Menantu Luar Biasa Bangkrut - Bab 12 Memperlihatkan Keterampilan
“Mundur.” Danang melayangkan tangan untuk menjauhkan tubuh Regen, lalu sekaligus mengambil kotak jarum Tuan Aji :”Pinjam jarum ini.”
Setelah itu dia menjentik satu jarinya, dua batang jarum melayang jauh dan menusuk pada dua bagian dada Regen.
Akal pemikiran Regen menjadi sadar dalam seketika, nafsu terhadap darah juga tertekan oleh bantuan jarum tersebut, kelihatannya menjadi segar dan bersemangat.
“ Dua Tusukan Vital !” Kali ini Tuan Aji yang menjerit kekagetan, dia menggeleng kepala dengan tampang tidak percaya :”Tidak mungkin, ini tidak mungkin, mana mungkin ada yang bisa menggunakan Dua Tusukan Vital dengan keterampilan yang begitu sempurna, kecuali kamu benaran berbakat dalam ilmu kedokteran.”
Wajah Danang merona kemerahan, dirinya tidak memiliki bakat seperti itu, dia hanya terima bersih semua hasil kerja kakeknya saja.
“ Regen, kamu kenapa ?” Orang yang tidak mengerti dengan ilmu seperti ini tentu saja hanya mengutamakan hasil, Valeri tidak mengerti dengan teknik seperti ini, sehingga seluruh pemikirannya hanya ada anak kesayangannya saja.
“Ayah, aku lapar sekali.” Regen mengelus perut sendiri, Valeri langsung melotot dirinya dan bertanya :”Kamu mau minum darah lagi ? !”
“Minum darah apaan, aku mau makan nasi, makan daging, makan sup ikan.”
“Baik baik, ayah langsung suruh mereka siapkan, asalkan kamu tidak minum darah, mau makan apa juga boleh.” Mata Valeri menjadi kemerahan, akhirnya hati yang penuh kecemasan dapat menjadi lega.
“Abang Gazia, sekarang masih bukan saatnya merayakan, masalah dia masih belum terselesaikan.”
“Apa ?” Valeri mulai merasa cemas lagi :”Adik Shiba, semua ini harus minta tolong padamu lagi, kalau kamu bisa menyembuhkan penyakitnya, sama saja seperti menyelamatkan seluruh Gazia.”
“Ini nanti baru bahas.” Danang duduk di samping kasur, lalu menyuruh Regen mengulurkan lengannya.
“Adik Shiba, aku sudah pernah memeriksa nadinya, tidak ada kejanggalan apapun.” Kedua tangan Tuan Aji berpindah dari belakang tubuh menjadi ke bagian depan tubuh, nada bicaranya berubah dari segan menjadi menghormati.
“Penyakit khusus juga memerlukan cara pengecekan yang khusus, memeriksa denyut nadi tentu saja tidak berguna, Tuan Aji sudah berpengalaman di ilmu kedokteran, seharusnya pernah mendengar Tangan Yin dan Yang kan ?”
“ Tangan Yin dan Yang ….. Maksudmu Keajaiban Tangan Yin dan Yang ? !” Tuan Aji baru menyadarinya setelah terbengong sejenak.
“Benar, pria mengecek ‘Yang’, wanita akan mengecek ‘Yin’, hasilkan akan ketahuan setelah pengecekan.” Danang mengangguk.
“Adik Shiba, jadi maksudmu kamu bisa menggunakan teknik Tangan Yin dan Yang ?” Tuan Aji merasa kaget sekali, setelah mendapatkan jawaban pasti dari Danang, Tuan Aji terus menggeleng kepala dan berkata :”Kamu sedang bercanda, kamu pasti sedang bercanda, teknik pengecekan seperti ini hanya ada pencatatan samar di dalam buku sejarah, dengarnya pengecekan ini dapat mengetahui masalah yang terjadi dalam semua organ tubuh manusia beserta seluruh pembuluh darah dalam sekaligus, namun teknik ini masih belum mendapatkan pembuktian, dan juga tidak menyisakan data yang dapat dipelajari, teknik seperti ini tidak mungkin ada.”
“Tidak berguna juga kalau banyak berbicara, kamu lihat saja.”
“Baik, aku malahan mau lihat bagaimana pembuktian darimu.” Tuan Aji sangat kebingungan dengan reaksi Danang yang penuh percaya diri, dalam hatinya berpikir apabila apa yang dikatakan Danang adalah kenyataan, hasilkan akan sangat menakjubkan sekali.
Oleh sebab itu dia merenung sejenak dan mendapatkan sebuah ide secara langsung :”Adik Shiba, aku juga tidak pernah mempelajari tentang Tangan Yin dan Yang, sehingga belum tentu bisa mengerti juga kalau hanya dengan melihat, atau begini saja, seandainya kamu bisa menyembuhkan penyakit aneh Regen, aku akan berguru denganmu.”
“ Tuan Aji tidak perlu demikian, aku tidak sanggup menerimanya.” Danang sangat tidak berdaya, Tuan Aji juga licik sekali, dia tidak berterus terang mengenai ingin mempelajari ilmunya, malahan bersikap seolah-olah sangat terpaksa.
“Ilmu tidak membedakan usia, orang yang hebat otomatis bisa menjadi guru, atau jangan-jangan kamu memang merendahkan aku ya ?”
Danang mengetahui sifatnya yang aneh, sehingga hanya bisa mengalihkan topik pembicaraan untuk sementara waktu ini, dia mengulur tangan dan membentuk jarinya dengan gerakan aneh, lalu diam-diam mengumpulkan kekuatan pada ujung jari tersebut.
Pokk !
Dia menekan sekilas pada lengan Danang, setelah itu muncul sejenis suara renyah.
“Aku merasa ada sejenis kekuatan yang mengalir ke seluruh tubuhku, rasanya enak dan luar biasa, benar-benar menakjubkan sekali.” Wajah Regen yang pucat akhirnya menampakkan jejak kemerahan.
Danang menekan sembilan kali pada lengan Regen bagaikan sedang bermain piano, setiap menerima sentuhan dari Danang, tubuh Regen juga akan ikut gemetar, Valeri dan Tuan Aji menjadi bengong setelah melihat adegan tersebut.
Tubuh pasien akan gemetar seiring dengan sentuhan jari dokter yang mengobatinya, adegan tersebut sangat persis dengan catatan yang ada pada buku sejarah.
Ternyata Danang benar-benar ada di dunia ini !
Hati Tuan Aji sudah mencapai tingkat kekagetan yang tertinggi, bahkan lehernya juga menjadi merah karena terlalu bersemangat, tatapannya terhadap Danang juga berubah dari menghormati menjadi mengagumi, ternyata Danang adalah pria yang penuh dengan keterampilan.
“Adik Shiba, bagaimana dengan anakku ?” Valeri langsung bertanya dengan tidak sabar setelah melihat Danang yang telah menyimpan kembali tangannya.
“Sudah menemukan penyebab, ada seekor lintah parasit yang hidup di dalam tubuhnya.”
“Maksudnya adalah makhluk helobdella ya ?”
“Kamu boleh menanggap dia sebagai helobdella yang telah berkembang, dia dapat berubah menjadi bentuk cairan yang berwarna darah, sehingga tidak dapat ketahuan apabila mendeteksi dengan alat kedokteran, dia hidup di tubuh manusia untuk terus meresap darahnya, makanya Regen ada gejala ingin minum darah, apabila terus membiarkannya, akhirnya dia akan merengut semua darah yang berada pada tubuh pasien.”
“Rupanya demikian, pantas saja tidak dapat menemukan penyebabnya.” Tuan Aji langsung mengerti dalam seketika, dia juga pertama kalinya mendengar makhluk yang bernama lintah.
“Aku sudah tahu, beberapa waktu yang lalu aku merekam video dengan teman di hutan purba, saat itu aku digigit oleh sesuatu yang tidak jelas dan hanya ada jejak satu tetesan darah saja….”
“Sudah benar kalau begitu, lintah jarang ditemukan pada tempat biasanya, kamu memang kurang beruntung.”
“Kakak Shiba, kamu harus menolongku, aku mohon padamu !” Tidak ada lelaki yang sanggup menahan keberadaan makhluk seperti ini pada tubuhnya, saat ini tubuh Regen terus gemetaran, air matanya bahkan sudah hampir menetes.
Danang menepuk pundaknya agar dia dapat menjadi tenang.
Tuan Aji dengan inisiatifnya menjadi asisten Danang, berdasarkan perintah Danang, dia menyuruh orang mengantarkan ember yang berisi es batu beserta cabai.
Danang menyumbat cabai ke dalam Regen, dia menyuruh Regen agar dapat mengunyah cabai tersebut dan jangan menelannya, setelah itu dia meletakkan es batu pada bagian dada Regen.
Setelah itu Danang menggerakkan tangan dan melayangkan jarum di tangannya, jarum tersebut tertusuk pada es batu, akhirnya es batu yang jernih dan keras juga meleleh dalam seketika.
“Ini teknik apa ?” Tuan Aji malah kebingungan, meskipun dia sangat berwawasan, namun saat ini dia tetap tidak mengerti dengan tujuan teknik tersebut.
“Lintah nyaman dengan kehangatan dan takut terhadap kedinginan, aku akan memaksa dia keluar dengan menggunakanjarum air perak.” Gerakan tangan Danang terus berlanjut meskipun sedang berbicara, dia memanfaatkan jarum untuk membuat kesejukan es batu menembus melewati pori-pori tubuh Regen, setelah itu dia terus memperhatikan tubuh Regen dengan tatapan tajam.
“Sudah datang.” Kulit Regen muncul sebuah benjolan besar, makhluk di dalamnya sedang bergerakan dengan cepat ke arah atas.
“Buka mulut.” Danang melayangkan sebuah tamparan pada wajah Regen, lalu membuat mulut Regen menjadi keadaan terbuka dan menghadap ke arah ember es batu.
Tiga detik kemudian, Regen memuntahkan satu gumpalan cairan berwarna merah, tepatnya adalah fisik dari lintah.
Lintah takut dengan kedinginan, ketika seluruh tubuh Regen berada dalam keadaan kedinginan dan hanya mulutnya saja yang sangat panas, lintah dengan refleksnya akan berpindah menuju ke tempat yang panas ini.
Sebenarnya bentuk fisik lintah tidak terlalu mengerikan, lintah kelihatannya bagaikan gumpalan slime yang berwarna merah, dia menjadi retak berkeping-keping setelah terjatuh ke dalam ember es batu, dan akhirnya mati dalam keadaan kekakuan.,.,
Novel Terkait
Everything i know about love
Shinta CharityAnak Sultan Super
Tristan XuThe Winner Of Your Heart
ShintaKembali Dari Kematian
Yeon KyeongGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraMenantu Luar Biasa Bangkrut×
- Bab 1 Keluargamu Bangkrut
- Bab 2 Sikap Mertua
- Bab 3 Spider Man
- Bab 4 Kutukan 9 Nyawa
- Bab 5 Membuat Kamu Menjadi Nyaman
- Bab 6 Acara Makan Malam Keluarga
- Bab 7 Dihina
- Bab 8 Memutuskan Hubungan
- Bab 9 Kehilangan Wajah
- Bab 10 Menjadi Perantara Untuk kali Ini
- Bab 11 Wanita Di Dalam Jimat
- Bab 12 Memperlihatkan Keterampilan
- Bab 13 Kita Cerai Saja
- Bab 14 Berpisah
- Bab 15 Membantumu Membuat Alis
- Bab 16 Gagal Menyombongkan Diri
- Bab 17 Jangan Sentuh Jarum Itu
- Bab 18 Bermuka Tebal, Tak Kenal Malu
- Bab 19 Hidup Kembali Saat Sekarat
- Bab 20 Pasti Tidak Akan Mengeluh
- Bab 21 Restoran Genting
- Bab 22 Merasa Paling Benar
- Bab 23 Serangan Tak Terlihat
- Bab 24 Membuatmu Melihat Lelucon
- Bab 25 Makanan Anjing Gila
- Bab 26 Kesialan Yang Membubung Tinggi
- Bab 27 Tikus Yang Tenggelam
- Bab 28 Yang Paling Utama Adalah Tangan
- Bab 29 Kekuatan Yang Masih Ada
- Bab 30 Menganggap Naga Asli Sebagai Serigala
- Bab 31 Abang Adik Berantem
- Bab 32 Memandang Rendah
- Bab 33 Aku Sudah Mengingatnya
- Bab 34 Merasakan
- Bab 35 Konflik
- Bab 36 Kecanduan Berjudi
- Bab 37 Kebangkrutan
- Bab 38 Pembukaan Bisnis
- Bab 39 Membuat Keributan
- Bab 40 Memukul dengan Kejam
- Bab 41 Ancaman Opini Publik
- Bab 42 Pertanyaan Menentang
- Bab 43 Pengawal Mobil Mewah
- Bab 44 Bantuan Tepat Waktu
- Bab 45 Kedatangan
- Bab 46 Tanpa Belas Kasihan
- Bab 47 Mendatangi
- Bab 48 Selesai
- Bab 49 Sebuah Dorongan