Menantu Luar Biasa Bangkrut - Bab 13 Kita Cerai Saja

“Selesai.” Danang menghela nafas, prosesnya masih lumayan memuaskan.

“Bagus, Jarum Air Perak yang luar biasa sekali !” Tuan Aji merasa teknik ini sangat menakjubkan, dalam waktu yang panjang pada dulunya, dia merasa keahlian dirinya telah mencapai batasan tinggi, namun hingga pada hari ini, dia baru mengerti ternyata ada ilmu yang begitu menakjubkan, ternyata memang masih ada orang yang lebih hebat dari dirinya, dan ternyata tidak boleh menilai manusia dari penampilannya, dengan keahlian kedokteran Danang pada saat ini, mungkin saja sudah tidak kalah bersaing dengan dokter no 1 Yanjing.

Mata Tuan Aji telah berbinar-binar bagaikan ikan yang menemukan laut, dia bahkan langsung berlutut untuk berguru.

Danang buru-buru mendirikan tubuhnya dan berkata :” Tuan Aji, jangan seperti ini !”

“Jangan-jangan guru merasa aku tidak pantas ya ?” Reaksi wajah Tuan Aji sangat serius, kali ini dia mengubah sebutan terhadap Danang lagi.

“Mana mungkin, karena aku sudah terbiasa untuk bersantai, sementara ini tidak ada rencana untuk menerima murid, tetapi kalau Tuan Aji ingin diskusi ilmu kedokteran denganku, aku tetap saja dengan bersenang hati.”

“Kemampuan kamu jauh lebat dariku, aku ingin belajar ilmu kedokteran kamu, asalkan guru bisa menyetujuinya, aku bisa melakukan apapun !” Bagi Tuan Aji yang telah menghabiskan separuh hidupnya untuk mengamati ilmu kedokteran, tentu saja tidak ingin melepaskan kesempatan apapun untuk belajar.

“Ilmu kedokteran memang butuh pewaris juga, kamu ingin belajar apa ? Aku akan mengajari semuanya.”

“Guru benaran setuju ?” Tuan Aji bahkan memuncrat air ludahnya karena terlalu bersemangat.

“Iya, tetapi teknik yang aku gunakan rata-rata membutuhkan kekuatan tubuh yang membantu, jika tidak ada kekuatan ini, kamu tidak akan bisa melatihnya meskipun aku telah menuliskan langkah -langkahnya untukmu.”

Danang lumayan salut dengan sikap Tuan Aji yang cenderung terus terang, dia dapat merasakan seberapa antusiasnya Tuan Aji terhadap ilmu kedokteran, sehingga dia juga tidak pelit ilmu dan meninggalkan nomor ponselnya, dia berjanji kepada Tuan Aji bahwa ke depannya akan mengajari dirinya tentang teknik melatih ‘Chi’, namun teknik ini memerlukan waktu tiga hingga lima tahun untuk menguasainya.

Tuan Aji juga sangat salut terhadap Danang yang begitu dermawan, dia ingin menunda pekerjaan di tangannya untuk makan bersama Danang, sekalian membahas tentang ilmu kedokteran lagi.

Danang menolaknya dengan alasan urusan keluarga, lalu mengatakan bahwa mereka bisa berjanji di lain waktu saja.

Meskipun penyakit Regen telah sembuh, namun dikarenakan tubuhnya yang terlalu lemas, sehingga masih perlu merawat beberapa harinya lagi di dalam rumah sakit, sifat Regen juga sangat berterus terang, katanya apabila dia keluar dari rumah sakit, dia akan mencari Danang dan ingin bersahabat dengannya.

Di luar rumah sakit.

“Adik Shiba, kamu menjadi dermawan Gazia untuk selamanya, aku tidak mau basa basi yang lain lagi, intinya begini saja, ke depannya urusanmu sama saja seperti urusan Gazia.” Valeri menepuk pundaknya dan berkata dengan nada tulus.

“Abang, aku memang ada sesuatu yang butuh bantuanmu, kamu boleh meminjamkan aku uang dua miliar ?” Danang menggaruk kepala sendiri, sepertinya dia sudah sedikit trauma terhadap masalah meminjam uang.

“Apa ? Dua miliar ?” Valeri baru kepikiran setelah terbengong sejenak, sepertinya Danang makan hamburger di tempat parkir pada sebelumnya juga dikarenakan ingin meminjam uang dengan Joko, meskipun tidak jelas dengan tujuan Danang, namun dia tetap saja tidak bertele-tele lagi dan berkata :”Dua miliar mana cukup, aku kasih kamu dua puluh miliar, kamu pakai saja dulu, jangan merisaukan pembayarannya lagi.”

Danang juga telah menduga bahwa Valeri akan bersikap demikian, dia mengetahui kalau Valeri tidak berkenan dengan masalah uang, namun dia tetap saja tidak ingin sengaja menerima uang lebih dari Valeri, sehingga akhirnya tetap saja hanya mengambil uang dua miliar.”

Valeri tidak berkata apapun lagi dan langsung transfer uang dua miliar tersebut kepada Danang, hati Danang menjadi lega setelah menerima uang tersebut.

Dikarenakan mengetahui Danang sedang mengalami masalah tertentu, sehingga Valeri juga tidak menahannya lagi, setelah meninggalkan rumah sakit, Danang tiba di rumah Keluarga Andez.

Dia berkeliaran sejenak di depan pintu, akhirnya dia menginjak masuk ke dalam rumah, mungkin saja kali ini sudah terakhir kalinya dia menginjak ke dalam rumah tersebut.

Pintu rumah terbuka.

Di dalam rumah tidak ada orang ?

Dang !

Terdengar suara peralatan dapur yang terjatuh ke lantai.

Danang berjalan menghampiri, dia melihat wajah Melinda yang telah kemerahan dan terus memukul bagian dada sendiri, reaksinya seperti hampir sesak nafas, piring yang pecah berkeping-keping di lantai masih melekat sedikit cumi-cumi kering.

Makanan dengan fiber panjang ini sebenarnya sudah susah dikunyah, kebiasaan Melinda dalam menyantap makanan memang suka melahap dengan cepat, cumi-cumi kering yang belum hancur dikunyah langsung menyumbat di bagian pernapasannya, sehingga dia tersedak pada saat ini.

“Jangan bergerak sembarangan.” Danang memeluk dirinya dari belakang, tangannya mengepal menjadi satu dan mengurut pada bagian perut Melinda .

“Uhuk uhuk uhuk ~” Cumi-cumi kering yang sedang menyangkut di tenggorokan Melinda akhirnya berhasil keluar berkat batuan Danang.

Pada saat ini, langsung terdengar suara membentak pada belakang tubuhnya.

“Kamu sedang buat apa ? !” Sumitro dan Vanesa sedang menjinjing kantong pembelanjaan, mereka baru saja kembali dari swalayan dan malah melihat Danang yang sedang memeluk Melinda dengan tampang mesum, sementara Melinda sedang membungkuk pinggang dan terus “memberontak”.

“Lepaskan aku.” Melinda memukul tubuh Danang dengan siku lengan, dia tidak menjelaskan apapun dan malah balik menuduh :”Dia tiba-tiba memulek aku dari belakang, lalu meraba sembarangan pada tubuhku…”

“Bajingan, bahkan turun tangan terhadap ibu mertua sendiri !” Sumitro mengambil gelas kaca di atas meja dan melempar ke arah kepala Danang.

Tatapan Danang terus melekat pada reaksi Vanesa , sehingga tidak menyadari gelas kaca yang melayang ke arahnya, akhirnya gelas kaca tersebut berhasil memukul pada kepala Danang, darahnya juga terus mengalir melalui bagian dahi kepalanya.

“Dia barusan tersedak sama makanan, aku…”

“Tersedak apaan, kamu pasti mendambakan kecantikan aku dan ingin menghantam ibu dan anak dalam sekaligus, awalnya aku beranggapan kalau kamu hanya seorang pengecut, tetapi di luar dugaan, ternyata kamu malah menyimpan niat busuk, kalau bukan mereka yang pulang tepat waktu, nama baikku… Aduh !” Saat ini kedua tangan Melinda terus memukul pada pahanya, seolah-olah telah menjadi korban pelecehan.

“Dia sedang berbohong…”

Phakk !

“Aku sudah lihat dengan mataku sendiri, kamu masih mau mengelak ya.” Tamparan Vanesa melayang pada pipi Danang, kali ini Danang tetap memilih untuk menerimanya meskipun dia dapat menghindarinya.

Dikarenakan tamparan Vanesa yang terlalu kuat, sehingga kuku jari telunjuk dan jari tengahnya telah melukai kulit wajah Danang, akhirnya meninggalkan dua bekas cakaran.

“Tidak perlu banyak bahas dengan bajingan ini lagi, lapor polisi saja, memasukkan dia ke dalam penjara !” Sumitro sangat emosi, saat ini dia mengambil ponsel dan ingin menghubungi polisi, namun Melinda malah merebut ponselnya dan berkata :”Tidak boleh lapor polisi, bagaimana dia membayar uangku kalau masuk penjara ?”

Danang tiba-tiba tersenyum, senyuman yang mengandung jejak kekecewaan.

“Kamu tertawa apanya ?”

Vanesa bertanya padanya.

“Aku bisa tertawa apanya lagi, aku hanya menertawai diriku sendiri.” Danang menekan beberapa tombol di ponselnya, lalu transfer uang dari Valeri kepada Melinda .

Melinda menjadi bersenang ria dalam seketika :”Uang dari mana ? Jangan-jangan kamu menyimpan uang pribadi ya ?”

“Kamu tidak perlu tahu, intinya bukan mencuri dari Keluarga Andez.” Danang berjalan ke sudut ruangan dapur, lalu mengeluarkan barang berwarna hitam dari ujung sebuah botol.

Barang tersebut adalah kamera pengawas berbentuk mini !

“Pada hari kedua setelah keluargaku bangkrut, ibumu sudah menyuruh orang memasang kamera pengawas di semua sudut ruangan, seharusnya khawatir kalau aku akan mencuri uang rumah kalian atau mencuri barang kalian, dia bahkan takut kalau aku akan mencuri makanan yang ada di dalam kulkas, kamera ini hanya salah satunya saja, di dalamnya seharusnya sudah merekam dengan jelas mengenai kejadian barusan, sudah cukup untuk membuktikan kebenaran aku.” Danang meletakkan kamera pengawas ke dalam telapak tangan Vanesa , lalu berkata dengan nada datar.

“Ibu, ternyata kamu….”

“Susah mencegah kalau pencuri di dalam rumah, aku juga mempertimbangkan keselamatan rumah ini, bisa jadi dia akan melakukan sesuatu yang tidak benar kan ? Aku tentu saja harus waspada.” Melinda berkata dengan tampang tidak merasa bersalah.

Setelah mendengar gaya berbicara Melinda , ditambah lagi cumi-cumi kering hasil muntahan Melinda pada barusan, Vanesa dan Sumitro mengerti dalam seketika, kelihatannya mereka memang salah paham terhadap Danang.

“Lihatlah apa yang kamu lalukan.” Sumitro tidak meminta maaf kepada Danang, malahan menuduhkan tanggung jawabnya kepada Melinda .

“Maaf, aku tidak tahu kalau ibuku akan begitu, ke depannya aku akan menyuruh dia lebih berhati-hati lagi.” Vanesa semakin merasa bersalah, sebelumnya dia telah salah paham terhadap Danang ketika mereka di hotel, ternyata malah terjadi masalah yang persis lagi setelah tidak lama kemudian.

“Tidak ada ke depannya lagi.” Danang menghapus bekas darah di dahinya, lalu mengangkat kepala dan menatap wanita tercintanya dengan tatapan putus asa, akhirnya tetap saja melontarkan kata-kata tersebut :”Kita, cerai saja…”

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu