Siswi Yang Lembut - Bab 24 Memilih
Setelah meninggalkan rumah Nora, Kenzi langsung menuju ke vila di pinggiran kota.
Karena hubungannya dengan Yuna, Vania terpaksa tinggal di sana sementara.
"Orang-orang ini ... berani mempermainkanku?"
Kenzi mengerutkan kening dan memandang dingin ke lampu yang sesekali berkedip di luar kaca depan mobil.
'Diiinnnn……'
Suara klakson yang keras menggema di malam yang tengah datang. Hal itu disebabkan oleh tinju kanan Kenzi yang memukul setir karena dia marah.
"Aku ... aku tidak akan membiarkan kalian lolos."
Sambil gemetar, dia memindahkan gigi ke mode sport dan menginjak pedal gas. Di tengah suara mobil yang keras, mobil itu melaju dalam kegelapan.
Pada saat yang sama, di area vila di Vila Grandia, yang merupakan rumah ayah Yuna.
Yuna melepas mantelnya ke bawah, tetapi dia melepasnya perlahan - lahan karena pengalaman diagnosis dan perawatan sebelumnya membuatnya ketakutan.
"Semuanya normal, Professor..."
Bradi melepas stetoskopnya dan menatap ayah Yuna dengan datar.
"Oh? Lalu kenapa dia tidak bicara?" Ayah Yuna meletakkan cangkir kopi dan memandang Bradi dengan serius: "Apakah dia terkena aphasia?"
"Tidak, seharusnya tidak."
Bradi mengisi cangkirnya dengan kopi dan dengan perlahan menyeka tepi cangkir.
“Dari sudut pandang medis, bukan karena aphasia. Kemungkinan besar karena dia mengalami koma dalam waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan dirinya untuk sementara waktu berubah ke kondisi yang disebut dengan 'bahasa disleksia reseptif', yang dalam istilah awam hal ini mirip dengan apa yang biasa kita sebut amnesia selektif. "
Bradi duduk di sebelah Professor dan tersenyum: "Professor, jangan khawatir. Melihat dari kondisi Yuna, setelah istirahat sebentar, dia akan kembali normal."
Ayah Yuna mengangguk puas dan mengambil cangkir kopinya lagi.
"Kamu benar-benar ... Jangan panggil aku Professor mulai sekarang ... Lagipula, ini bukanlah pertama kalinya kita bertemu. Aku selalu mengahormatimu terutama saat kamu masih di militer, .
"Ya, Professor ..."
Bradi tersenyum, tapi dari sudut matanya, dia melirik ke pintu kamar tempat Yuna berada.
Tentu saja, tindakannya itu tidak terlihat oleh orang lain, karena itu dia mengambil cangkir kopi lebih awal untuk menghalangi pandangan.
"Bradi, sudah lama sekali kita tidak bertemu. Bagaimana kalau kita pergi makan malam bersama sebelum kita pergi?"
Ibu Yuna membawa sepiring buah-buahan dan tersenyum kepada Bradi.
Bradi buru-buru berdiri dan membungkuk hormat: "Ah, tidak, aku masih ada urusan di rumah sakit, belum lagi sebentar lagi aku akan mencalonkan diri, jadi aku harus kembali bekerja dan jaga imejku."
"Hei ... aku yang salah karena lupa ... gara-gara Kenzi tampilannya keliatan oke, aku baru memperkenalkan Yuna kepadanya ... Jika saja kamu menantuku, pasti akan sangat bagus. Dengan dukunganku , pencapaiannmu pasti akan lebih baik dari pada sekarang dan aku tidak akan mendapatkan seorang pengajar biasa. "
Ayah Yuna menatap dengan dingin. Jelas, kemarahannya terhadap Kenzi tidak bisa ditahan lagi.
“Suamiku, kamu… jangan bicara seperti itu, Kenzi masih sangat baik…” ibu Yuna berbisik ke samping.
"Huh ……"
Di bawah dengusan dinginnya, suasananya menjadi canggung.
"Haha ... hal begitu tidak ada deh ... Yuna sendiri yang memilih Kenzi, selain itu, Kenzi dan aku masih kayak saudara. Bahkan meski tidak ada hubungan seperti itu, kamu pasti akan tetap mendukungku, bukan?"
"Yah, bener juga, kamu jangan khawatir, sebagian besar orang di sekolah polisi dan rumah sakit masih muridku, aku pasti akan membantumu ..."
"Kalau begitu ... aku ucapkan terima kasih. Jika aku benar-benar menjadi salah satu manajer di sekolah, Kenzi pasti akan berkembang lebih baik."
"Huh, jangan sebutkan nama bajingan itu di hadapanku"
"..."
Di luar rumah, Bradi dan orang tua sedang asyik mengobrol.
Yuna duduk sendirian di depan jendela, sambil menatap kosong di malam yang sendu di luar jendela.
"Kenzi ... suami ..."
Dia bergumam.
Tetapi hanya dia sendiri yang bisa mendengar kata-katanya.
Novel Terkait
Sang Pendosa
DoniLove at First Sight
Laura VanessaVillain's Giving Up
Axe AshciellyAfter Met You
AmardaThe Gravity between Us
Vella PinkyCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyKamu Baik Banget
Jeselin VelaniSiswi Yang Lembut×
- Bab 1 Akademi Kepolisian
- Bab 2 Aku Menyukaimu
- Bab 3 Pertama Kali
- Bab 4 Kegairahan
- Bab 5 Gemetar
- Bab 6 Hangat
- Bab 7 Bersemangat
- Bab 8 Basah Kuyup
- Bab 9 Senyuman Jahat
- Bab 10 Lembut
- Bab 11 Sekarang Saatnya
- Bab 12 Lesu
- Bab 13 Dimanakah Dirinya?
- Bab 14 Hancur
- Bab 15 Kamar
- Bab 16 Membuka Pintu
- Bab 17 Bertemu
- Bab 18 Di Mobil
- Bab 19 Dibawa Pergi
- Bab 20 Denyut Muda
- Bab 21 Perasaan
- Bab 22 Sederhana
- Bab 23 Tanpa Masalah
- Bab 24 Memilih
- Bab 25 Konspirasi
- Bab 26 Kematian
- Bab 27 Bunga Dan Kupu
- Bab 28 Sisi Lain
- Bab 29 Opini Publik
- Bab 30 Pemeriksaan
- Bab 31 Janjian
- Bab 32 Sadar
- Bab 33 Karena Itu Dia Sangat Tidak Peduli Lagi
- Bab 34 Di Sebuah Toko Kopi
- Bab 35 Di Jalan Yang Sepi Ini
- Bab 36 Little Riding Hood
- Bab 37 Bayangan
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41 Indra Keenam
- Bab 42 Jatuh
- Bab 43 Tertarik
- Bab 44 Baik
- Bab 45 Karena Dia
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49 Kejam
- Bab 50 Cinta
- Bab 51 Orang Yang Kucintai Adalah Dirimu, Vania
- Bab 52 Kamu Benar-Benar Pendosa
- Bab 53 Dia Adalah Wanita Yang Paling Dia Cintai
- Bab 54 Ya, Aku Juga Sangat Merindukanmu
- Bab 55 Rasa Cinta Yang Memudar
- Bab 56 Kebenaran
- Bab 57 Hujan
- Bab 58 Benar
- Bab 59 Kebencian
- Bab 60 Kebenaran
- Bab 61 Tidak Tahu Bagaimana Caranya Menghadapi Situasi
- Bab 62 Pertarungan Malam Yang Panjang
- Bab 63 Kamu Berbohong
- Bab 64 Fakta
- Bab 65 Fakta Lain
- Bab 66 Akhir Kisah
- Bab 67 Tamat