Menantu Luar Biasa Bangkrut - Bab 24 Membuatmu Melihat Lelucon
Ya tuhan, kenapa tadi aku bisa mengucapkan kata-kata seperti itu padanya?
Sungguh keterlaluan sekali, terlalu memalukan!
Vanesa merasa sangat bersalah dan malu, tapi dia adalah orang yang mementingkan harga diri dan tidak mudah mengakui kesalahannya, juga tidak akan minta maaf secara langsung pada Danang, jika mau salahkan maka salahkan Danang sendiri yang tidak bicara dengan jelas.
Benar, salahkan dia, semua salah dia.
Ketika dia sedang berpikir sembarangan, Velisa sudah menyelesaikan pekerjaannya, dengan langkah anggun berjalan ke dalam retoran.
Begitu dia muncul langsung menjadi pusat perhatian, tapi tidak ada orang yang pergi mengganggunya, selain staf dalam restoran, jarang orang yang tahu bahwa Velisa adalah bos dari Cattlepack.
Velisa nama ini sangat terkenal di kalangan bisnis, tapi dalam hidupnya dia paling tidak suka dengan masalah dan lebih rendah hati, jadi orang yang mengenalnya tidak terlalu banyak, orang yang tidak tahu masih berpikir dia adalah "teman bos".
Dia duduk di bawah pohon sakura di depan Danang, dalam tatapan tercengang keluarga Andez.
"Maaf, sudah membuatmu menunggu lama." Senyuman Velisa selalu begitu lembut.
Dia merekomendasikan beberapa hidangan khas pada Danang, kelihatannya Danangtidak menolaknya.
“Aku tanya, kenapa bocah itu berpakaian sangat bagus, ternyata mendapatkan wanita kaya.” Dalam hati Melinda tanpa sebab merasa tidak seimbang, dia berdiri meninggalkan tempat duduk.
“Ma, untuk apa kamu pergi ke sana?” Vanesa mengulurkan tangan menghentikannya.
“Aku mau pergi mengingatkan gadis itu.”
“Ma, itu adalah urusan orang lain kamu jangan mengurusnya lagi.”
“Tidak bisa, hari ini aku harus membongkar kemunafikannya.”
Melinda berusaha lepaskan dirinya, dia tidak bisa melihat Danang hidup lebih baik darinya, bersiap mengungkap semua skandal buruknya……
Melinda adalah orang yang egois, dia mengira semua yang dipikirkannya adalah benar, menganggap Danang sebagai pria yang mencari wanita kaya.
Danang yang sedang ngobrol dengan Velisa melihat dia melangkah ke atas tangga, dalam hati merasa tidak senang, wanita tidak masuk akal ini memikirkan ide buruk apa lagi?
“Apa kabar nona, maaf mengganggumu sebentar.” Melinda adalah tipe orang menindas yang lemah dan takut yang kuat, nada bicaranya sangat sungkan saat bicara dengan orang yang berkedudukan.
“Kamu adalah?” Velisa menyadari perubahan ekspresi Danang, menebak mungkin mereka kenal, lalu bertanya sepatah.
“Tidak penting siapa aku, aku ke sini hanya ingin mengingatkanmu sebentar, orang yang duduk di hadapanmu bukanlah orang baik, kamu jangan sampai tertipu.”
“Bagaimana kamu bisa tahu dia bukanlah orang baik?” Danang tidak bicara, Velisa menjawab untuknya.
“Tentu saja aku tahu, karena dia adalah mantan menantuku, aku tahu persis bagaimana perilaku moralnya.” Dalam hati Melinda sudah perhitungkan dengan baik, pertama-tama bongkar identitas Danang dulu, tiba saatnya wanita ini pasti akan berterima kasih padanya, mungkin masih bisa berhubungan dengannya.
“Ma, kamu jangan bicara lagi, ikut aku kembali saja.” Vanesa juga ikut kemari, berusaha mengulurkan tangan menariknya.
Velisa memperhatikan tatapan Danang pada Vanesa ada nostalgia, menebak: “Gadis cantik ini pasti adalah putrimu, juga mantan istri Tuan Shiba, benar tidak?”
“Benar, pada waktu itu putriku menikah dengannya karena sudah salah menilainya, seiring berjalannya waktu baru tahu hati seseorang, masih berpikir sudah membantu dia menemukan orang yang bisa diandalkan seumur hidup, tidak menyangka, pria ini hanya tahu makan dan tidak mau bekerja, tidak memiliki pendidikan dan keterampilan, sepanjang hari hanya tahu bersantai, berfoya-foya di luar sana, melakukan beberapa hal yang tidak bermoral, kemudian, tidak tahu ketidakjujuran seperti apa yang telah dilakukan oleh keluarganya dan bangkrut, hutang kartu kreditnya hampir mencapai dua puluh miliar, sekarang masih berkeliaran di luar untuk menipu, aku lihat kamu juga orang pintar, jangan sampai tertipu oleh kata-kata munafiknya yang manis.”
Melinda mengatakan sesuatu yang tidak ada seperti ada, ketika dia menjilat seseorang akan menjilat dengan baik dari segala aspek, ketika menginjak seseorang juga sama sekali tanpa ampun.
Sesuai logika, sekarang Danang sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengannya, dia tidak bisa mengurus semua ini, tapi dia tidak rela, jika Danang bisa hidup dengan sangat baik, bukankah itu membuktikan bahwa dirinya yang buta sehingga salah menilai ?
Kebanyakan orang di dunia ini melihat sesuatu secara subyektif, suka mengelak dari tanggung jawab, tidak bersedia menerima kesalahan, terutama orang seperti Melinda .
“Lalu menurut kamu apakah dia akan menipuku?” Velisa menatapnya dengan penuh minat.
“Apakah itu masih perlu dikatakan, pasti menipu harta dan kecantikanmu.”
“Benarkah?” Velisa mendesis sekali, mengubah posisinya dan bersandar di kursi, sangat berkuasa mengatakan: “Aku bersedia dan senang dia menipuku, kalian bisa mengurusnya, jika tidak ada masalah lagi, pergi menjauh saja, aku tidak suka mencium aroma parfum yang terlalu vulgar.”
Kenapa bisa begini?
Ini sama sekali tidak sama dengan apa yang dirinya perkirakan.
Tenggorokan Melinda seperti dicekik orang, kata-kata selanjutnya tidak bisa dimainkan lagi, tapi tidak berani memarahi dan menghina wanita yang cantik tapi tidak berotak ini seperti memarahiDanang, karena dia sangat tahu dirinya tidak sanggup menyinggungnya.
“Maaf, sudah mengganggu.” Wajah kecil Vanesa memerah, dia merasa sangat canggung, menarik Melinda dengan paksa untuk kembali ke tempat duduk.
Danang menghela nafas, tersenyum pahit mengatakan: “Membuatmu melihat leluson.”
Saat Velisa menyelidiki identitas Danang, sudah tahu apa yang dialaminya akhir-akhir ini, merasa bersimpatik juga ragu, dengan kemampuannya, tidak sampai harus hidup hingga begitu gagal, mungkin ada sesuatu yang tersembunyi di dalamnya.
Tapi Danang tidak mengatakannya, dia juga tidak akan berinisiatif menanyakannya.
“Kamu masih belum bisa melupakannya bukan.”
“Suatu hari pasti akan melupakannya.” Danang merenggangkan pinggangnya, menghadapi Velisa, dia memiliki semacam perasaan santai yang tidak bisa dijelaskan, tidak akan merasa terkendali, sama seperti teman lama yang sudah kenal selama bertahun-tahun, akan terbuka padanya tanpa bisa dikendalikan, menceritakan isi hati.
Saat berbicara dan tertawa, makanan lezat satu demi satu dihidangkan.
Novel Terkait
Love at First Sight
Laura VanessaBeautiful Lady
ElsaPengantin Baruku
FebiLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaInnocent Kid
FellaJalan Kembali Hidupku
Devan HardiMenantu Luar Biasa Bangkrut×
- Bab 1 Keluargamu Bangkrut
- Bab 2 Sikap Mertua
- Bab 3 Spider Man
- Bab 4 Kutukan 9 Nyawa
- Bab 5 Membuat Kamu Menjadi Nyaman
- Bab 6 Acara Makan Malam Keluarga
- Bab 7 Dihina
- Bab 8 Memutuskan Hubungan
- Bab 9 Kehilangan Wajah
- Bab 10 Menjadi Perantara Untuk kali Ini
- Bab 11 Wanita Di Dalam Jimat
- Bab 12 Memperlihatkan Keterampilan
- Bab 13 Kita Cerai Saja
- Bab 14 Berpisah
- Bab 15 Membantumu Membuat Alis
- Bab 16 Gagal Menyombongkan Diri
- Bab 17 Jangan Sentuh Jarum Itu
- Bab 18 Bermuka Tebal, Tak Kenal Malu
- Bab 19 Hidup Kembali Saat Sekarat
- Bab 20 Pasti Tidak Akan Mengeluh
- Bab 21 Restoran Genting
- Bab 22 Merasa Paling Benar
- Bab 23 Serangan Tak Terlihat
- Bab 24 Membuatmu Melihat Lelucon
- Bab 25 Makanan Anjing Gila
- Bab 26 Kesialan Yang Membubung Tinggi
- Bab 27 Tikus Yang Tenggelam
- Bab 28 Yang Paling Utama Adalah Tangan
- Bab 29 Kekuatan Yang Masih Ada
- Bab 30 Menganggap Naga Asli Sebagai Serigala
- Bab 31 Abang Adik Berantem
- Bab 32 Memandang Rendah
- Bab 33 Aku Sudah Mengingatnya
- Bab 34 Merasakan
- Bab 35 Konflik
- Bab 36 Kecanduan Berjudi
- Bab 37 Kebangkrutan
- Bab 38 Pembukaan Bisnis
- Bab 39 Membuat Keributan
- Bab 40 Memukul dengan Kejam
- Bab 41 Ancaman Opini Publik
- Bab 42 Pertanyaan Menentang
- Bab 43 Pengawal Mobil Mewah
- Bab 44 Bantuan Tepat Waktu
- Bab 45 Kedatangan
- Bab 46 Tanpa Belas Kasihan
- Bab 47 Mendatangi
- Bab 48 Selesai
- Bab 49 Sebuah Dorongan