Menantu Luar Biasa Bangkrut - Bab 21 Restoran Genting
Sebelum pergi, Danang mengajarkan dia kata-kata hafalan untuk berlatih pernapasan, Tuan Aji mendadak jadi penuh semangat, dalam sekejap mata dan telinga menjadi jernih, tertawa seperti anak kecil yang sudah berumur, kemungkinan malam ini dia akan susah tidur.
“Pakaianmu itu sudah basah semua, ganti yang lain saja.” Velisa adalah seorang wanita yang teliti, dia sudah menyiapkan satu setel pakaian baru untuk Danang.
Pakaian dengan gaya, warna, dan merek yang selalu disukai oleh Danang, bahkan ukuran juga pas sekali, dia sungguh orang yang jeli dan teliti.
Cedera Vira sudah stabil, lakukan pemulihan selama beberapa waktu sudah bisa keluar rumah sakit dengan aman, beban berat dalam hati Velisa benar-benar sudah dilepaskan, kembali lagi ke penampilan sebelumnya yang keren dan cantik.
Velisa memiliki rasa suka yang khusus terhadap Maserati, ditabrak satu langsung ganti baru lagi, mobil warna merah sangat cocok dengan auranya.
Danang tidak memiliki SIM, lalu duduk di kursi samping pengemudi melihatnya, melihat sepasang tangannya yang lincah, bagaimana di dunia ini bisa ada tangan yang begitu sempurna, ini lebih mirip sebuah karya seni yang sempurna, benar-benar menarik perhatian orang.
Velisa sangat fokus ketika mengemudi, tidak bicara juga tidak melihat ke sana-sini, mengemudi dengan stabil tapi tidak lambat, gerakan pengalihannya terampil namun alami, di antara para pengemudi wanita termasuk yang paling lancar.
Setelah tiba di tempat tujuan, Danang tampak bingung sekali: “Gedung WTC? Jangan-jangan tempat makan yang kamu katakan di sini ya?”
“Berdasarkan informasi yang aku selidiki, kamu tidak memiliki selera yang pasti saat makan, aku juga tidak terlalu jelas hari ini kamu ingin makan yang pedas apa yang manis, tapi koki di Restoran Cattlepack dapat memuaskan selera apa pun yang kamu inginkan.”
“Restoran Cattlepack? Maksudmu adalah Restoran Cattlepack yang ada di lantai 99, di sana setiap hari hanya dibatasi sembilan meja saja, kamu tidak membuat janji apakah bisa masuk?”
Velisa mengatupkan bibir sambil melihatnya: “Kelihatannya kamu hanya tahu namaku saja.”
Danang menambahkan lagi: “Aku masih tahu kamu adalah seorang wanita cantik yang kaya raya.”
Velisa tersenyum lembut: “Aku perkenalkan diriku lagi, namaku Velisa, penanggung jawab dari perusahaan cabang Grup Calten, juga pendiri Restoran Cattlepack……”
Apa-apaan ini!
Danang terkejut sekali, dia tahu Velisa memiliki sedikit kedudukan, tapi tidak menyangka latar belakangnya begitu kuat, kekuatan finansial dan pengaruh Grup Calten jauh di atas keluarga Shiba, layak disebut kekuatan raksasa.
Pantas saja aura wanita ini begitu luar biasa, juga bukan tanpa alasan, bisa menjadi salah satu pemimpin di Grup Calten pasti orang yang berbakat luar biasa.
Perusahaan Velisa juga berada dalam gedung ini, dia ada sedikit hal mendesak yang mengharuskan dia kembali sebentar, sudah mengatur tempat untuk Danang, menyuruh Danang pergi ke restoran duduk dulu, dia sebentar lagi akan pergi ke sana.
Ketika Danang sedang menunggu lift, beberapa sosok yang akrab berjalan ke sini.
Ekspresinya tertegun, tidak menyangka bisa bertemu Vanesa di sini, dia tidak memilih untuk pura-pura tidak melihat mereka, menyapa dengan wajar: "Selama hidup, di mana pun bisa bertemu."
"Bertemu apaan, kenapa kamu bisa kemari." Alis Melinda yang semi permanen berkerut ke bawah, nenek Yun dan Ringgo berdiri di belakangnya, menatapnya dengan ekspresi tidak baik.
"Aku adalah......"
"Aku sudah tahu, pasti tadi pagi kamu dengar kami mau datang makan di sini, jadi baru pura-pura kebetulan, ingin terus terjerat dengan Sasa benar bukan?" Melinda terus bicara sendiri, menggunakan mata yang tajam dan sombong melihat Danang: "Jangan berpikir memakai pakaian imitasi tinggi sudah akan ada orang yang menghormatimu, orang yang hanya berkhayal, cepat pergi."
"Wanita yang berpenampilan rendah ini, kamu terlalu banyak pikir, hanya kebetulan bertemu saja."
"Kamu masih bersikeras, aku......"
"Ma, kamu datang untuk makan apa untuk bertengkar, apakah perlu membelikan sebuah pengeras suara untukmu?" Vanesa menghentikan kata-kata Melinda, dengan datar melihat Danang sejenak, tidak terlalu peduli dengannya.
"Mungkin dia ada urusan pekerjaan jadi datang ke sini." Ringgo menyela dengan nada bicara yang aneh.
"Yang dikatakan Ringgo tidak salah, mungkin datang untuk mengorek tong sampah, lagi pula ini juga bukan pertama kalinya dia berbuat begini." nenek Yun apa yang tidak boleh dikatakan itu yang dia katakan, dia tidak memiliki kesan baik sedikit pun pada Danang bocah yang tidak paham dengan situasi saat ini.
Ting!
Lift sudah turun, Ringgo lebih dulu berjalan ke dalam lalu menekan tombol ke lantai paling atas.
"Apa maksudmu?" Vanesa membuka bibirnya dengan dingin, dia tidak merasa ini adalah kebetulan.
"Tidak ada maksud apa-apa, aku datang untuk makan."
"Kenapa mukamu begitu tebal, Ringgo mengatakan traktir kami makan tapi tidak mengatakan traktir kamu, kamu malah bagus sekali, datang sendiri tanpa diundang, sungguh tidak tahu malu." Mulut Melinda seperti terpasang pegas jarum jam saja, sedetik pun tidak berhenti.
Ringgo senang sekali, sebelumnya dua kali pura-pura sombong tapi gagal dia cukup berkecil hati, tidak menyangka Ringgo bisa mengantarkan wajah ke hadapannya agar bisa diinjak olehnya, begitu pikiran berputar, menarik tangan berkata: "Aku ini orangnya terlalu berhati lembut, biasanya di jalanan kalau melihat anjing atau kucing juga akan memberi mereka makan, dia ingin ikut makan gratis biarkan saja dia ikut, tapi anjing dan kucing liar dari awal hingga akhir tidak bisa naik ke meja, kalau tidak begini saja, tunggu kami selesai makan lalu sisa makanannya bungkus untuk Tuan Muda Shiba, bukankah memuaskan kedua belah pihak.”
Selesai bicara dia penuh sikap munafik menepuk bahu Danang: "Kucing dan anjing hanya sebuah perumpamaan saja, Tuan Muda Shiba jangan simpan dalam hati."
"Aku paham dengan maksud yang kamu katakan, ini sama dengan tampangmu yang mirip setumpuk kotoran, itu juga hanya sebuah gambaran perumpamaan saja." Danang merasa tidak terima dan menyindir kembali, kenapa orang-orang ini merasa diri mereka begitu baik?
Novel Terkait
Cinta Seorang CEO Arogan
MedellineCinta Tak Biasa
SusantiUnlimited Love
Ester GohMy Only One
Alice SongCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieCinta Yang Tak Biasa
WennieMenantu Luar Biasa Bangkrut×
- Bab 1 Keluargamu Bangkrut
- Bab 2 Sikap Mertua
- Bab 3 Spider Man
- Bab 4 Kutukan 9 Nyawa
- Bab 5 Membuat Kamu Menjadi Nyaman
- Bab 6 Acara Makan Malam Keluarga
- Bab 7 Dihina
- Bab 8 Memutuskan Hubungan
- Bab 9 Kehilangan Wajah
- Bab 10 Menjadi Perantara Untuk kali Ini
- Bab 11 Wanita Di Dalam Jimat
- Bab 12 Memperlihatkan Keterampilan
- Bab 13 Kita Cerai Saja
- Bab 14 Berpisah
- Bab 15 Membantumu Membuat Alis
- Bab 16 Gagal Menyombongkan Diri
- Bab 17 Jangan Sentuh Jarum Itu
- Bab 18 Bermuka Tebal, Tak Kenal Malu
- Bab 19 Hidup Kembali Saat Sekarat
- Bab 20 Pasti Tidak Akan Mengeluh
- Bab 21 Restoran Genting
- Bab 22 Merasa Paling Benar
- Bab 23 Serangan Tak Terlihat
- Bab 24 Membuatmu Melihat Lelucon
- Bab 25 Makanan Anjing Gila
- Bab 26 Kesialan Yang Membubung Tinggi
- Bab 27 Tikus Yang Tenggelam
- Bab 28 Yang Paling Utama Adalah Tangan
- Bab 29 Kekuatan Yang Masih Ada
- Bab 30 Menganggap Naga Asli Sebagai Serigala
- Bab 31 Abang Adik Berantem
- Bab 32 Memandang Rendah
- Bab 33 Aku Sudah Mengingatnya
- Bab 34 Merasakan
- Bab 35 Konflik
- Bab 36 Kecanduan Berjudi
- Bab 37 Kebangkrutan
- Bab 38 Pembukaan Bisnis
- Bab 39 Membuat Keributan
- Bab 40 Memukul dengan Kejam
- Bab 41 Ancaman Opini Publik
- Bab 42 Pertanyaan Menentang
- Bab 43 Pengawal Mobil Mewah
- Bab 44 Bantuan Tepat Waktu
- Bab 45 Kedatangan
- Bab 46 Tanpa Belas Kasihan
- Bab 47 Mendatangi
- Bab 48 Selesai
- Bab 49 Sebuah Dorongan