Menantu Luar Biasa Bangkrut - Bab 11 Wanita Di Dalam Jimat

Dikarenakan kejadian "Spider man" pada sebelumnya, Danang menghancurkan omzet penjualan Vanesa yang datang dengan tidak mudah itu.

Meskipun tanpa sengaja, namun dalam hatinya tetap saja merasa bersalah, sehingga ingin memanfaatkan kesempatan kali ini untuk mendapatkan sumber bisnis baru agar bisa membayar kerugian Vanesa.

Deren tidak ada hak untuk mengambil keputusan yang mewakili rumah sakit, namun Tuan Aji malah memiliki kekuasaan seperti itu, dia menyatakan bahwa apabila produk Keluarga Andez sesuai dengan ketentuan, dia bisa menyetujui permintaan Danang.

Setelah berkata demikian, Danang juga tidak bertele-tele lagi, dia langsung mengatakan inti permasalahan yang terjadi :” Dokter Linch, jimat di lehermu itu seharusnya baru dipakai dalam waktu dekat ini kan ? Seandainya aku tidak salah penilaian, hari pertama kalinya kamu bermimpi buruk kebetulan terjadi pada hari saat kamu mulai mengenakan jimat itu.”

Deren berpikir beberapa detik, lalu mengangguk dan menjawab :”Memang demikian, jadi maksudmu jimat ini berhubungan dengan mimpi buruk aku ? Lelucon sekali !”

“Jangan memutuskan pembicaraan, biarkan dia selesai berbicara.” Tuan Aji sangat fokus mendengarnya, sepertinya sedang penasaran dengan apa yang akan dilakukan Danang.

"Jimat milikmu ini mengukir gambar ‘Pitda’ yang sangat terkenal di Thailand, dengarnya bisa menenangkan pemikiran dan bisa menghindari bencana, meskipun saat ini adalah zaman teknologi informasi, namun pemikiran manusia cenderung memilih untuk memercayai sesuatu, ini juga alasan mengapa kamu tetap membelinya meskipun dengan harga mahal.”

Jimat yang sedang dipakai Deren terbuat dari emas, meskipun kecil, namun bahan pembuatan sangat murni, gambar ‘Pitda’ yang terukir di pertengahan jimat juga sangat indah, harga pasarannya bahkan mencapai dua puluh juta, dikarenakan bentuk dan kegunaannya yang sangat menggoda, sehingga Deren langsung membelinya dengan hasil tawaran penjual.

“Akan tetapi, asal usul jimat ini tidak benar, dia dilepaskan secara paksa dari tubuh orang yang telah meninggal dunia.” Tatapan Danang terus berkeliaran pada jimat tersebut, lalu berkata dengan nada berat :”Pemilik jimat ini sebenarnya adalah seorang wanita, awalnya dia memiliki sepasang mata yang indah, namun matanya malah dihancurkan oleh orang jahat dan bahkan juga meninggal karena siksaan mereka, setelah meninggal dunia, rasa kebencian dirinya melekat pada jimat tersebut, kamu dengan tanpa sengaja menjadi pemilik jimat ini, sehingga dia hanya bisa mencurahkan kesengsaraan dirinya padamu saja.”

“Bagaimana kamu mengetahuinya ?”

“Dia yang bilang padaku.” Danang menunjuk jimat, lalu berkata dengan nada seram.

“Mengarang, memang hanya mengarang.” Deren membantah dengan keras kepala.

“Adik Shiba, apa tidak terlalu konyol ya ? Di dunia ini mana mungkin ada makhluk halus seperti itu ?” Valeri mengetahui kemampuannya, namun untuk sementara ini dia masih belum sanggup menerima kata-kata Danang.

Danang melambaikan tangan untuk membantahnya :”Dengan makhluk yang tidak dapat dibuktikan keberadaannya, manusia cenderung menganggap itu tidak ada, tetapi coba berpikir sebaliknya, apabila makhluk tersebut tidak dapat dibuktikan ketiadaannya, bukannya juga menandakan kalau dia benar-benar ada ?”

Tuan Aji merenung pembicaraannya, lalu beranjak ke depan dan berkata :”Kecuali kamu bisa membuktikan keberadaannya.”

Valeri tersenyum :”Tidak masalah.”

Dia memadamkan lampu dan menutup gorden jendela, lalu memadamkan semua cahaya yang berada di dalam ruangan.

Setelah itu, dia meminta orang mengantar sebuah lilin putih, lalu melukis simbol yang aneh di atas lilin tersebut.

“Adik Shiba, ini maksudnya…” Valeri yang melihat gerakan misterius ini tidak bisa bertahan untuk bertanya.

“Kamu lihat saja.” Danang sedang menguduskan lilin tersebut, setelah selesai, dia menyalakan api di lilin, lalu menyuruh Deren mendekatkan bagian depat jimat dengan cahaya lilin.

Meskipun Deren sangat tidak sudi untuk melakukannya, namun dikarenakan perintah dari Tuan Aji, dia tetap saja menuruti permintaan Danang.

Gambar ukiran ‘Pitda’ adalah gambar patung Budha yang sedang menutupi wajah, sehingga normalnya tidak dapat melihat bentuk wajahnya.

Namun pada saat ini, di bawah paparan cahaya lilin tersebut, gambar ‘Pitda’ muncul sebuah wajah wanita yang mengerikan dengan samar, rongga matanya sangat dalam dan bahkan tidak memiliki bola mata, akan tetapi, mereka malah dapat merasakan bahwa saat ini wanita tersebut sedang melototnya.

Setelah jeritan nyaring, Deren membuang jimat tersebut dan mundur hingga belakang tubuh Tuan Aji.

Danang menarik gorden jendela dan membiarkan cahaya menembus ke dalam ruangan, saat ini reaksi wajah orang di tempat sangat tidak baik.

“Teknik mengelabui, pasti hanya teknik mengelabui !” Deren merasa malu karena reaksi dirinya pada barusan, sehingga mencoba untuk mencari alasan.

“Kalau begitu kamu anggap saja itu teknik mengelabui, lagi pula nyawamu juga milik dirimu sendiri, tidak ada yang melarang juga kalau kamu ingin mati.”

“Aku…aku tidak memakai dia lagi, aku buang saja jimat ini.” Saat ini dalam hati Deren sangat ketakutan, adegan menyeramkan barusan terus terbayang oleh pemikirannya, sehingga dia merasakan ketakutan dan merinding seketika.

“Terlalu gampang cara pemikiranmu, kamu akan menyesal kalau buang sembarangan.” Danang mengeluarkan sebuah pisang dari keranjang yang berada di atas meja, lalu mengupas dan menyantapnya.

“Jadi, jadi harus bagaimana ?” Nada bicara Deren mulai mengalah, manusia memang cenderung memilih untuk memercayai sesuatu.

“Dia bilang matanya tidak bisa melihat dan tidak bisa menemukan jalan pulang, begini saja, kamu mencari kayu sophora untuk membuat sebuah kotak, lalu meletakkan jimat ini di dalam kotak tersebut, setelah itu kamu mengantar di pulang negeri dan memberikan kepada biksu di tempat, mereka akan tahu penyelesaiannya.” Danang berkata dengan percaya diri.

Deren merasa sangat canggung dan meminta pertolongan kepada Tuan Aji.

“Ikut saja usulan dia, waktu tidak pagi lagi, kamu siap-siap melakukannya saja.” Tuan Aji meredakan kecanggungan tersebut, Deren memungut jimat dengan gaya ketakutan, lalu buru-buru meninggalkan tempat.

“Ini bawa batal lateks Thailand untukku ya.” Danang menjerit ke arah luar, namun Deren sama sekali tidak menoleh dan semakin berlari dengan cepat.

Pada kenyataannya, dengan kemampuan Danang tentu saja bisa menyelesaikan kasus tersebut, dia tidak melakukannya dikarenakan merasa Deren terlalu bising dan selalu memutuskan pembicaraannya, sehingga dia bermaksud untuk mengatur dirinya pergi ke tempat lainnya saja.

“Dunia ini memang ada saja keanehannya, Adik Shiba, jangan-jangan anakku juga terlibat dengan sesuatu yang berhubungan dengan makhluk halus ya ?” Valeri kepikiran dengan gejala anaknya sendiri, sehingga buru-buru bertanya.

Namun Danang masih belum sempat menjawabnya, Regen yang sedang berbaring di atas kasur malah sadar secara tiba-tiba.

Pada saat Regen membuka matanya, Danang bahkan langsung mengerut alis secara refleks.

Delapan puluh persen dari bola mata putih Regen telah menjadi merah, bagaikan iblis yang datang dari neraka.

“Ayah, aku sudah lapar, aku lapar sekali, aku mau darah, aku mau minum sadar !” Akal pemikiran Regen sebenarnya masih ada, namun dia tidak dapat mengendalikan nafsunya terhadap darah segar, sehingga menjadi panik dan terus menggaruk wajah sendiri, bagaikan orang yang ketagihan dengan narkoba.

“ Regen, kamu tenang dulu, aku minta Adik Shiba coba memeriksa keadaanmu.”

“Periksa apaan lagi, cepat kasih aku !” Emosional Regen meledak seketika, dia melepaskan jarum infus di tangannya, lalu turun dari kasur dengan kaki telanjang, setelah itu dia berlari ke arah luar dengan gaya berpincang-pincang :”Di rumah sakit pasti ada persediaan darah, pergi saja kalau kalian tidak mau kasih, aku cari sendiri !”

Huh !

Tuan Aji langsung turun tangan dengan secepat kilat, dia menusuk jarum persiapannya ke dalam beberapa bagian tubuh Regen pada saat Regen tidak waspada terhadapnya, setelah itu tubuh Regen menjadi lemas dan terjatuh ke lantai, emosionalnya juga terkendali untuk sementara waktu.

“ Dua Tusukan Vital.” Danang juga mengetahui teknik pengobatan yang digunakan oleh Tuan Aji, sehingga tidak bisa bertahan untuk memujinya :” Tuan Aji benar-benar luar biasa, bahkan bisa menggunakan Dua Tusukan Vital dengan begitu mudah dan lancar, benar-benar hebat sekali.”

“Adik Shiba juga berwawasan sekali !” Tuan Aji juga mengubah sebutannya terhadap Danang, reaksinya juga menjadi lebih ramah, bagaimanapun jarang ada yang bisa mengetahui teknik pengobatan tersebut hanya dengan sekali melihat, sehingga dia juga berkata dengan nada membanggakan diri :”Aku melatih hingga dua puluhan tahun untuk mencapai keterampilan saat ini, meskipun belum mencapai puncak yang paling hebat, namun tetap saja sudah mendekati tingkat sempurna.”

“Sayangnya teknik ini masih ada sedikit kekurangan, ditambah lagi terlalu sering menggunakannya, sehingga tubuh pasien sudah mulai terjadi kekebalan, takutnya tidak bisa menahan untuk waktu yang lama lagi.” Kata-kata Danang adalah kenyataan, Tuan Aji sendiri tentu saja juga mengetahuinya, pengobatan dengan jarum tidak dapat menghasilkan efek yang besar, sehingga harus menggunakan obat agar pasien dapat menjadi tenang dengan seutuhnya.

“Sudah terlambat.” Pada saat Danang membuka mulut lagi, Regen tiba-tiba beranjak dan mencekik leher Tuan Aji dengan tampang ganas.

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu