Menantu Luar Biasa Bangkrut - Bab 3 Spider Man
Wajah Danang penuh dengan reaksi amarah, tangannya yang berada di bawah meja telah mengepal dengan erat.
Dia ingin membalikkan meja dan memaki ‘makan sialan’, namun dia tidak ada keberanian seperti itu.
Sumitro paling hebat dalam berpura-pura bego, dia tetap bisa melakukan urusan sendiri setelah selesai makan.
Ekspresi wajah ibu mertua yang begitu menjijikkan membuat Danang merasa kecewa, dia berlari keluar dengan pemikiran yang penuh beban, lalu memukul pohon besar yang berada di bawah gedung dengan sekuat-kuatnya, sehingga daun pohon juga jatuh berserakan.
Pada saat dia sedang memikirkan solusi pengembalian uang ini, ponselnya malah berdering.
Telepon ini berasal dari Joko Andrez, Joko adalah anak abangnya Sumitro, juga merupakan abang sepupunya Vanesa.
Hubungan keluarga Vanesa dan Keluarga Joko tidak terlalu baik, namun kesan Danang terhadap Joko masih lumayan bagus, Joko sangat sungkan pada saat bertemu dengan dirinya, dan juga sebagai orang pertama yang perhatian terhadap keadaannya setelah dirinya mengalami kesusahan.
Joko menghibur dirinya bahwa Keluarga Shiba pasti sanggup melewati masa krisis ini, dia bersedia mempertaruhkan semua kemampuannya demi membantu Danang melewati masa krisis ini.
Danang juga merasa sangat senang, lalu langsung berangkat mencari Joko berdasarkan alamat yang diberikannya.
Di depan pintu tempat parkir, Joko menyandar di samping sebuah mobil Audi, setelah melihat kedatangan Danang, dia melambaikan tangan ke arah yang tidak jauh.
“Saat mengalami kesulitan baru bisa mengetahui hati seseorang, aku tidak kepikiran ternyata akhirnya kamu yang membantuku.” Danang melihat keberadaan Joko, lalu berkata dengan nada terharu.
“Kamu jangan segan denganku lagi, meminjamkan dua puluh miliar sudah pasti tidak ada, tetapi kalau meminjamkan dua miliar untuk mengatasi keadaan krisis, pastinya masih sanggup.” Tiba-tiba Joko mengalihkan topik dan berkata dengan reaksi kesusahan :”Tetapi aku ada sesuatu yang butuh bantuanmu.”
“Kamu bilang saja, asalkan aku sanggup melakukannya.”
“Aku ada sebuah barang penting yang tanpa sengaja dianggap sebagai sampah dan terlanjur dibuang, kamu boleh bantu aku mencarinya ?” Joko menunjuk tong sampah setengah penuh yang berada di sampingnya, lalu berkata dengan nada serius.
Danang melirik sekilas, reaksi wajahnya juga kesusahan, namun demi berhasil meminjam uang dua miliar ini, dia tetap saja menahan aroma aneh dan mengulur tangan untuk mencarinya.
“Sudah ketemu !” Danang yang berpakaian kotor sedang menangkap sebuah kantong plastik merah, reaksi wajahnya sangat senang, setelah itu bersiap-siap menyerahkan kepada Joko.
“Tidak perlu, tidak perlu, ini untukmu, kamu coba buka.” Wajah Joko menampakkan ekspresi seru bermain.
Setelah membuka kantong tersebut, di dalamnya berisi hamburger yang telah dimakan separuh.
“Apa maksudmu ?” Danang sangat kebingungan.
“Masih belum kelihatan ya ? Ini sisa makanan untukmu, agar kamu dapat merasakan hasil kerja keras, kaget ? Terkejut ?” Joko tertawa terbahak-bahak.
“Kamu mempermainkan aku ya ? !” Api amarah Danang langsung meledak.
“Sialan, kamu masih mau uangnya atau tidak ?” Satu kaki Joko sedang menginjak pada sebuah koper, lalu berkata dengan tampang sombong :”Uang yang kamu mau ada di dalam koper ini, kalau kamu mau makan sisa hamburger ini, aku akan meminjamkan uang ini padamu.”
“Apa gunanya juga kamu menghina aku, sebelumnya siapa yang sponsor kamu uang satu miliar untuk membeli mobil baru, jadi manusia jangan lupa budi !” Danang berkata dengan nada emosi.
“Ingatan aku tidak baik, ada beberapa hal sudah terlupakan.” Joko menggaruk telinga dengan jari kelingking, lalu menjentik tahi telinga dan berkata :”Jangan banyak cerewet lagi, aku sudah memberikan kesempatan ini padamu, aku hitung sampai tiga, anggap saja aku tidak pernah datang kalau memang tidak mau.”
“Satu…dua…”
“Aku makan !” Setelah kepikiran dengan reaksi wajah Melinda yang begitu menjijikkan, Danang menahan amarah di hatinya, tangannya telah mengepal dengan erat, akhirnya dia tetap menahan penghinaan dan menyumbat hamburger ke dalam mulut sendiri, setelah itu langsung menelannya.
“Orang bego, benaran makan pula…” Joko juga sangat terkejut, ternyata rencana ini malah begitu lancar, sehingga dia tertawa dengan gaya arogan.
“Ini, anjing bodoh.” Joko menendang koper ke arahnya, lalu membawa mobilnya dan pergi meninggalkan tempat.
Danang memuntahkan sisa hamburger yang berada di dalam mulutnya, lalu buru-buru membungkuk pinggang dan membuka koper.
Setelah melihat isi koper, emosinya langsung meledak seketika, wajahnya menjadi pucat bagaikan telah menelan racun.
Kertas sembahyang !
Isi di dalam koper adalah kertas sembahyang !
“ Joko sialan.” Danang mengejar keluar dan memaki dengan kuat, namun dia sama sekali tidak bisa menyentuh mobil Joko, akhirnya malah jatuh tergeletak di lantai.
Dia juga tidak mempedulikan harga dirinya lagi, saat ini dia hanya terus berbaring di lantai dan menatap langit dengan tampang rasa putus asa.
Orang jalan yang melaluinya terus melirik ke arahnya, ada yang menghentikan langkah, ada juga yang memotret dirinya, namun tidak ada yang mendirikan tubuhnya.
“Abang besar, kamu tidak apa-apa kan ?” Sebuah suara lembut berhasil memanggil pemikiran Danang, setelah berdiri dan melirik, ternyata adalah seorang gadis kecil yang sangat tidak asing.
Pada saat melihat permen manisan di tangannya, Danang kepikiran dalam seketika, gadis kecil ini adalah cucu dari nenek tua yang menjual permen manisan.
Danang menggeleng kepala, lalu mengulur tangan dan ingin mengelus kepalanya, namun setelah melihat tangan sendiri yang sangat kotor, dia hanya bisa membatalkan niatnya.
“Nah, kasih kamu.” Gadis kecil menyerahkan permen manisan ke depan mulutnya, Danang menggigit sedikit, rasanya sangat manis.
“Aduh, akhirnya menemukan kamu.” Nenek gadis tersebut berjalan kemari dari kantin di samping, tangannya masih memegang tongkat yang penuh dengan permen manisan.
“Kamu yang menyimpan uang ini ke dalam tas anak itu kan ? Aku sama sekali tidak pakai, semuanya masih di sini.” Nenek tua mengeluarkan setumpuk uang dari tas kain yang lumayan lama, lalu mengembalikan uangnya kepada Danang.
Danang yang sama sekali tidak ada uang juga merasa ragu, namun akhirnya tetap saja menerima uang tersebut, memang ironis sekali.
Nenek juga bertanya mengenai keadaan Danang, Danang mengatakan bahwa dirinya sedang menganggur dan sedang memikul utang, namun tidak memberitahukan nominal kisaran kepadanya.
“Utang sudah pasti harus bayar, tetapi tidak boleh meminjam uang ilegal.” Nenek yang baik hati juga meninggalkan nomor ponsel saudaranya kepada Danang, katanya di sana ada lowongan dengan gaji tinggi, Danang boleh mencoba di sana apabila tidak menemukan pekerjaan.
Pekerjaan gaji tinggi tersebut adalah pekerjaan melakukan kebersihan di dinding gedung, dikarenakan pekerjaan pada tempat tinggi, sehingga memiliki tingkat bahaya tertentu, namun sebaliknya, bayarannya juga lumayan besar, bahkan bisa mendapatkan gaji dua juta perhari apabila rajin bekerja.
Meskipun uang ini hanya sekedar uang kecil bagi Danang, namun setidaknya telah memberikan harapan kepada dirinya, pembayaran utang kepada bank masih boleh ditunda, namun utang ibu mertua harus cepat dibayar.
Danang menghubungi saudara nenek tua yang bernama Pak Zhang, Pak Zhang mengatakan bahwa mereka sangat membutuhkan pekerja, sehingga tidak lama kemudian Pak Zhang langsung membawa mobil dan mengantar Pak Zhang rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.
Berdasarkan peraturannya, pekerja tempat tinggi mesti melewati masa pelatihan sebelum mulai bekerja, namun Pak Zhang tergolong kontraktor pribadi, kebetulan sedang kekurangan pekerja dalam bagian kebersihan, hasil pemeriksaan kesehatan Danang juga telah memenuhi syarat, sehingga Pak Zhang mengizinkan dia mulai bekerja setelah menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan kepadanya, lagi pula pekerjaan ini tidak membutuhkan keterampilan sulit, semua orang sanggup melakukannya apabila tenaga dan otaknya tidak bermasalah.
Danang menekan rasa ketakutan terhadap tempat tinggi, dia mengikat tali pengaman, lalu memegang peralatan dan berdiri di luar gedung lima belas tingkat, setelah itu mengikuti di belakang pekerja lama sambil membersihkan jendela kaca.
Sementara pada sisi lain, Vanesa sedang berdiri di koridor kawasan merokok pada sebuah gedung besar, saat ini dia sedang melakukan pembahasan terakhir bersama pelanggannya.
“Aku tidak kepikiran kalau kamu yang secantik ini bisa mengabaikan harga diri dan terus berkunjung mencariku, sudahlah, aku memberikan kesempatan kali ini kepadamu, aku akan mencoba bekerja sama dengan perusahaan Anda.” Pelanggan tersebut membuang asap rokok dan melontarkan suara tertawa kesenangan.
“ Direktur Zhao tenang saja, aku tidak akan mengecewakan kepercayaan Anda.” Vanesa menahan rasa tidak nyaman dari asap rokok, wajahnya masih menebar senyuman tipis, namun dalam hatinya sudah menjerit kesenangan, apabila berhasil mendapatkan perjanjian kerja sama ini, maka juga akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar bagi dirinya dan Keluarga Andez.
Saat ini kelihatannya sudah hampir berhasil, tiba-tiba Direktur Zhao melirik ke samping dan memajukan langkahnya, lalu menunjuk arah luar jendela dan berkata :”Bukannya itu suamimu ya ?”
Vanesa menoleh, dia melihat Danang yang penampilan kacau balau sedang menggantung di luar jendela, ada sebuah ember besar yang sedang terikat pada tubuhnya, tangannya sedang memegang alat menggosok, saat ini sedang membersihkan kaca jendela di hadapannya.
Kelihatannya dia masih tidak terlalu berpengalaman, sehingga gerakannya sangat kaku.
Sinar matahari yang panas membuat dia berkeringat karena terjemur, matanya hampir terpejam, apabila memperhatikannya dari jarak dekat, dapat melihat reaksi wajahnya yang pucat dan bibirnya yang kering, kelihatannya sangat kelelahan, sehingga gerakannya juga cenderung lambat.
“Lumayan mirip.” Vanesa bereaksi ragu dan mengalihkan pembicaraannya “ Direktur Zhao, kita tanda tangan kontrak saja dulu, aku mentraktir kamu makan siang.”
“Tidak buru-buru.” Direktur Zhao membuka jendela di samping lalu memanggil nama Danang.
“Ya ?” Danang menjawab dengan refleks, namun setelah menyadari kembali, dia melihat wajah Vanesa yang hanya dibatasi oleh lapisan kaca jendela.
Kenapa dia bisa ada di sini ?
Namun setelah melihat isyarat dari Vanesa, Danang langsung mengerti maksudnya, lalu buru-buru berkata :”Kamu salah orang, aku bukan Danang, aku tidak kenal dengannya.”
Bukannya sejenis reaksi tertangkap basah ?
Direktur Zhao memperhatikan semua reaksi wajah Danang, senyuman di wajahnya menghilang seketika, nada bicaranya juga menjadi datar :”Aku sudah tahu masalah kebangkrutan Keluarga Shiba, tetapi bagaimanapun dia juga suamimu, bisa menjadi suami istri adalah sebuah keberkatan, ini baru waktu sehari saja, kalian Keluarga Andez sudah mengubah tuan besar Shiba menjadi spider man, masih berpura-pura tidak mengenalnya lagi, bukannya terlalu kejam ya !”
“ Direktur Zhao, aku benaran tidak tahu…..”
“Tanpa bantuan Keluarga Shiba, perusahaan Keluarga Andez masih berskala kecil, hukum karma berlaku, aku hanya bisa menasihati sampai di sini saja, tidak mau banyak berkata lagi, Nona Andez silakan pamit saja.” Direktur Zhao adalah orang yang berhati tulus, sehingga paling tidak bisa menerima orang yang berkepribadian seperti ini, akhirnya dia langsung pergi meninggalkan tempat.
“ Danang, kamu sialan sekali, boleh tolong mati saja di tempat jauh ?” Vanesa merasa emosi karena malu, setelah selesai memaki Danang, akhirnya dia berlari mengejar Direktur Zhao :” Direktur Zhao, tolong dengarkan penjelasanku…”
Danang melihat dirinya yang begitu kekacauan dari paparan kaca, lalu memukul kepala sendiri dengan tanpa sebab, kesannya sangat sedih dan tidak berdaya.
Chi -----
Suara apa ?
Danang menunduk dan memperhatikan.
Aduh, tali pengaman terlepas dari kancing pinggang.
Pada detik selanjutnya, Danang merasa bagian dadanya menjadi berat, seluruh tubuhnya terjatuh dari pertengahan udara.
Novel Terkait
My Beautiful Teacher
Haikal ChandraGet Back To You
LexyThe Sixth Sense
AlexanderMy Charming Wife
Diana AndrikaCintaku Pada Presdir
NingsiAwesome Husband
EdisonMy Cold Wedding
MevitaMenantu Luar Biasa Bangkrut×
- Bab 1 Keluargamu Bangkrut
- Bab 2 Sikap Mertua
- Bab 3 Spider Man
- Bab 4 Kutukan 9 Nyawa
- Bab 5 Membuat Kamu Menjadi Nyaman
- Bab 6 Acara Makan Malam Keluarga
- Bab 7 Dihina
- Bab 8 Memutuskan Hubungan
- Bab 9 Kehilangan Wajah
- Bab 10 Menjadi Perantara Untuk kali Ini
- Bab 11 Wanita Di Dalam Jimat
- Bab 12 Memperlihatkan Keterampilan
- Bab 13 Kita Cerai Saja
- Bab 14 Berpisah
- Bab 15 Membantumu Membuat Alis
- Bab 16 Gagal Menyombongkan Diri
- Bab 17 Jangan Sentuh Jarum Itu
- Bab 18 Bermuka Tebal, Tak Kenal Malu
- Bab 19 Hidup Kembali Saat Sekarat
- Bab 20 Pasti Tidak Akan Mengeluh
- Bab 21 Restoran Genting
- Bab 22 Merasa Paling Benar
- Bab 23 Serangan Tak Terlihat
- Bab 24 Membuatmu Melihat Lelucon
- Bab 25 Makanan Anjing Gila
- Bab 26 Kesialan Yang Membubung Tinggi
- Bab 27 Tikus Yang Tenggelam
- Bab 28 Yang Paling Utama Adalah Tangan
- Bab 29 Kekuatan Yang Masih Ada
- Bab 30 Menganggap Naga Asli Sebagai Serigala
- Bab 31 Abang Adik Berantem
- Bab 32 Memandang Rendah
- Bab 33 Aku Sudah Mengingatnya
- Bab 34 Merasakan
- Bab 35 Konflik
- Bab 36 Kecanduan Berjudi
- Bab 37 Kebangkrutan
- Bab 38 Pembukaan Bisnis
- Bab 39 Membuat Keributan
- Bab 40 Memukul dengan Kejam
- Bab 41 Ancaman Opini Publik
- Bab 42 Pertanyaan Menentang
- Bab 43 Pengawal Mobil Mewah
- Bab 44 Bantuan Tepat Waktu
- Bab 45 Kedatangan
- Bab 46 Tanpa Belas Kasihan
- Bab 47 Mendatangi
- Bab 48 Selesai
- Bab 49 Sebuah Dorongan