Menantu Luar Biasa Bangkrut - Bab 40 Memukul dengan Kejam
Danang maju selangkah, melihat semua orang sekilas: "Kalian ini satu per satu sudah buta ya, tangan-tangan orang ini tidak terkelupas, kulit juga tidak kasar, mana mirip dengan pekerja desa, aku lihat mirip dengan preman, kalau mereka benar-benar ada masalah, kenapa tidak pergi ke rumah sakit dulu, malah memilih disaat hari pembukaan datang ribut, dan juga membawa sekumpulan reporter untuk memprovokasi, sekelompok orang muda, tidak ada penyakit tapi mengeluh, sebenarnya siapa yang menyuruh kalian melakukan ini?!"
Ekspresi para jurnalis berubah, reporter berbaju merah berdiri keluar, mengalihkan pembicaraan: "Oh, aku kenal kamu, kamu adalah anak Hary Shiba, CEO dari grup Asura, papa kamu adalah si tua bermuka anjing, memangnya kamu bisa sebaik apa?"
Dia menjulurkan tangan menunjuk Vanesa: "Aku juga mengenalimu, kamu adalah menantu keluarga Shiba, rumor mengatakan kamu adalah wanita yang mendambakan kekuasaan, bukannya sudah bercerai dengan Tuan Muda Shiba, kenapa bersama lagi?"
Seorang reporter dengan wajah bintik-bintik di sebelah mendekat kemari, mengarahkan kamera ke arah mereka: "Bukankah ini sudah jelas, bersama untuk melakukan kejahatan, aku mendapatkan kabar bahwa dokter bermarga Jiang itu adalah teman baik nona Andez, mereka berdua bekerja sama membuka toko obat tradisional ini, sedangkan Tuan Muda Shiba ini bercerai dengannya hanya kondisi sementara, dengar-dengar Tuan Muda Shiba ini terjerat utang sebanyak puluhan miliar, dia ingin menyuruh istrinya berselingkuh untuk membayarkan utang untuknya."
"Dia benar-benar tidak tau malu, apakah ini hal yang pantas dilakukan seorang pria?" Ucap reporter berbaju merah dengan bekerja sama.
Reporter si wajah berbintik: "Ini bukan apa-apa, aku dengar, Tuan Muda Shiba ini juga mengejar teman baik nona Andez, yaitu dokter Jiang, mereka tinggal di rumah yang sama, setiap hari melakukan hal yang memalukan."
Si reporter berbaju merah berkata dengan kuat: "Maksudmu, dia menyuruh istrinya pergi jual diri, malah berhubungan intim dengan teman baik istrinya?"
Si reporter wajah berbintik tersenyum, menampakkan gigi depannya yang menghitam: "Bukan aku yang bilang, aku dengar dari orang lain, aku juga dengar kalau keinginan si Tuan Muda Shiba ini kuat sekali, nona Andez tidak bisa memenuhi kebutuhannya makanya menarik teman baiknya ikut."
Reporter berbaju merah seolah-olah baru tau: "Aku mengerti, rupanya sedang bermain 3 player, seorang gadis oergaulan bebas, seorang dokter yang tidak tau malu, ditambah anak orang kaya yang jahat dan kotor, orang seperti ini juga bisa membuka toko obat tradisional, orangnya saja bermasalah, bagaimana mungkin obatnya tidak bermasalah!"
"Diam!!" Di hadapan depan umum difitnah seperti itu, Moshina dan Vanesa marah sejak sampai wajah memerah, mereka bukan orang yang bisa berkata kasar, sulit untuk berdebat menghadapi bajingan seperti ini.
"Dasar pembohong!"
"Dasar pemfitnah!"
Danang bukannya tidak pernah bertemu orang yang tidak tau malu, tapi sebagai reporter, sengaja mengiring opini, menggunakan bahasa membunuh orang, ini sudah tidak bisa dideskripsikan dengan tidak bermoral dan tidak berhati nurani, ini benar-benar tidak tau malu, sifatnya mirip seperti binatang!
Di dalam hati Danang, papanya selalu nomor satu, Vanesa nomor dua, kamu menggunakan kata kotor untuk menghinanya, mungkin dia bisa menahanmu berdasarkan situasi, tapi dua orang reporter binatang ini, membuat kebohongan dan kata-kata kotor, di hadapan publik menghina Hary Shiba dan Vanesa, sudah melewati batas kesabar Danang, saat tidak bisa menahan lagi, maka tidak perlu ditahan lagi.....
Aura yang keluar dari tubuh Danang sangat menakutkan.
Intimidasi.
Niat membunuh.
Kemarahan Danang, dan juga mengandung sedikit jejak ketidakegoisan yang tak terkalahkan yang telah dipupuk Prabowo Shiba selama ribuan tahun.
Aura ini menjalar dengan cepat, setiap orang ditempat tidak bisa menahan untuk tidak menggigil, di dalam hati muncul ketakutan dan kedinginan tanpa alasan.
Danang yang dibawah terik sinar matahari saat ini bagaikan seseorang yang sudah berjalan di kedinginan selama ribuan tahun, setiap langkahnya membuat kedinginan dipancarkan tubuhnya bertambah.
Reporter wajah berbintik dan reporter berbaju merah lebih terbeban, sebuah tubuh sedang terayun, ingin melangkah mundur malah sadar kalau kakinya tidak bisa bergerak, bagai tenggelam di tanah liat, rasanya berat sekali.
Orang yang satunya lagi lebih memalukan, langsung terduduk di atas lantai, beberapa kali menggunakan tangannya untuk menahan lantai untuk berdiri tapi tidak berhasil, suara di sekitarnya disaat itu langsung terhenti, para penonton juga mundur selangkah ke belakang.
Danang mengulurkan kedua lengannya, secepat naga yang keluar dari laut, menangkap kamera di tangan mereka, dengan kuat meremasnya, kamera itu langsung pecah, hancur berkeping-keping.
"Kamu, kamu, kamu......." Dua orang reporter itu mana menyangka kalau Danang mempunyai kekuatan itu, ingin mengatakan kata kejam, tapi saat melihat tatapan Danang yang dingin lalu terdiam lagi.
"Si tua bermuka anjing? Wanita pergaulan bebas? Mulutmu yang kotor itu benar-benar bau!" Danang dengan satu tangan meremas kedua sisi dagunya, menunjukkan energi gelap.
Kakakakakakakakaka!
Suara nyaring terdengar, dua baris berjumlah 25 gigi si reporter baju merah, dua gigi keramik dan satu gigi bungsu semuanya hancur berantakan.
Masih belum selesai, Danang menunjukkan energi gelapnya lagi, dagu si reporter baju merah itu langsung turun ke bawah, lidahnya menjadi kaku, mulutnya terbuka tapi tidak bisa berkata, bahkan hak untuk berteriak kesakitan pun tidak ada.
Tidak apa-apa kalau mulutnya ini hancur, dalam 10 tahun menjadi bisu, ini adalah hukuman pantas untuknya!
Si reporter wajah berbintik ketakutan sampai kencing celana oleh kekejaman Danang, muncul genangan air kuning di celananya.
"Danang !" Vanesa memanggilnya, menyuruhnya berhenti.
"Bagus sekali." Moshina menggunakan sikap berbeda, dia tidak berpikir begitu banyak, merasa orang itu pantas mendapatkannya, juga tidak lupa mengingatkan: "Si wajah berbintik itu juga bukan orang baik, pukul dia!"
Mendengar perkataan dua wanita itu, Danang tersadar, berjalan keluar dari sikap yang sedikit tidak terkendali itu.
Novel Terkait
Cintaku Pada Presdir
NingsiGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraEternal Love
Regina WangMy Charming Wife
Diana AndrikaLove And War
JaneMenantu Luar Biasa Bangkrut×
- Bab 1 Keluargamu Bangkrut
- Bab 2 Sikap Mertua
- Bab 3 Spider Man
- Bab 4 Kutukan 9 Nyawa
- Bab 5 Membuat Kamu Menjadi Nyaman
- Bab 6 Acara Makan Malam Keluarga
- Bab 7 Dihina
- Bab 8 Memutuskan Hubungan
- Bab 9 Kehilangan Wajah
- Bab 10 Menjadi Perantara Untuk kali Ini
- Bab 11 Wanita Di Dalam Jimat
- Bab 12 Memperlihatkan Keterampilan
- Bab 13 Kita Cerai Saja
- Bab 14 Berpisah
- Bab 15 Membantumu Membuat Alis
- Bab 16 Gagal Menyombongkan Diri
- Bab 17 Jangan Sentuh Jarum Itu
- Bab 18 Bermuka Tebal, Tak Kenal Malu
- Bab 19 Hidup Kembali Saat Sekarat
- Bab 20 Pasti Tidak Akan Mengeluh
- Bab 21 Restoran Genting
- Bab 22 Merasa Paling Benar
- Bab 23 Serangan Tak Terlihat
- Bab 24 Membuatmu Melihat Lelucon
- Bab 25 Makanan Anjing Gila
- Bab 26 Kesialan Yang Membubung Tinggi
- Bab 27 Tikus Yang Tenggelam
- Bab 28 Yang Paling Utama Adalah Tangan
- Bab 29 Kekuatan Yang Masih Ada
- Bab 30 Menganggap Naga Asli Sebagai Serigala
- Bab 31 Abang Adik Berantem
- Bab 32 Memandang Rendah
- Bab 33 Aku Sudah Mengingatnya
- Bab 34 Merasakan
- Bab 35 Konflik
- Bab 36 Kecanduan Berjudi
- Bab 37 Kebangkrutan
- Bab 38 Pembukaan Bisnis
- Bab 39 Membuat Keributan
- Bab 40 Memukul dengan Kejam
- Bab 41 Ancaman Opini Publik
- Bab 42 Pertanyaan Menentang
- Bab 43 Pengawal Mobil Mewah
- Bab 44 Bantuan Tepat Waktu
- Bab 45 Kedatangan
- Bab 46 Tanpa Belas Kasihan
- Bab 47 Mendatangi
- Bab 48 Selesai
- Bab 49 Sebuah Dorongan