Menantu Luar Biasa Bangkrut - Bab 45 Kedatangan

Para aktor dan reporter melihat situasi yang kurang baik dan ingin menyelinap pergi, namun mereka dikelilingi oleh orang-orang yang dibawa oleh Tiger.

“Tangkap mereka semua dan bawa pergi, aku akan mengintrogasi mereka sendiri.” Jumlah orang yang ditangkap terlalu banyak, Tiger memanggil beberapa mobil lagi, sekaligus untuk menangkap Toren dan orang-orang di dalam, dia akan meyelidiki secara menyeluruh mengenai kasus ini.

Mengenai Danang, ada orang seperti Valeri yang membantunya, setelah masalah ini berlalu dia hanya perlu membuat surat pernyataan untuk memverifikasi keadaan sudah cukup.

Masalah ini cukup berliku-liku, selalu memutar keadaan, pada akhirnya pihak lain mencari orang yang akhirnya malah menangkap diri mereka sendiri, akhir yang cukup menyenangkan.

Dalam kalangan ini, orang kelas bawah mengandalkan kekerasan untuk menyelesaikan masalah, orang kelas menengah mengandalkan uang untuk menyelesaikan masalah, orang kelas atas mengandalkan kecerdasan untuk menyelesaikan masalah, namun cara yang paling kuat adalah orang yang mengandalkan koneksi untuk menyelesaikan masalah.

Tanpa Valeri dan yang lainnya, Bubble Tea bisa ditutup, Danang akan ditangkap, semuanya bisa menjadi sangat kacau.

Setelah pembuat onar ditangkap, Bubble Tea kembali ramai dan damai.

Dengan kemampuan Valeri, Tuan Aji, Velisa, sangat mudah jika mereka ingin mengetahui tentang keberadaan Danang. Mereka tau bahwa Danang memiliki sifat yang rendah diri, awalnya mereka berencana untuk datang dan merayakan pembukaan bisnis, namun mereka tidak mengira bahwa akan mengalami hal seperti ini, mau tidak mau mereka harus membesarkan masalah ini.

Danang terkejut dengan kedatangan mereka, Danang bukan tipe orang yang suka merepotkan orang lain, jadi Danang tidak memberitahukan mereka lebih awal.

Valeri dan yang lainnya sudah menyiapkan kejutan yang sangat istimewa, hingga membuat Moshina tersanjung. Moshina bukan orang yang pemalu, dia menolak secara langsung.

“Adik Shiba, kamu merendahkan diri dan memilih bekerja di sebuah toko obat tradisional. Dengan kemampuanmu, ini benar-benar merugikanmu. Jika kamu berkenan, aku bisa mengenalkan pekerjaan yang lebih baik untukmu.”Tuan Aji yang menarik Danangke sisinya dan berbisik.

Valeri mendengarnya dan tertawa, “Tuan Aji, sepertinya kamu sudah salah sangka dengan maksud adik Shiba, ini bukan toko obat tradisional bisa baginya.”

“Benar tidak biasa, ada dua bos yang begitu cantik, bagaimana dia bisa pindah ke tempat lain.” Velisa tidak lupa untuk menggodanya.

“Aku menghargai niat baik Tuan Aji, namun aku hanya ingin tidak terkekang, lebih baik bebas sedikit.” Danang menolak dengan sopan. Tuan Aji tidak memaksanya, dan menyarankan Danangagar mengikuti ujian untuk mendapatkan sertifikat kualifikasi medis, agar memudahkannya untuk memlakukan praktek medis nantinya.

Saat mengobrol, tamu yang datang semakin banyak. Orang Moshina sangat sibuk, Tuan Aji dan Deren Linch berinisiatif untuk menbantu, mereka membagi tugas untuk menerima tamu, ini membuat Moshina sangat terkejut.

Velisa mencari kesempatan untuk meminta maaf kepada Danang secara pribadi. Kejadian malam itu murni sebuah salah paham.

Yang membuat Danang terkejut adalah pria tampan itu sebenarnya adalah seorang putri dari keluarganya yang bernama Bobs. Bobs tinggal bersama dengan Velisa, dia bertanggung jawab atas keamanan dan sekaligus seketaris Velisa.

Mengetahui bahwa dia adalah putri dari keluarga Velisa, rasa ketidakpuasan Danang terhadap Bobs juga menghilang, dia mengerti bahwa itu adalah semangat Bobs sebagai seorang penjaga.

Bobs tidak memiliki niat untuk meminta maaf, Bobs menganggap Danang tidak pantas untuk dilirik sedikitpun. Bobs menatap Danang dengan tatapan dingin, Danang merasakan aura permusuhan dan cemburu yang dipancarkan dari tubuh Bobs. Apa yang sedang terjadi?

Vanesa beristirahat ditengah-tengah kesibukan dan pergi ke sisi Deren Linch, dia mengucapkan rasa terima kasih terhadap Deren Linch dan sekaligus menanyakan masalah pesanannya. Melihat ekspresi samar di wajah Deren Linch, dia sudah mengerti.

Di bawah pengaruh orang-orang besar ini, ada antrian panjang di pintu masuk Bubble Tea. Kebanyakan dari mereka datang untuk Tuan Aji.

Orang biasa tidak bisa meregsitrasi antrian rumah sakit di bawah Tuan Aji. Tidak peduli sakit atau tidak, semuanya memanfaatkan kesempatan langka ini untuk membiarkan dokter nomor satu di New York memeriksa mereka, kemudian mengambil foto bersama atau lainnya, seperti pertemuan dengan artis.

Karena tamu terlalu membludak, dengan terpaksa Tuan Aji mengatakan bahwa dia akan meninggalkan tempat, dengan ini tamu perlahan-lahan berkurang.

Sibuk hingga siang, akhirnya mereka bisa beristirahat.

Valeri mengusulkan untuk makan bersama dengan tamu, berkumpul bersama, hitung-hitung juga merayakan pembukaan bisnis hari ini.

Saat Danang hendak menyetuji usul ini, dia menyadari bahwa Vanesa menghilang, dia berpura-pura tidak peduli dan bertanya kepada Moshina kemana Vanesa pergi.

"Dia menerima sebuah panggilan aneh, lalu dia pergi dengan terburu-buru."

"Panggilan yang aneh?" Danang kembali bertanya.

"Aku juga tidak tau. Panggilan dari keluarganya, sepertinya ada yang sedang marah dari ujung telepon." Moshina juga sedikit tidak tenang, dia meletakkan pekerjaan yang sedang dia kerjakan, dan menelepon Vanesa, namun tidak ada yang mengangkat.

"Begini saja, aku akan pergi lihat kesana, masalah perayaan kita undur saja sampai malam hari. Hari ini Bubble Tea akan menjadi tuan rumah." Danang menyapa semua orang. Valeri menyuruh Bono untuk mengantarkannya kesana.

Danang mengira bahwa dia tidak memiliki kesempatan untuk kembali ke keluarga Andez sepanjang hidupnya, dia tidak menyangka bahwa dia akan kembali secepat ini.

Dia sudah tidak memiliki hubungan dengan keluarga Andez sekarang, tetapi dia masih tidak bisa melepaskannya. Dia akan naik dan melihat, selama Vanesa baik-baik saja, dia rela dimarahi, bagaimanapun juga dia sudah terbiasa.

Saat tiba di pintu depan, Danang merasa ada yang tidak beres. Pintu depan terbuka lebar, terdengar suara tangis Melinda dari dalam, tercium bau cat yang sangat kuat.

Tidak baik, pasti telah terjadi apa-apa!

Danang bergegas masuk ke dalam, matanya terbuka lebar saat melihat tempat kejadian dengan jelas.

Aula besar yang seharusnya bersih dan rapi, terlihat sangat berantakan. Peralatan teh hancur berkeping-keping, sofa hancur, meja terbalik dan lantai dipenuhi dengan serpihan kaca.

Kepala Sumitro dipenuhi dengan darah, matanya bengkak hingga tidak bisa dibuka, bajunya dipenuhi dengan jejak kaki. Dia bersender di sofa yang hancur dan memegangi kepalanya, dia menunjuk ke arah Melinda dan menegurnya, kata-kata kasar dilontarkan.

Melinda tidak lebih baik. Rambutnya terlihat seperti kandang ayam, terlihat seperti ditarik dengan kasar oleh orang. Seluruh badannya terguyur dengan cat merah. Dia sangat ketakutan dan menangis tersedu-sedu.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu