Untouchable Love - Bab 45 Pengajuan Investigasi

"Operasi berjalan dengan lancar, tidak berapa lama lagi ibumu akan sadar." maskernya dilepas, wajahnya kelelahan.

"Terima kasih dokter, sangat-sangat berterima kasih." Elsa memegang lengan bajunya, omongannya sedikit terburu-buru: "Benar-benar terima kasih, terima kasih."

"Sudah seharusnya." Dokter itu menatapnya: "Namamu Elsa Bai?"

"Iya betul, aku Elsa, apa ada masalah dengan ibuku?"

"Ibu mu baik-baik saja, cuma aku ingin tau, wanita yang tuan Lee inginkan selama ini, bagaimana wajahnya." dia menatap Elsa, seperti seorang senior yang menatap juniornya.

Wajah Elsa memerah, lalu melepas genggaman di bajunya: "Maaf, aku terlalu senang."

"Tidak masalah." Ia cukup berani untuk melakukan operasi ini, dan sebenarnya cukup melelahkan, ia mengobrol santai sebentar lalu pergi, dan mengenai hal yang harus diperhatikan dibicarakan dengan asistennya.

Ibu Bai akhirnya dipindahkan ke kamar pasien, Elsa Bai juga merasa ia bisa tenang sekarang, dan akhirnya punya tenaga untuk menelpon bibi tetangga untuk menanyakan adiknya, tapi bibinya berkata, adiknya tidak kembali!

Dia baru masuk SMP!

Dan seharian tak pulang, ibu pun terluka parah!

Elsa Bai ingat kelompok gangster itu, mereka pasti tidak baik, dan tidak tau juga akan terjadi apa dengan adiknya, sekarang tak ada cara untuk menghubunginya, Elsa Bai yang khawatir hanya bisa memilih melapor polisi.

Ketika polisi mendengar bahwa ada perselisihan antara siswa, mereka tidak terlalu memikirkannya.

"Anak remaja sekarang tidak sama lagi dengan dulu." polisi yang agak tua tertawa :" Bila orang hilang diatas dua puluh empat jam baru bisa mengajukan kasus, kalau tidak kamu pulang saja, mungkin ia kabur ke rumah temannya?"

Elsa Bai sangat khawatir, ia tidak rela pergi: "Ibuku kecelakaan, dan mungkin ada hubungannya dengan mereka, ini sudah berkaitan dengan mencelakai orang, aku ingin kasus ini dibuka, dan ditindak lanjuti."

"Omongan tidak ada bukti, kami polisi berdasarkan bukti."

"Aku punya saksi."

Elsa langsung menghubungi bibi tetangga, tapi saat bibi itu tau hal itu dilaporkan kepolisi, ia langsung mengatakan tidak melihat siapa-siapa.

Dan karena lingkungan itu sangat tua dan buruk, kamera pengawas tidak berfungsi, saksi pun tidak ada, polisi tidak mau menindak lanjutinya, dan menyuruh Elsa Bai pergi.

"Setiap hari banyak orang yang datang melapor, kalau tidak ada apa-apa kamu jangan menambah beban kerja kami, cepat pergi, sebentar lagi kami akan pergi."

"Pergi? kalian duduk minum teh disini, tidak tau juga pergi kemana, kami setiap tahun membayar pajak yang tinggi untuk menghidupi kalian, dan hasilnya begini?" suara pria itu, terdengar dari pintu masuk.

adalah John Lee.

Dia mengenakan setelan jas, jelas saja dia baru saja menyelesaikan pertemuan itu, dasinya ia longgarkan, matahari pagi menyinari tubuhnya, tapi ia masih terlihat dingin.

"Pak Lee apa kabar?" kata polisi yang baru saja menyuruh Elsa Bai pergi, langsung berdiri dan memberikan kursi pada John Lee: "kalau sebelumnya anda bilang bahwa kamu akan datang, kami akan pergi menjemput mu, silahkan duduk."

John Lee tidak memperdulikannya, pergi ke hadapan Elsa Bai: "Mereka tidak memperdulikan mu?"

" Tidak, hanya saja mereka tidak mau menindak lanjuti kasus,karena tidak ada saksi dan bukti tentang penyebab ibu ku jatuh, lalu menyuruhku pergi."

Elsa sudah mengerti, polisi itu pun begitu.

Polisi itu dengan hati-hati bertanya : " Pak Lee, anda dan ibu ini, adalah...?

" Dia adalah ibu dari anak ku."

Kalimat itu, membuat semua polisi terdiam, lalu langsung menindak lanjuti kasusnya, kerjanya menjadi cepat, membuat orang-orang takjub.