Menantu Luar Biasa Bangkrut - Bab 1 Keluargamu Bangkrut
“ Berhenti disini saja. ” Danang Shiba mengeluarkan uang dua ratus ribu, lalu memberikannya kepada supir dan kemudian turun dari taksi.
“ Tuan, aku belum memberikan kembaliannya. ” Supir itu menoleh untuk mengingatkannya.
“ Aku tidak biasa menyimpan uang kecil, kamu simpan saja untuk beli rokok. ” Danang melambaikan tangannya dan berjalan ke arah Komplek Ocean Sky.
Di depan komunitas itu, ada seorang nenek berdiri di bawah terik matahari sambil menjual manisan. Dirinya berkeringat dan melihat setiap orang yang lewat dengan pandangan penuh harapan.
Di sampingnya, berdiri seorang gadis kecil dengan kulit gelap. Gadis itu membawa tas sekolahnya sambil mengipas nenek itu.
“ Berapa harganya? ” tanya Danang.
“ Sepuluh ribu per batang, dua puluh ribu per tiga batang. ”
“ Aku beli semuanya. ” Danang mengeluarkan segepok uang kertas dari dompetnya dan memberikannya kepada nenek itu. Nenek itu menolaknya dan hanya menerima dua ratus ribu rupiah darinya.
Danang melihat gadis yang berpakaian kusam itu dan mengelus kepalanya, lalu memberikan semua uang yang ada di dalam dompetnya kepada gadis kecil itu.
Dia memilih satu batang manisan yang belum meleleh dan sisanya dibuang ke dalam tempat sampah.
Gedung 7, nomor 707 adalah rumah Danang. Lebih tepatnya, itu adalah rumah ibu mertuanya.
“ Danang, kamu sudah bekerja keras sampai warna kulitmu pun sudah menjadi kecoklatan. Cepat duduk dan beristirahatlah. ”
Setiap kali pulang ke rumah, Melinda Qian, ibu mertuanya selalu menariknya ke sofa, mengganti sandalnya dan menyeka keringatnya dengan handuk. Bahkan lebih rajin daripada pembantu rumah tangga pada umumnya.
“ Sasa, mengapa kamu masih bermain dengan binatang peliharaanmu? Ambillah air untuk suamimu. ” Melinda menegur Vanesa Andez, putrinya yang baru saja kembali.
Mendengar ini, Vanesa pun meletakkan anjing husky yang sedang menggigit kaki kursi, lalu menyeka tangannya dan mengeluarkan sebotol air mineral seharga ratusan ribu dari kulkas. Kemudian, dia melemparkannya kepada Danang dan berkata : “ Lain kali, jangan beli air mineral yang begitu mahal lagi. Tidak ada yang terbiasa minum air mineral itu selain kamu. ”
“ Pergilah, jangan omong kosong jika kamu tidak mengerti. Aku sudah terbiasa meminumnya. ” Melinda memelototinya, lalu mengalihkan pembicaraan : “ Bagaimana? Apakah kamu sudah lulus ujian mengemudi? ”
“ Nilai kali ini cukup bagus. ”
“ Aku tahu bahwa ujian mengemudi sangatlah mudah bagimu. Kamu adalah menantu yang paling dapat diandalkan. ” Melinda tersenyum dan bertepuk tangan.
“ Nilai kali ini cukup bagus, lebih bagus daripada yang waktu itu. Aku sudah lulus di bagian memasukkan mobil ke dalam garasi, tapi belum lulus di garis parkir itu. ” Danang menghela nafas.
“ Ini sangat wajar. Ujian mengemudi memang sangat sulit. Bahkan Michael Schumacher saja tidak bisa lulus dalam sekali ujian. Lain kali, berusaha lebih keras lagi. ”
“ Bu, ini tidak wajar. Dia sudah tidak lulus selama enam kali. ” Vanesa mengeluh.
Kruk kruk --
Suara dari perut Danang.
“ Aduh aku lupa. Kamu pasti sudah kelaparan, ibu sudah menyiapkan makanannya. Aku memasukkannya ke dalam penghangat karena khawatir kamu akan pulang terlambat. Ibu akan mengambilnya sekarang. ” Melinda bangkit dan bergegas ke dapur.
“ Sayang, aku beri kamu sesuatu. ” Danang mengeluarkan satu batang manisan dari belakang badannya dan berkata : “ Ta daaa ---! ”
“ Aku tidak suka ini. ”
“ Bagaimana bisa kamu tidak menyukainya? Omong kosong. Bukankah ini makanan favoritmu ketika kamu masih kecil? ” Melinda mendengar percakapan mereka dan segera menyela : “ Danang, tadi Sasa baru saja mengatakan bahwa dia menginginkan manisan ini. Tak disangka, kamu membelinya. Inilah telepati antara suami dan istri, bukankah begitu Sasa ? ”
“ Iya. ” Vanesa berkata tanpa ekspresi. Dia mengambil manisan itu dan tersenyum terpaksa.
“ Jangan selalu memikirkan kemesraan kalian berdua saja, segeralah melahirkan seorang anak. Ibu sudah ingin menggendong cucu. ” Melinda mengenakan sarung tangan dan membawa piring ke meja sambil tersenyum.
Daging babi goreng.
Ikan Croaker kukus.
Foie Gras Prancis.
Kari seafood.
Sarang burung walet…
“ Bu, apa yang kamu lakukan? ” Vanesa terkejut melihat hidangan makanan di meja. Semua hidangan itu sangatlah mahal.
“ Aku merasa bosan di rumah, jadi aku mempelajari beberapa cara masak baru dari seorang koki terkenal. Lagipula, hari ini adalah hari peringatan pernikahan kalian ke 99 hari, jadi kita harus merayakannya. ” Setelah menghidangkan makanan, Melinda pergi ke kamarnya dan mengambil sebotol anggur merah dari bawah tempat tidunya, lalu berkata : “ Ini adalah pemberian Danang untuk ayahmu, tetapi ayahmu tidak tega untuk meminumnya. ”
“ Empat puluh empat juta? Aku belum pernah minum anggur merah semahal ini seumur hidupku. ” Melinda menelan ludahnya. Dia sebenarnya tidak ingin membukanya, tetapi Danang mengatakan bahwa dia akan membelikan yang lebih mahal setelah anggur merah ini habis.
Vanesa terdiam, dan dia berpikir bahwa pasti Danang yang telah menghamburkan uang untuk ini.
Danang adalah seorang anak orang kaya. Ayahnya, Hary Shiba bernilai triliunan, dan dia juga merupakan orang terkenal di New York.
Tiga bulan yang lalu, Danang jatuh cinta pada Vanesa pada pandangan pertama, dan dia berhasil menikahinya dengan bantuan ayahnya. Danang tidak tahu bagaimana cara Hary membujuk Vanesa, dan dia juga tidak peduli.
Dia selalu yakin bahwa cinta akan tumbuh pada waktunya, karena cinta itu dapat dipupuk..
Tetapi pada saat yang sama, Hary juga mengajukan permintaan untuk membiarkan Danang tinggal di rumah Keluarga Andez. Danang adalah seorang pemboros dan tidak konstan dalam cinta, tetapi sebaliknya, dia merupakan seseorang yang tergila-gila akan cinta. Dia bahkan rela tinggal di rumah Keluarga Andez demi cinta.
Berbeda dengan menantu laki-laki di novel pada umumnya, Danang hidup bagaikan seorang kaisar di Keluarga Andez. Dia sama sekali tidak melakukan pekerjaan rumah, bahkan tidak pernah mengisi air untuk dirinya mandi. Semua orang bersikap baik kepadanya dan dia menjalani kehidupan yang sangat nyaman. Jika harus memilih satu masalah, maka itu adalah pemborosan.
“ Danang, lain kali katakan saja apa yang ingin kamu makan. Ibu akan memasakkannya untukmu. ”
“ Terima kasih ibu. ” Danang menanggapinya sambil tersenyum.
Melinda memegang rambut keritingnya yang baru dicat dan berjalan ke Danang sambil memegang ponsel, lalu berkata : “ Ini sudah akhir bulan, ibu telah memilih beberapa keperluan sehari-hari di internet. Lihatlah, apakah ada yang kurang? ”
Danang mengambil ponsel itu, lalu melihat isi keranjang belanja yang tak ada habisnya dan mengangguk : “ Sudah pas, kirimkan ke akunku saja. ”
“ Terima kasih banyak. ” Melinda tersenyum menyeringai, lalu mengambil ponselnya dan segera menambahkan beberapa barang seharga puluhan juta rupiah lagi, dan kemudian memilih pembayaran teman.
“ Bu, apa kamu sudah gila! ” Vanesa mengenal ibunya dengan baik. Melihat sikap ibunya yang seperti ini, dia tahu bahwa ibunya ingin menguras uang Danang. Dia pun langsung merebut ponsel itu dari belakang dan terkejut melihat jumlah belanjaannya.
913 juta!
Sebagian besar isi keranjang belanjaannya adalah barang mewah untuk wanita dan sama sekali tidak ada barang kebutuhan sehari-hari.
Terlebih lagi, ada sex toy di dalamnya, yang membuat wajahnya memerah dan terkejut. Ini segaja dibeli Melinda untuk mendorong mereka untuk memiliki anak sesegera mungkin.
“ Kenapa kamu berteriak? ” Melinda memberi isyarat kepada Vanesa. Lalu Vanesa menoleh ke Danang dan berkata : “ Tidak perlu dengarkan apa kata ibu. Dia memang selalu seperti ini, jangan dibiasakan. ”
“ Tidak apa-apa, kita adalah satu keluarga. ”
“ Benar, benar, kita adalah satu keluarga, jangan berbicara seperti orang luar. Menantu yang berbakti dan suami yang bertanggung jawab adalah berkah Keluarga Andez. ” Melinda merebut kembali ponselnya.
“ Terserah kalian. ” Vanesa malas untuk mengurusinya. Dia kembali ke posisinya dan melihat berita harian seperti biasa.
Danang tidak memiliki deposito, tetapi dia memiliki kartu kredit platinum dengan batas dua puluh miliyar rupiah. Setiap akhir bulan tanggal pembayaran, Keluarga Shiba akan membantunya untuk menyelesaikan pembayaran itu. Dia hanya mengandalkan kartu kredit dan uang tunai sepanjang hidupnya.
Ketika pembayaran atas nama orang lain, muncullah masalah dan halaman itu menunjukkan bahwa saldonya tidak mencukupi.
Ketika dia membuka aplikasi bank untuk memeriksanya, dia menemukan hanya tersisa kurang dari dua ratus juta di dalamnya, dan hari ini masih tanggal pembayaran, tetapi tidak ada uang yang masuk ke akunnya.
“ Aku baru teringat bahwa ada seorang teman yang ingin membuat film online. Pada awal bulan, dia meminjam enam belas miliyar denganku dan aku telah menggunakan sisanya untuk pengeluaran sehari-hari. ”
Sebagai anak dari orang kaya, Danang tentu saja memiliki banyak teman di sekelilingnya. Sebagian besar acara makan malam bersama dibayar olehnya. Oleh sebab itu, pengeluarannya jauh lebih banyak daripada orang biasa.
“ Kalau begitu, cepat hubungi ayahmu. ” Melinda sangat tidak sabar. Di dalam benaknya, Danang yang harus membayar semua ini.
“ Mungkin sedang sibuk. ” Telepon ayah dan rumah dimatikan. Danang sedikit terkejut karena ini adalah pertama kalinya dia mengalami situasi seperti ini.
“ Bagaimana kalau seperti ini saja. Ibu pinjamkan aku 1,8 miliyar terlebih dahulu. Aku akan membayar semua isi keranjang belanja ibu setelah uangnya dikembalikan. ” Danang tidak menanggapi masalah ini dengan serius. Ini sedang saatnya makan malam, dia tidak ingin kembali hanya untuk masalah kecil ini.
“ Hm… baiklah. ” Melinda menggigit giginya dan tersenyum sambil berkata : “ Bagaimana dengan uang untuk keranjang belanja ini? ”
“ Jangan khawatir, aku yang akan membayarnya. Aku akan memberimu dua miliyar rupiah besok. ” Perkataan Danang membuat Melinda merasa senang. Dia merasa bahwa menantu ini benar-benar sangat mudah dibodohi. Dia bahkan menawakan untuk membayar lebih dua ratus juta. Jika ibunya 20 tahun lebih mudah, dia tidak akan memberikan Vanesa kesempatan ini.
Dibandingkan dengan orang biasa, Keluarga Vanesa merupakan keluarga yang kaya. Ayahnya, Sumitro Andez, bekerja sebagai manajer projek di Perusahaan Keluarga Andez. Gaji tahunannya mencapai satu miliyar rupiah, dan gaji bulanan Vanesa hampir enam puluh juta. Dibandingkan dengan Danang, dialah yang “miskin”.
Bagi Danang, 1,8 miliyar hanyalah biaya hidupnya untuk satu bulan. Bagi Melinda, itu adalah uang yang telah dia tabung selama bertahun-tahun. Ini hanya karena Danang, kalau tidak, dia juga tidak akan meminjamkan uang itu.
Tetapi yang tak diduga adalah uang itu tak dapat digunakan ketika dikembalikan ke kartunya.
Kartu itu telah terblokir dan hanya dapat digunakan untuk pembayaran, tetapi tak dapat digunakan lagi.
“ Bagaimana bisa seperti ini? ” Melinda merasa cemas. Kedutan pun terjadi di kelopak mata kanannya dan perasaan gelisah pun muncul di hatinya.
“ Gawat! ” Vanesa berdiri dari kursinya seolah-olah pantatnya telah dialiri listrik dan kemudian menunjukkan ponselnya kepada mereka berdua.
New York melaporkan, berita utama hari ini adalah : Perusahaan Asura mengumumkan kebangkrutan dan Presiden Hary menghilang! ”
“ Tidak mungkin, ini pasti kesalahan media! ” Danang panik dan dia tidak percaya dengan berita itu.
Pada saat ini, pintu tiba-tiba terbuka.
Sumitro, ayah mertuanya memgang dasinya dan rambutnya berantakkan. Wajahnya tampak kesal dan sikapnya berbeda dengan sebelumnya. Ketika dia melihat Danang, reaksi pertamanya adalah melototinya, menggerakkan jarinya dan berteriak dengan suara seraknya : “ Beraninya kau masih duduk disini. Keluargamu sudah bangkrut! ”
Novel Terkait
Cinta Tapi Diam-Diam
RossieTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniAwesome Husband
EdisonHusband Deeply Love
NaomiEverything i know about love
Shinta CharityHanya Kamu Hidupku
RenataMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiYour Ignorance
YayaMenantu Luar Biasa Bangkrut×
- Bab 1 Keluargamu Bangkrut
- Bab 2 Sikap Mertua
- Bab 3 Spider Man
- Bab 4 Kutukan 9 Nyawa
- Bab 5 Membuat Kamu Menjadi Nyaman
- Bab 6 Acara Makan Malam Keluarga
- Bab 7 Dihina
- Bab 8 Memutuskan Hubungan
- Bab 9 Kehilangan Wajah
- Bab 10 Menjadi Perantara Untuk kali Ini
- Bab 11 Wanita Di Dalam Jimat
- Bab 12 Memperlihatkan Keterampilan
- Bab 13 Kita Cerai Saja
- Bab 14 Berpisah
- Bab 15 Membantumu Membuat Alis
- Bab 16 Gagal Menyombongkan Diri
- Bab 17 Jangan Sentuh Jarum Itu
- Bab 18 Bermuka Tebal, Tak Kenal Malu
- Bab 19 Hidup Kembali Saat Sekarat
- Bab 20 Pasti Tidak Akan Mengeluh
- Bab 21 Restoran Genting
- Bab 22 Merasa Paling Benar
- Bab 23 Serangan Tak Terlihat
- Bab 24 Membuatmu Melihat Lelucon
- Bab 25 Makanan Anjing Gila
- Bab 26 Kesialan Yang Membubung Tinggi
- Bab 27 Tikus Yang Tenggelam
- Bab 28 Yang Paling Utama Adalah Tangan
- Bab 29 Kekuatan Yang Masih Ada
- Bab 30 Menganggap Naga Asli Sebagai Serigala
- Bab 31 Abang Adik Berantem
- Bab 32 Memandang Rendah
- Bab 33 Aku Sudah Mengingatnya
- Bab 34 Merasakan
- Bab 35 Konflik
- Bab 36 Kecanduan Berjudi
- Bab 37 Kebangkrutan
- Bab 38 Pembukaan Bisnis
- Bab 39 Membuat Keributan
- Bab 40 Memukul dengan Kejam
- Bab 41 Ancaman Opini Publik
- Bab 42 Pertanyaan Menentang
- Bab 43 Pengawal Mobil Mewah
- Bab 44 Bantuan Tepat Waktu
- Bab 45 Kedatangan
- Bab 46 Tanpa Belas Kasihan
- Bab 47 Mendatangi
- Bab 48 Selesai
- Bab 49 Sebuah Dorongan