Menantu Luar Biasa Bangkrut - Bab 20 Pasti Tidak Akan Mengeluh

Saraf Vira sudah sepenuhnya dipulihkan, bahkan tulang yang lepas juga sudah dia kembalikan ke posisi asalnya.

“Untung saja hanya satu lengan, jika ditambah satu lagi, aku juga tidak berdaya lagi.” Danang menghela dan menghembuskan nafas, dia melihat Vira yang perlahan mulai sadar, dalam hati secara aneh muncul rasa dekat yang sulit dijelaskan.

“Kakak, kenapa kau berada di sini, di mana es krimku……” Vira berjuang untuk bangun, ada niat tapi tidak ada tenaga, tubuh baru bangun setengah langsung berbaring lagi.

“Sayang patuh ya, kamu tidur dulu, setelah bangun kita baru makan lagi.” Danang bantu dia pijit dengan pelan, perlahan dia memejamkan mata lagi.

Pintu ruang operasi dibuka lagi, ketika Danang memberi tahu mereka kalau masalah sudah diselesaikan, kecuali Tuan Aji semua orang tidak mempercayainya.

“Bagaimana mungkin, benar-benar sudah disembuhkan?”

“Sungguh di luar logika, jelas-jelas jaringan saraf sudah mati, tidak ada alasan bisa pulih kembali……”

“Aku telah menjadi dokter selama beberapa puluh tahun, juga pertama kalinya bertemu masalah seperti ini, sebenarnya anak muda itu orang hebat dari mana……”

Para ahli medis dan dokter merasa salut setelah memeriksa kondisi, satu per satu memuji, ingin bersahabat dengan Danang.

Namun, Danang sudah berbaring di ranjang bangsal tunggal yang diaturkan oleh Tuan Aji.

“Raut wajahmu benar-benar terlalu buruk, sebenarnya apa yang telah terjadi?” Saat Danang keluar, Tuan Aji yang teliti menemukan dia berkeringat banyak, tampangnya yang seperti dipukul hingga puluhan kali, sangat lemah sekali.

“Tidak apa-apa, istirahat sebentar sudah bisa.” Danang sudah menghabiskan terlalu banyak esensi dalam diri dan kekuatan fisik, dia mengatur nafasnya, sangat cepat sudah tertidur lelap.

Tuan Aji tahu dia sudah kelelahan, lalu menjaga dia agar tidak ada yang ganggu.

Tidak tahu sudah berlalu berapa lama, ketika Danang bangun matahari juga sudah terbenam.

Di dalam kamar selain Tuan Aji masih ada seorang wanita, yaitu Velisa, mereka berdua satu berdiri di samping jendela, satu berdiri di depan pintu, tidak bergerak sama sekali, sama seperti dua buah patung.

“Apakah titik meridian kalian ditotok orang?” Danang bercanda.

“Kamu sudah bangun, apa yang dirasakan, ada yang tidak nyaman?” Velisa terlihat terkejut, berbalik dan jalan ke samping ranjang.

Danang menggeleng menyatakan tidak apa-apa.

“ Dek Shiba, akhirnya kamu bangun juga, jika kamu masih tidak bangun mungkin aku sudah akan ketiduran.” Tuan Aji memiliki kebiasaan tidur siang, hari ini demi Danang tidak tidur siang, saat ini sudah sangat ngantuk sekali.

Wajah Danang sangat bersinar setelah bangun tidur, semua rasa tidak nyaman juga menghilang, tenaga Yin dan Yang dalam tubuh terus memberinya vitalitas, perasaan seperti ini luar biasa.

Dengar dari Tuan Aji, setelah dia tertidur tidak lama, Velisa sudah datang ke sini untuk menjaga, tidak pergi selangkah pun.

“Sebelumnya aku sudah banyak salah paham padamu, tapi kamu bukan hanya tidak mempermasalahkannya denganku, sebaliknya masih membantu, betapa banyak kata bagus yang aku ucapkan juga tidak bisa mengungkapkan rasa bersalahku, tapi aku Velisa pasti akan membayar hutangku padamu.” Velisa duduk, wajah menghadapnya, lalu memejamkan mata.

“Kita berdua tidak ada hubungan, kamu juga memiliki suami, seperti ini tidak berlalu baik bukan?” Danang menggosok wajahnya, tampaknya merasa malu, tapi ada sedikit keinginan mencobanya.

“Kamu sudah berpikir ke mana, sebelumnya aku emosi dan hilang kendali lalu menamparmu sekali, itu adalah salahku, sekarang kamu bisa menampar kembali dua bahkan sepuluh kali lipat.” Velisa penuh rasa malu, sangat menyalahkan diri sendiri, sikap minta maaf juga tulus sekali.

“Sudah kamu pikirkan baik-baik, tanganku ini sudah pernah berlatih jurus pasir besi, kalau memukul orang sangat sakit sekali oh?” Danang menggoyangkan tangan di depan matanya, dia semakin memejam erat matanya: “Kamu pukul saja, aku pasti tidak akan mengeluh.”

“Baik, kalau begitu aku mulai ya.” Danang meninggikan nada bicaranya, Velisa menyusutkan lehernya tanpa sadar, tapi tetap tidak mundur.

“Eng?” Velisa merasa wajahnya diraba sejenak oleh orang, membuka mata indahnya melihat Danang.

“Wajah yang begitu cantik, jika menyuruh aku cium masih baik, kalau pukul, sudahlah, aku tidak bisa memukul dengan kejam.”

Velisa juga tidak keras kepala, dia tersenyum acuh tak acuh, mengganti topik pembicaraan: “Aku sudah minta orang untuk cari tahu, kamu ada tuan muda Keluarga Shiba, aku tahu terjadi sedikit masalah ekonomi dengan Keluarga Shiba, jika kamu butuh, aku bisa membantumu.”

“Masalah Keluarga Shiba biarkan aku selesaikan sendiri saja, apa lagi, aku menyelamatkan putrimu karena aku ingin menyelamatkannya, tidak ada hubungannya dengan identitas dirimu, juga tidak ada hubungan dengan orang lain, apakah kamu paham jika berkata seperti ini?”

Velisa diam-diam mengangguk, Tuan Muda Shiba ini memiliki perbedaan besar dengan yang dia cari tahu itu, sama sekali tidak terlihat seperti pecundang yang tidak berguna, dia juga tidak bisa menebak apa yang dipikirkan oleh Danang, ingin balas budi tapi tidak bisa menemukan titik masuknya.

“Aku sedikit lapar, jika kamu tidak keberatan traktir aku makan saja.” Beberapa hari ini, wajah Danang sudah mendapat banyak tamparan, tapi Velisa satu-satunya orang yang minta maaf dengan tulus, kesan Danang padanya juga ada perubahan.

“Sangat mengharapkannya, sekarang juga aku pergi atur, Tuan Aji juga ikut pergi bersama saja.”

“Aku tidak bisa, masih banyak hal yang harus dilakukan pada siang hari, karena Dek Shiba sudah tidak apa-apa, kalau begitu aku pergi sibuk dulu.” Tuan Aji mengembalikan kursi ke tempat asalnya, menambahkan lagi bicaranya: “Aku sudah dengar apa yang dilakukan oleh Adisti, orang seperti ini adalah kanker rumah sakit, aku pasti akan melaporkannya pada atasan.”

“Bagaimana bisa hanya melaporkan saja, dia hampir saja mencelakai putriku cacat seumur hidup, aku mau reputasinya hancur.” Dalam mata Velisa ada raut kejam, Tuan Aji tahu identitasnya, dalam hati berpikir bocah itu habislah bahkan satu hal pun tidak bisa dilakukan dengan baik.

Mengenai Deddy orang rendahan itu, setelah tahu Tuan Aji dan Danang memiliki hubungan baik, langsung mencari alasan untuk pergi, Tuan Aji tidak memiliki wewenang untuk memecat wakil dekan rumah sakit, tapi yang seperti Deddy, satu kata sudah bisa menyuruhnya pergi.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu