Shella menangis...
Elsa yang berbaring tak sadarkan diri seperti bermimpi panjang, ia bermimpi ayahnya lompat dari gedung dan keluarganya kacau, ia bermimpi ia tak lama lagi akan mati, tetapi sebelum mati, ia melahirkan seorang anak.
Elsa memberinya nama Shella, berharap anaknya akan secantik bunga pir, tetapi dirinya yang tak pantas sebagai ibu malah akan meninggal setelah melahirkannya.
Di telinganya tak henti-hentinya terdengar suara tangisan.
Apa itu dia?
Apakah itu Shella?
Elsa sangat ingin menggendong anaknya, dan menghiburnya.
Namun sudah berusaha seperti apapun, ia tak bisa membuka matanya, seluruh tubuhnya tak bisa bergerak, hingga saat suara tangisan itu memudar, suara tangisan itu menjadi tergesa-gesa, seperti menangis hingga napas terengah-engah, membuat ia tiba-tiba dia khawatir!
Ia takut, ini adalah anaknya Shella, ia takut, anaknya akan kehabisan nafas.
Kejutan seperti ini, membuat ia berusaha bangun sekuat tenga, membuatnya ingin membuka mata.
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinJalan Kembali Hidupku
Devan HardiAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaPerjalanan Selingkuh
LindaMy Charming Lady Boss
AndikaAku bukan menantu sampah
Stiw boyEternal Love
Regina WangUntouchable Love×
- Bab 1 Suara Patah Hati
- Bab 2 Kami berakhir saja
- Bab 3 Sakit hati
- Bab 4 Kematian Ayah Elsa
- Bab 5 Kamu adalah kekasih gelapnya?
- Bab 6 Apakah Ini Mimpi?
- Bab 7 Kamu Membuatku Muak
- Bab 8 Mempertahankan atau Melepas
- Bab 9 Menemukan
- Bab 10 Masuk Ke Neraka
- Bab 11 Pukulan yang bagus.
- Bab 12 Bukanlah hanya seorang selir.
- Bab 13 Apakah kamu bisa melepaskanku
- Bab 14 Pergi Mencari Ayah
- Bab 15 Pendarahan
- Bab 16 Masi Bisa Bertahan?
- Bab 17 Ia Harus Hidup
- Bab 18 Memutuskan Hubungan
- Bab 19 Tidak Mau Sekolah
- Bab 20 Kembali Setelah Tiga Tahun
- Bab 21 Pengurungan
- Bab 22 Hati Yang Besar
- BAB 23 Menjaga Kesucian Suci
- BAB 24 Anak Perempuan Yang Menangis Mencari Ibu
- Bab 25 Dibenci oleh saudara
- Bab 26 Kenapa kamu tidak mati di luar sana?
- Bab 27 Ayah, Ibu Telah Pulang
- Bab 28 Hanya Seseorang yang Tak Dikenal
- Bab 29 Ternyata Dia Selalu Membawa Pengawal di Sisinya
- Bab 30 Jika Kamu Merindukannya, Datanglah dan Temui Dia
- Bab 31 Jangan Membuat Penasaran
- Bab 32 Hal yang Sudah Berlalu, Tidak Ada Hubungannya Denganku
- Bab 33 Sakit yang Datang Secara TIba - Tiba
- Bab 34 Elsa, Bisakah Kamu Kembali?
- Bab 35 Seranjang Kembali Setelah Waktu yang Lama
- Bab 36 Shella yang Tidak Mau Minum Susu Bukanlah Shella yang Baik
- Bab 37 Meeting Telah Dibubarkan, Pulang
- Bab 38 Jangan Membuatku Muak
- Bab 39 Tertipu Lagi
- Bab 40 Aku Tahu Harus Bagaimana
- Bab 41 Elsa, ibumu kecelakaan
- Bab 42 Anak muda, Putri kami juga lumayan
- Bab 43 Sulit untuk bangkit
- Bab 44 Bagaimana dengn keadaan Ibuku?
- Bab 45 Pengajuan Investigasi
- Bab 46 Sudah jam segini, kamu masih kemari?
- Bab 47 Pecahan-pecahan mimpi
- Bab 48 Istri VS Kekasih
- Bab 49 Habisi wanita itu
- Bab 50 Gagal mencuri dan kehilangan umpan
- Bab 51 Langkahi dulu mayatku
- BAB 53 Tidak Berjodoh
- BAB 53 Kamu Ingin Hidup Atau Mati
- BAB 54 Apakah Ingin Mati Di Sini!
- BAB 55 Duel dengan kelompok preman
- Bab 56 Kamu ini anak nakal yang tidak mempunyai hati nurani
- Bab57 John Lee yang menghilang
- Bab 58 Pernikahan abad