Menantu Luar Biasa Bangkrut - Bab 48 Selesai
Pertumpahan darah, ruangan itu penuh dengan jeritan sakit. Bahkan mereka yang masih bisa berdiri juga tidak berani untuk berdiri lagi.
Mereka tidak takut dengan yang kejam, tapi mereka takut dengan yang kejam dan kuat. Pria di depan mereka sangatlah kuat, seperti Asura!
Beberapa orang yang tersisa ini ingin kabur, Danang menggorok mereka satu persatu hingga terjatuh ke lantai. Orang yang tidak terluka hanyalah Niomi.
Niomi terjatuh dan berlutut di atas lantai, dia menggigil ketakutan dan mengatakan masalah ini tidak ada hubungan dengannya, dia tidak tau apapun.
“Kamu mungkin akan tau jika aku merobek mulutmu.” Danang meletakkan pisau yang telah ternodai oleh darah itu ke mulut Niomi. Awalnya Niomi berpikir bahwa Danang tidak akan menyakiti wanita, jadi dia ingin berpura-pura bodoh. Namun kelihatannya, Niomi salah mengira.
“Apa yang kalian lakukan pada Melinda dan suaminya tidak ada hubungannya denganku. Aku hanya ingin tau siapa yang memotong rambut panjang Vanesa, dan siapa yang menampar wajahnya, siapa!!!” Teriak Danang. Niomi bergetar ketakutan, dia langsung mengatakan nama Hidung Jambu, “Dia, dia yang menampar, rumah keluarga Andez juga dia yang proses. Dia hanyalah sampah kelas bawah, dia bahkan merencanakan untuk melecehi nona Andez.”
“Omong kosong, bukan aku, benar bukan aku.” Hidung Jambu terluka oleh pisau, namun lukanya tidak terlalu dalam. Dia berbaring di tanah dan berpura-pura mati. Namun saat dia mendengar namanya disebut oleh Niomi, jiwanya seperti hampir keluar dari tubuhnya.
“Aku punya bukti.” Niomi memiliki rekaman pembicaraan mereka saat di kantor dalam ponselnya. Awalnya dia merekam itu hanya untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu, tidak disangka dia akan mengeluarkan rekaman itu secepat ini.
“Sejujurnya, wanita tua itu tidak terlalu cantik, tapi putrinya sangat cantik. Aku sedikit tidak tega saat memukulnya, aku sangat ingin membawanya ke kamar dan mencintainya dengan sekuat tenaga.” Setelah mendengarkan itu, Danang langsung menolehkan kepalanya, dan berjalan ke arah Hidung Jambu satu langkah demi satu langkah.
“Aku......aku juga hanya mengikuti perintah Sabby dan istrinya. Mereka lah yang menyuruhku untuk melakukan ini......” Hidung Jambu saling menyalahkan seperti orang gila.
“Tangan mana yang melakukannya? Aku yang potong atau kamu yang lakukan sendiri?”
“Aku......aku lakukan sendiri.” Hidung Jambu tau dia tidak akan bisa kabur dari situasi ini. Dia dengan terpaksa memotong satu jarinya.
“Aku bilang satu tangan.” Danang bahkan tidak mengedipkan matanya, suara Danang seperti raungan iblis.
Hidung Jambu cukup pintar untuk tidak bermain-main, dia menguatkan hatinya dan memotong satu tangan kirinya.
“Terlihat jelas jejak telapak tangan berasal dari tangan kanan, kamu telah salah potong. Ulangi.”
“Ah ah!! Aku akan bertarung denganmu!!!”Hidung Jambu hampir saja memuntahkan seteguk darah dari mulutnya. Dia mengambil pisau dan bertarung dengan Danang untuk hidup dan matinya.
Danang menendang wajah Hidung Jambu, dia tiba-tiba berubah pikiran. Danang menyuntikan sebuah gas hitam ke dalam tubuh Hidung Jambu, gas hitam ini tidak akan membahayakan hidupnya secara langsung, namun hanya akan memberikannya satu kali kesempatan untuk tidur, yaitu saat dia mati.
Kedua tangan dan satu kaki Sabby sudah cacat, nantinya dia hanya bisa berjalan dengan satu kaki. Meskipun yang lain tidak cacat, namun mereka semua terluka di bagian otot dan tulang, mereka tidak akan bisa turun dari tempat tidur selama beberapa bulan.
Setelah mempertimbangkan Vanesa, Danang memutuskan untuk membantu Melinda mengambil kembali sertifikat rumah, lalu kontrak, tanda terima hutang serta ponsel dengan foto telanjang Melinda.
Niomi sedikit tidak terima, dia membocorkan orang yang merencanakan semua ini. Niomi tidak pernah bertemu dengannya, hanya tau dia bernama abang Sumatra. Sebelum melaksanakan rencana ini, abang Sumatra mengirimkan seseorang untuk menghubungi Sabby, dia memberikan Sabby sejumlah uang agar Sabby menjalankan rencananya. abang Sumatra juga tidak pernah meminta uang dari hasil penipuan ini, sepertinya tujuan dia hanya untuk menghancurkan keluarga Sumitro Andez.
Danang ingat, sekelompok orang yang membuat onar di depan Bubble Tea adalah orang yang diperintahkan oleh Joko. Sekarang muncul lagi seorang abang Sumatra.
Joko , abang Sumatra?
Danang tiba-tiba mengerti, orang-orang yang baru-baru ini dia sakiti adalah Sumita dan Joko, hanya mereka berdua yang memiliki nama itu. Mereka memiliki alasan kuat untuk melakukan semua ini.
Sepertinya, ayah dan anak ini harus menderita sedikit baru bisa.
Saat Danang kembali ke rumah keluarga Andez, ruang tamu telah bertambah satu orang, Melinda telah memanggil Ringgo, dan meminta pertolongannya.
“Bahkan hingga melakukan perbuatan seperti ini, sangat keterlaluan!” Kata Ringgo dengan berapi-api. Dia menepuk kakinya, seolah-olah sangat ingin bermain dengan nyawa oponennya, kenyataannya dia sedang tertawa di dalam hati.
Ini adalah kesempatan langka, harus memanfaatkannya sebaik mungkin.
“Mereka sudah merencanakan ini, tak disangkal mereka begitu kejam. Namun sekarang ini, rahasia penting ada di tangan mereka, lebih baik kita jangan gegabah. Menurut pendapatku, lebih baik kita tidak berurusan dengan mereka terlebih dahulu.
“Masalah tempat tinggal tidak perlu khawatir, aku masih ada sebuah villa kecil yang bisa kalian tempati terlebih dahulu. Aku akan memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah ini.”
Dia membantu mereka hanya demi mendapatkan keuntungan pribadi. Begitu mereka tinggal di rumah Ringgo, dia bisa datang kapan saja, dengan begitu lebih mudah bagi Ringgo untuk mendekati Vanesa.
“Tidak perlu lagi.” Danang datang dari luar. Melinda merasa kedatangannya adalah hal buruk, dia mengambil sapu dan ingin mengusir Danang.
Kali ini, Danang tidak membiarkan Melinda memukul dan memarahinya. Dia sudah lebih dulu melemparkan sertifikat rumah dan berkas lainnya ke wajah Melinda.
“Beraninya kamu......Oh!” Melinda melihat berkas-berkas ini, dia terkejut dan sangat gembira.
“Danang, kamu......” Sumitro telah menebak beberapa hal, dia menatap Danang dengan tatapan tak berdaya dan berharap dia menjelaskan sesuatu pada mereka.
“Semua barang sudah aku ambil kembali, mereka mungkin tidak akan berani datang untuk mengganggu kalian lagi. Kalian tidak perlu berterima kasih padaku, aku hanya membantu Vanesa.” Danang merasa bahwa dia masih harus mengingatkan mereka, “Dalang dibalik semua ini mungkin Sumita dan anaknya, aku akan pergi mencari mereka.”
Setelah mengatakan itu, Danang menatap dalam ke kamar Vanesa lalu mebalikkan badan dan pergi.
Dia pergi ke perusahaan Donsan dan mencari Sumita untuk mengatakan masalah ini. Tetapi Danang tidak segera turun tangan. Danang telah melakukan perbuatan besar ini, dia perlu mencari orang untuk membersihkan kekacauan yang dia buat. Sumita adalah orang yang paling cocok untuk hal ini.
Novel Terkait
Pernikahan Tak Sempurna
Azalea_Blooming at that time
White RosePernikahan Kontrak
JennyKamu Baik Banget
Jeselin VelaniMy Charming Lady Boss
AndikaBehind The Lie
Fiona LeeMenantu Luar Biasa Bangkrut×
- Bab 1 Keluargamu Bangkrut
- Bab 2 Sikap Mertua
- Bab 3 Spider Man
- Bab 4 Kutukan 9 Nyawa
- Bab 5 Membuat Kamu Menjadi Nyaman
- Bab 6 Acara Makan Malam Keluarga
- Bab 7 Dihina
- Bab 8 Memutuskan Hubungan
- Bab 9 Kehilangan Wajah
- Bab 10 Menjadi Perantara Untuk kali Ini
- Bab 11 Wanita Di Dalam Jimat
- Bab 12 Memperlihatkan Keterampilan
- Bab 13 Kita Cerai Saja
- Bab 14 Berpisah
- Bab 15 Membantumu Membuat Alis
- Bab 16 Gagal Menyombongkan Diri
- Bab 17 Jangan Sentuh Jarum Itu
- Bab 18 Bermuka Tebal, Tak Kenal Malu
- Bab 19 Hidup Kembali Saat Sekarat
- Bab 20 Pasti Tidak Akan Mengeluh
- Bab 21 Restoran Genting
- Bab 22 Merasa Paling Benar
- Bab 23 Serangan Tak Terlihat
- Bab 24 Membuatmu Melihat Lelucon
- Bab 25 Makanan Anjing Gila
- Bab 26 Kesialan Yang Membubung Tinggi
- Bab 27 Tikus Yang Tenggelam
- Bab 28 Yang Paling Utama Adalah Tangan
- Bab 29 Kekuatan Yang Masih Ada
- Bab 30 Menganggap Naga Asli Sebagai Serigala
- Bab 31 Abang Adik Berantem
- Bab 32 Memandang Rendah
- Bab 33 Aku Sudah Mengingatnya
- Bab 34 Merasakan
- Bab 35 Konflik
- Bab 36 Kecanduan Berjudi
- Bab 37 Kebangkrutan
- Bab 38 Pembukaan Bisnis
- Bab 39 Membuat Keributan
- Bab 40 Memukul dengan Kejam
- Bab 41 Ancaman Opini Publik
- Bab 42 Pertanyaan Menentang
- Bab 43 Pengawal Mobil Mewah
- Bab 44 Bantuan Tepat Waktu
- Bab 45 Kedatangan
- Bab 46 Tanpa Belas Kasihan
- Bab 47 Mendatangi
- Bab 48 Selesai
- Bab 49 Sebuah Dorongan