Menantu Luar Biasa Bangkrut - Bab 6 Acara Makan Malam Keluarga
Khaa !
Terdengar suara gerakan tulang dari pertengahan udara.
“Aaa !” Vanesa mengeluarkan suara jeritan yang terkesan sengsara dan nyaman.
Khaa----
Setelah mendengar suara jeritan anak perempuannya, Melinda buru-buru membuka pintu kamar, setelah itu dia melihat sebuah adegan yang meledakkan api amarahnya.
Binatang !
Manusia bajingan !
Danang bahkan memaksa anak perempuannya….Benar-benar bajingan sekali, tidak pantas diampuni !
Danang membalikkan badan setelah mendengar suaranya.
Phaakk!
Sebuah tamparan yang kuat melayang pada pipi kanan Danang, telapak tangan Melinda bahkan berasa senyar, jelas sekali seberapa kuatnya tenaga tamparan ini.
“Kamu bahkan berani memerkosa anak perempuanku ? !”
“Kamu salah paham, dia yang terjatuh.” Keadaan tubuh Danang pada saat ini bukan telanjang bulat, bagian bawah tubuhnya masih mengenakan sebuah celana dalam yang ketat.
“Masih berani mengelak ya, aku sudah melihat kamu menekan kepalanya dan menghadap ke bagian tubuhmu yang itu.” Melinda mendirikan tubuh Vanesa, lalu bertanya dengan perhatian :”Sayang, belum sempat makan kan ?”
“Ibu, ibu sembarangan apaan.”Tiba-tiba otak pemikirannya muncul adegan yang memalukan, wajah Vanesa merona merah, namun juga tidak bermaksud berbohong kepada ibunya, setelah Vanesa menjelaskan semua kejadiannya, akhirnya Melinda baru mengampuni Danang.
“Meskipun tidak ada, tetapi dia pasti ada maksud seperti itu, tetap harus waspada.” Melinda sama sekali tidak bermaksud untuk minta maaf kepada Danang, saat ini Danang sambil memakai baju dan sambil berkata :”Dia istriku, meskipun kami ingin melakukan sesuatu, apakah kamu berhak ikut campur ?”
“Dasar sialan, akhirnya ketahuan juga niat busukmu, tidak boleh mengizinkan dia tinggal di rumah ini lagi, bajingan kecil ini bisa jadi akan melakukan hal menjijikkan itu kepadamu di kapan saja…”
“Sudahlah sudahlah, cepat ganti sepatu, nenek akan merajuk kalau telat.” Vanesa merasa pening karena suara Melinda, akhirnya mendorong Melinda ke luar kamar.
“Maaf, sifat ibuku selalu mudah emosional.” Vanesa menggerakkan leher sendiri, saat ini sama sekali tidak ada rasa nyeri maupun tidak nyaman, Danang telah berbaik hati untuk mengobati lehernya, namun dia tidak mendapatkan pujian dan malahan menerima tamparan, dalam hati Vanesa merasa bersalah.
“Aku juga beberapa hari ini baru tahu, ternyata ibumu begitu ganas ya, dulu lembut sekali padaku, haha.” Danang memasang kancing kemeja, lalu melangkah ke luar kamar.
Setelah mendengar kalimat sindiran tersebut, kata-kata terima kasih yang hampir dilontarkan Vanesa malah tertelan kembali, dalam hatinya berpikir bahwa Danang bahkan sudah menjadi sombong hanya dengan bantuan yang sepele ini.
Setengah jam kemudian, Melinda dan suami istri Danang tiba di Hotel Nogo untuk menghadiri acara keluarga.
Keluarga Andez termasuk pelanggan setia di Hotel Nogo, sekuriti dan manajer hotel juga sangat mengenal dengan mereka.
Pada dulunya, apabila Danang tiba di depan hotel, beberapa orang tersebut akan bertingkah bagaikan anjing yang bertemu dengan majikan, mereka akan terus menyanjung dan sangat sungkan padanya, dikarenakan mereka mengetahui bahwa Danang sangat dermawan, mereka akan mendapatkan upah kecil apabila terus menyanjung Danang.
Namun pada kali ini, mereka bahkan malas menyapa Danang, tatapan menertawai bahkan sudah sangat jelas di dalam matanya, rata-rata manusia memang demikian, kamu semakin parah terjatuhnya, mereka akan semakin senang tertawanya.
“Lihatlah sepatumu penuh dengan debu, kotor sekali, cepat bersihkan.” Di luar sedang gerimis, sehingga sepatu putih Danang juga menjadi kotor karena percikan air, Vanesa merasa menjijikkan dan mendorong dirinya ke dalam toilet.
Pada saat membersihkan sepatunya di wastafel, dia mendengar suara nafas terengah-engah yang berasal dari toilet, setelah itu dia langsung menyadari kejanggalan dan memperhatikan ke dalam.
Di samping tempat buang air kecil, ada seorang lelaki setengah baya yang sedang tergeletak di lantai, wajahnya menjadi kemerahan, bola matanya telah membalik menjadi putih, hidungnya terus gemetaran, sepertinya kekurangan oksigen, orang tersebut membuka mulutnya dengan lebar, nafasnya juga semakin menyesakkan.
Parah sekali !
Danang langsung berjongkok dan memeriksa keadaannya dengan jari tangan, dalam hatinya telah mengerti dengan keadaan tersebut, dia menahan punggung orang tersebut untuk menetap di postur sedang duduk.
Ujung jari Danang muncul sebuah sinar putih yang tidak terlalu jelas, lalu menekan di bagian bawah tulang selangka orang ini, setelah itu dia menggunakan teknik memijat tradisional untuk meredakan tekanannya, gunanya mempercepat peredaran darahnya.
Reaksi wajah lelaki setengah baya ini mulai membaik, belasan detik kemudian, dia mengeluh nafas panjang dan mulai sadar.
“Aku kenapa…” Dia menahan lantai dan berdiri, lalu menggerakkan tubuh sendiri, saat ini dia merasakan kelancaran dan kenyamanan yang tidak pernah ada.
“Kamu barusan bersin ya ?”
“Kamu kenapa bisa tahu ?” Valeri Gazia mengangguk dengan kebingungan, dia memang bersin setelah selesai buang air kecil, namun kepalanya tiba-tiba menjadi pusing, setelah itu tubuhnya langsung terjadi masalah.
“Sistem kardiovaskular kamu terjadi sedikit masalah, ditambah lagi kamu agak gemuk, jantung sudah tertekan dalam jangka waktu panjang, sehingga apabila mengeluarkan tenaga besar, akan terjadi reaksi syok, susah bernafas dan bahkan kematian.” Danang menepuk lengannya, lalu berkata dengan nada setengah bercanda :”Abang, tubuhmu sudah dua kali lipat dariku, anggap saja berpikir demi keluarga, ada waktu coba diet saja.”
“Aku selalu beranggapan kalau ini hanya penyakit sepele, sehingga tidak pernah masuk ke hati, untung saja bertemu denganmu di hari ini, kalau tidak bisa saja aku sudah mati di sini.” Valeri sangat ramah dan sangat berterima kasih :”Dokter kecil, aku tidak tahu bagaimana berterima kasih padamu.”
“Budak bermarga Shiba, kamu mati di dalam ya ? !” Melinda mendesak di luar dengan gaya tidak sabar.
“Aku masih ada perlu, aku pergi dulu.”
“Ei ei ei, kamu tinggalkan kontak yang bisa dihubungi, nanti aku…”
Dia masih belum menyelesaikan kata-katanya, Danang sudah menghilang di depan mata, setelah dia mencari ke luar, seorang pria dengan rambut disisir ke belakang buru-buru datang menghampiri.
Pria tersebut adalah supir Valeri, dikarenakan Valeri telah pergi beberapa saat dan masih belum kembali, sehingga pria tersebut merasa khawatir padanya dan datang mencarinya.
Valeri menceritakan sekilas mengenai kejadian yang terjadi pada barusan, lalu menyuruh supirnya menyelidiki identitas orang yang menyelamatkan nyawanya.
“Tidak perlu selidiki lagi, dia anaknya Hary, lumayan terkenal di tempat ini, Anda berasal dari luar kota, wajar saja kalau tidak tahu.”
“Tidak peduli siapapun dia, seandainya dia telah menyelamatkan nyawaku, aku harus membalas budi kepada orang ini.” Dalam persepsi Valeri, Danang bukan hanya sekedar menyelamatkan nyawa dirinya, dia bahkan bisa melontarkan penyebab penyakitnya dengan mudah, oleh sebab itu Valeri
merasa Danang pasti memiliki kemampuan kedokteran yang luar biasa, sehingga dia juga berniat untuk menjalin hubungan dengan Danang, bagaimanapun seorang teman yang hebat dalam ilmu kedokteran hanya akan membawakan keuntungan.
“ Direktur Gazia, seandainya Anda telah bermaksud demikian, aku tetap harus memberitahukan sesuatu padamu, sesuatu yang berhubungan dengan orang ini…”
Dalam ruangan VIP lantai tiga, Nenek Yun yang sebagai pimpinan telah duduk di tempat, generasi kedua dan ketiga Keluarga Andez juga telah lengkap, ditambah dengan menantu lelaki dan wanita, totalnya ada belasan orang, saat ini mereka sedang berbisik dan membahas sesuatu.
Perusahaan Keluarga Andez bernama Donsan, perusahaan ini didirikan oleh Radon Andez dan Ruisan Yun, pada awalnya berkembang di segi peralatan kedokteran, perkembangannya berjalan dengan lambat, mereka mulai memperluas bisnis sampingan pada dua tahun ini, saat ini sedang berkembang di bidang investasi, namun hingga saat ini juga hanya sekedar berkembang sebagai perusahaan biasa, semua hasil bisnisnya rata-rata mengandalkan bantuan Keluarga Shiba.
Setelah Radon meninggal dunia, kekuasaan Keluarga Andez jatuh di tangan Ruisan, yaitu Nenek Yun, berdasarkan penilaian dari segi tertentu, sikap keganasan Ruisan bahkan sudah melebihi Melinda, dia ada seorang wanita yang mementingkan keuntungan, pernikahan Danang dan Vanesa terjadi karena hasil keputusannya.
Namun dia sama sekali tidak kepikiran bahwa Keluarga Shiba malah bangkrut begitu saja dan menghancurkan rencana dirinya, dia sangat emosi karena hal ini, sehingga juga tidak akan memberikan perlakuan baik kepada Danang.
“Ibu.”
“Nenek.”
Melinda dan Vanesa menghampiri untuk menyapa terlebih dahulu, setelah Nenek Yun mengangguk kepala, mereka baru berani duduk di tempat.
Danang terus mengekor di belakangnya, dia telah menjadi pusat perhatian sejak muncul di dalam ruangan ini, semua hadirin menatapnya dengan tatapan yang berbeda-beda.
“Apa kabar nenek.” Giliran Danang yang menyapa, Nenek Yun hanya mengeluh sinis :”Kabar apaan, aku sudah hampir mati emosi karena ayah dan anak Keluarga Shiba kalian !”
Danang tidak menyambung pembicaraan, ketika dia ingin duduk di samping Vanesa, Joko yang duduk di depannya malah membentak dengan kuat :”Nenek sedang berbicara denganmu, kamu tuli atau bisu, memang tidak tahu etika.”
Joko !
Setelah melihat tampang yang minta dihajar ini, api amarah Danang mulai membara, apabila berada di lokasi lain, dia pasti harus memberikan pelajaran kepada Joko yang sialan ini.
“Nenek, kamu yang menyuruhku ke sini, kalau kamu tidak senang denganku, aku akan pergi sekarang.” Danang berkata dengan terus terang dan tanpa rasa takut.
“Perhatikan sikapmu !” Sumitro juga berdiri untuk memakinya, hadirin lainnya hanya tertawa diam-diam.
“Ayahnya yang mengajari etikanya, manusia kurang ajar ini sama sekali tidak akan mendengar didikan kamu.” Nenek Yun tidak bersikap baik dan ramah seperti dulunya lagi, hari ini malahan melontarkan kata-kata yang ganas dan kejam.
Danang memiringkan kepala dan menatap gelas di hadapannya, dia sedang ragu apakah dirinya perlu memercikkan air di dalam gelas ini ke wajah wanita tua tersebut ?
Novel Terkait
My Greget Husband
Dio ZhengMy Enchanting Guy
Bryan WuVillain's Giving Up
Axe AshciellyLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaKembali Dari Kematian
Yeon KyeongGue Jadi Kaya
Faya SaitamaMenantu Luar Biasa Bangkrut×
- Bab 1 Keluargamu Bangkrut
- Bab 2 Sikap Mertua
- Bab 3 Spider Man
- Bab 4 Kutukan 9 Nyawa
- Bab 5 Membuat Kamu Menjadi Nyaman
- Bab 6 Acara Makan Malam Keluarga
- Bab 7 Dihina
- Bab 8 Memutuskan Hubungan
- Bab 9 Kehilangan Wajah
- Bab 10 Menjadi Perantara Untuk kali Ini
- Bab 11 Wanita Di Dalam Jimat
- Bab 12 Memperlihatkan Keterampilan
- Bab 13 Kita Cerai Saja
- Bab 14 Berpisah
- Bab 15 Membantumu Membuat Alis
- Bab 16 Gagal Menyombongkan Diri
- Bab 17 Jangan Sentuh Jarum Itu
- Bab 18 Bermuka Tebal, Tak Kenal Malu
- Bab 19 Hidup Kembali Saat Sekarat
- Bab 20 Pasti Tidak Akan Mengeluh
- Bab 21 Restoran Genting
- Bab 22 Merasa Paling Benar
- Bab 23 Serangan Tak Terlihat
- Bab 24 Membuatmu Melihat Lelucon
- Bab 25 Makanan Anjing Gila
- Bab 26 Kesialan Yang Membubung Tinggi
- Bab 27 Tikus Yang Tenggelam
- Bab 28 Yang Paling Utama Adalah Tangan
- Bab 29 Kekuatan Yang Masih Ada
- Bab 30 Menganggap Naga Asli Sebagai Serigala
- Bab 31 Abang Adik Berantem
- Bab 32 Memandang Rendah
- Bab 33 Aku Sudah Mengingatnya
- Bab 34 Merasakan
- Bab 35 Konflik
- Bab 36 Kecanduan Berjudi
- Bab 37 Kebangkrutan
- Bab 38 Pembukaan Bisnis
- Bab 39 Membuat Keributan
- Bab 40 Memukul dengan Kejam
- Bab 41 Ancaman Opini Publik
- Bab 42 Pertanyaan Menentang
- Bab 43 Pengawal Mobil Mewah
- Bab 44 Bantuan Tepat Waktu
- Bab 45 Kedatangan
- Bab 46 Tanpa Belas Kasihan
- Bab 47 Mendatangi
- Bab 48 Selesai
- Bab 49 Sebuah Dorongan