Menantu Luar Biasa Bangkrut - Bab 41 Ancaman Opini Publik
Dia melirik reporter berbaju merah yang muntah darah berbaring di atas lantai, lalu mengalihkan tatapan ke arah reporter wajah berbintik, matanya ketakutan.
"Tidak ada hubungannya denganku, aku mendengar semuanya dari orang lain." Reporter si wajah berbintik tertekan oleh aura kuat, sungguh tidak bisa meluruskan kakinya, kalau tidak sudah kabur duluan..
"Aku mengerti, kamu hanya berdasarkan, dengar-dengar, dengar rumor, mana mungkin ada hubungan dengan kamu, kalau mau salahkan, salahkan telingamu, orang lain semua tuli, hanya telingamu ini saja yang suka memperhatikan, karena kamu memang suka sekali mendengar, maka aku kasih kamu dengar sampai cukup." Danang menjentikkan jarinya di depan hadapannya, memasukkan semua aura negatif masuk ke kedua telinganya.
"Aaaaaaaaaa!"
Detik selanjutnya, reporter wajah berbintik mengeluarkan suara teriakan menggenaskan, ada suara ajaib yang masuk ketelinganya, seperti ada orang yang menghidupkan petasan di telinganya, tak berhenti berderak, juga seperti ada orang yang terus bermain gendang di dalam telinganya, terus berbunyi tang tang tang tang, otaknya sudah hampir pecah.
Suara semacam ini akan menemaninya selama 365 hari, sampai dia mengalami gangguan saraf, ataupun......tuli!
Wajah Danang kembali lagi menjadi senyuman ramah, di mata para penonton terlebih seperti senyuman palsu iblis.
Yang datang tidak hanya 2 reporter ini saja, reporter lainnya memfoto segalanya, Danang yang diam-diam tertawa adalah si bodoh yang tidak berotak, hanya perbuatan kekerasan dia kepada si reporter berbaju merah saja adalah bahan pembicaraan panas yang menarik perhatian, kali ini meskipun dia mau bagaimana pun menjelaskannya pasti akan sulit lepas dari hubungan.
Para reporter dan gerombolan si mata sedih bersamaan mendapatkan kabar, yang menyuap mereka melalui suara nirkabel memerintahkan mereka membuat masalah ini lebih besar lagi, lebih besar lebih bagus, imbalan yang diberi juga semakin banyak.
Orang-orang ini menjadi tidak terkontrol karena uang, dengan alasan menundukkan Danang si "penjahat kekerasan" ini, ingin masuk ke dalam bersama, seperti yang dikatakan bahwasannya hukum tidak akan menyalahkan publik, kenapa rupanya kalau mereka menghancurkan toko obat itu?
"Tititititititititi!!"
Terdengar suara klakson mobil, semua orang langsung menepi memberi jalan, sebuah Rolls-Royce Phantom melaju kemari, menghadang di hadapan si mata sedih.
Pintu mobil terbuka, sebuah kaki dengan sepatu kulit mengkilap menginjak tanah, menimbulkan suara deritan.
Itu adalah Valeri!
Dalam sekejap Danang senang, dia tidak mengundang Valeri, kenapa Valeri bisa datang kemari?
"Persetan kurang ajar, orang buta mana yang membuat keributan disini?" Valeri biasanya mempunyai citra orang kaya yang naif, tapi bagaimana juga sudah lama di puncak, ketika marah juga tampak sangat mencolok.
"Kamu si gendut ini sok-sok mau jadi ketua mafia, aku.....uh!"
Kata-kata selanjutnya si mata sedih masih belum dikeluarkan, sebuah kepalan tangan sebesar tas pasir menghantam wajahnya, membuat hidungnya sampai miring.
"Jaga mulut anjingmu itu, kalau berani mengatakan satu kata lagi, akan kurobek mulutmu!" Bono si supir menarik kembali kepalan tangannya, membersihkan jejak darah di tulang tangannya.
Pria yang beratnya melebihi orang biasa di hadapannya ini, begitu lihat sudah tau bukan orang yang mudah disinggung, mengambil uang membantu orang menyelesaikan masalah tidak palsu, tapi kalau demi uang sedikit ini membuat dirinya terjerat kedalam, maka tidak pantas.
Para reporter meskipun tidak maju membuat kekerasan, tapi masih tetap mengambil foto, kaki tangan bukanlah alat mereka, kamera dan keyboard di tangan mereka adalah dukung mereka yang paling besar.
"Foto, silahkan foto sampai puas, hanya dengan cara kalian yang rendahan juga ingin menghasut opini publik, benar-benar mengkhayal, aku Valeri hari ini disini menyatakan kalau Danang adalah teman baikku, siapa yang berani menulis tentangnya, ada satu hitung satu, kalau aku tidak memblokir kalian, kalian boleh menulis namaku terbalik!"
Meskipun tampilan Valeri tidak menakutkan, tapi reputasinya di luar, jangankan industri lain, mereka sebagai reporter sedikit banyak ada mendengar, apalagi beberapa waktu ini Valeri datang ke New York, juga pernah menjadi headline di berita masyarakat.
Satu per satu reporter terdiam, memikirkan mana lebih menguntungkan mana lebih merugikan, lalu menurunkan kamera di tangan mereka, lalu perasaan bersalah, mereka memang orang yang membuat hal baik menjadi hal buruk untuk memfitnah orang lain, hati mereka tidak mengerti, kaki mereka tidak bisa berdiri stabil di moral dan kejujuran, kalau tidak ada yang campur tangan tidak apa-apa, tapi kalau ada orang hebat yang ikut campur, mereka akan langsung layu.
Bagi mereka, Valeri adalah orang yang berdiri di ekosistem paling atas, mengatakan kalau akan memblokir mereka bukanlah bercanda, mereka tidak berani melakukan hal yang menghancurkan karir mereka hanya dengan sedikit ujang ini.
"Kamu ini benar-benar menginjak orang lemah dengan kekuasaan, ada uang sungguh hebat, ada uang bisa membalikkan fakta, kami tidak percaya tempat sebesar New York kamu masih bisa melakukan apa saja dengan satu tanganmu."
"Obatnya bermasalah juga tidak boleh bilang, lagipula sudah diracuni, kalau kalian memang bisa, bunuh saja kami!"
Reporter takut di blokir, tapi aktor yang berpura-pura menjadi pekerja itu tidak memikirkan ini, dengan tidak takut melawan dan berkata, barusan saja, mereka mendapatkan perintah dari yang menyuap mereka, menyuruh mereka ngotot bilang kalau obat bermasalah saja sudah bisa, tim pembantu sudah dalam perjalanan, menyuruh mereka harus menahan situasi ini.
"Dasar kalian pembohong, obatku tidak akan bermasalah, kalian sungguh ada sakit atau pura-pura, kalian paling tau." Obat yang Moshina berikan akan tertulis dan tersimpan di komputernya, dia barusan mencocokkan sekali lagi, tidak akan ada masalah apapun.
"Kamu yang berikan obatnya, tentu saja kamu tidak akan mengakui, terlebih tidak ada hak untuk mencurigai kami."
"Dia tidak berhak, lalu bagaimana denganku?" Terdengar suara yang kuat, menarik perhatian semua orang.
Kelopak mata Danang berkedut, sangat terkejut, tidak menyangka dia juga kemari.
Novel Terkait
The Winner Of Your Heart
ShintaYour Ignorance
YayaAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaCinta Yang Berpaling
NajokurataMata Superman
BrickTakdir Raja Perang
Brama aditioMy Greget Husband
Dio ZhengMenantu Luar Biasa Bangkrut×
- Bab 1 Keluargamu Bangkrut
- Bab 2 Sikap Mertua
- Bab 3 Spider Man
- Bab 4 Kutukan 9 Nyawa
- Bab 5 Membuat Kamu Menjadi Nyaman
- Bab 6 Acara Makan Malam Keluarga
- Bab 7 Dihina
- Bab 8 Memutuskan Hubungan
- Bab 9 Kehilangan Wajah
- Bab 10 Menjadi Perantara Untuk kali Ini
- Bab 11 Wanita Di Dalam Jimat
- Bab 12 Memperlihatkan Keterampilan
- Bab 13 Kita Cerai Saja
- Bab 14 Berpisah
- Bab 15 Membantumu Membuat Alis
- Bab 16 Gagal Menyombongkan Diri
- Bab 17 Jangan Sentuh Jarum Itu
- Bab 18 Bermuka Tebal, Tak Kenal Malu
- Bab 19 Hidup Kembali Saat Sekarat
- Bab 20 Pasti Tidak Akan Mengeluh
- Bab 21 Restoran Genting
- Bab 22 Merasa Paling Benar
- Bab 23 Serangan Tak Terlihat
- Bab 24 Membuatmu Melihat Lelucon
- Bab 25 Makanan Anjing Gila
- Bab 26 Kesialan Yang Membubung Tinggi
- Bab 27 Tikus Yang Tenggelam
- Bab 28 Yang Paling Utama Adalah Tangan
- Bab 29 Kekuatan Yang Masih Ada
- Bab 30 Menganggap Naga Asli Sebagai Serigala
- Bab 31 Abang Adik Berantem
- Bab 32 Memandang Rendah
- Bab 33 Aku Sudah Mengingatnya
- Bab 34 Merasakan
- Bab 35 Konflik
- Bab 36 Kecanduan Berjudi
- Bab 37 Kebangkrutan
- Bab 38 Pembukaan Bisnis
- Bab 39 Membuat Keributan
- Bab 40 Memukul dengan Kejam
- Bab 41 Ancaman Opini Publik
- Bab 42 Pertanyaan Menentang
- Bab 43 Pengawal Mobil Mewah
- Bab 44 Bantuan Tepat Waktu
- Bab 45 Kedatangan
- Bab 46 Tanpa Belas Kasihan
- Bab 47 Mendatangi
- Bab 48 Selesai
- Bab 49 Sebuah Dorongan