Menantu Luar Biasa Bangkrut - Bab 2 Sikap Mertua

Bagian belakang kepala Danang seperti dipukul dengan palu, dirinya tampak kebingungan.

“ Kembalikan 2 miliyarku! ” Reaksi pertama Melinda adalah meminta kembali uangnya.

“ Bu, jangan khawatir. Aku akan kembali untuk menanyakan masalah ini kepada ayahku terlebih dahulu. ” Danang berusaha tetap tenang dan kemudian bergegas keluar.

Satu jam kemudian, dia pun tiba di villa ayahnya. Tetapi gerbang terkunci dan tak ada seorang pun yang terlihat di dalam.

Penjaga gerbang mengenal Danang, dia pun memberitahunya bahwa villa itu tidak lagi milik keluarganya dan digunakan untuk membayar hutang.

Danang berlari ke kantor pusat Perusahaan Asura dan menemukan bahwa perusahaan sudah kosong.

Tidak peduli bagaimana dia berusaha menghubungi ayahnya, ponsel ayahnya tetap mati.

Tidak ada cara lain, dia hanya bisa pergi ke rumah Paman Chen, teman dekat ayahnya untuk mengetahui masalahnya dengan jelas.

“ Danang, sejujurnya, perusahaan ayahmu sudah mengalami krisis ekonomi sejak setengah tahun yang lalu. Dia menginvestasikan semua asetnya dalam pengembangan energi baru dan berutang banyak pada bank. Dia ingin mengandalkan mobil energi baru itu untuk mengalahkan pasar, tetapi dia gagal dan mengalami banyak kerugian. Ini semua adalah nasib. ” Paman Chen menghela nafas dan dirinya tampak sangat sedih.

“ Jadi, di mana ayahku? ”

“ Dia melepaskannya begitu saja. Ketika masalah ini terjadi, dia menyembunyikan diri di luar negeri dan seharusnya dia tidak akan kembali dalam waktu singkat. ” Paman Chen menepuk pundak Danang dan berkata dengan sungguh-sungguh : “ Nak, sekarang kau tahu mengapa ayahmu membiarkanmu tinggal di rumah Keluarga Andez, karena ini adalah cara terakhirnya untuk membantumu. ”

Danang merasa hancur. Dia memegang lengannya sendiri dan berusaha agar dirinya tetap sadar. Lalu, dia meminjam dua puluh miliyar dari Paman Chen, dan dia mengatakan akan mengembalikan uangnya setelah film online besar menghasilkan uang.

“ Dua puluh miliyar? Apakah kamu bercanda? Aku tidak punya uang sebanyak itu. ” Paman Chen memiliki mobil mewah seharga empat puluh miliyar, rumah seharga seratus miliyar. Bahkan anak-anak juga tidak akan percaya dengan perkataannya.

“ Dua miliyar juga tidak apa-apa. ” Danang memohon. Dia berpikir, walau bagaimanapun dia harus membayar uang ibu mertuanya.

“ Coba aku lihat sebentar. ” Paman Chen berpura-pura menekan ponselnya, lalu berkata : “ Saat ini aku hanya memiliki 196. ”

“ 1,96 miliyar juga tidak apa-apa! ”

“ Maksudku 196 ribu. Jika kamu menginginkannya, aku akan segera memberikannya padamu. Kamu juga tidak perlu membayarnya kembali. ” Paman Chen berkata dengan penuh “ kemurahan hati ”.

“ Apa maksudmu, ayahku sudah banyak membantumu waktu itu. Tanpa dia, apakah kau bisa seperti ini? ” Paman Chen bermaksud untuk mengusirnya, dan Danang merasa sangat kesal.

“ Beraninya kau menceramahiku? ” Paman Chen sudah malas untuk menyamar. Dia pun memanggil petugas keamanan untuk mengusir Danang.

Danang merasa terhina, dia mengambil nafas dalam-dalam dan menghubungi direktur film itu karena ingin menarik investasinya.

“ Halo, nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi... ”

Tidak dapat dihubungi?

Danang menemukan nomor teman direktur itu dan dia pun menghubunginya.

“ Apa? Kamu meminjamkannya enam belas miliyar rupiah untuk membuat film? Dia sudah lama tidak membuat film. Dia menghabiskan lebih dari dua puluh miliyar di kasino setengah bulan yang lalu. Aku bingung daripada dia mendapatkan uang sebanyak itu, ternyata orang bodoh seperti kamu yang telah meminjamkannya. ”

“ Apakah kamu tahu di mana dia berada? Aku ingin menghajarnya. ” Danang merasa sangat kesal.

“ Tidak ada yang tahu di mana dia bersembunyi. Bajingan itu bahkan masih berhutang padaku senilai empat ratus juta. Tetapi dibandingkan denganmu, aku merasa lebih tenang. ”

Danang masih belum menyerah. Dia tidak memiliki kerabat, tetapi dia memiliki banyak teman yang kaya. Biasanya, mereka memiliki hubungan yang baik, jadi dia merasa tidak apa-apa meminjam uang dengan mereka.

“ Meminjam uang denganku? Sayang sekali, aku baru saja memulai sebuah perusahaan baru dan semua uangku telah diinvestasikan... ”

“ Aku baru memelihara seekor anjing dan keuanganku juga sedang sangat sulit... ”

“ Halo, halo, sinyalnya buruk. Aku akan menutup teleponnya jika kau tak berbicara... ”

“ Mengapa aku harus meminjamkan uang untukmu? Tanpa ayahmu, kamu hanyalah seorang pecundang. Bagaimana kamu bisa membayarku? ”

Semua temannya yang biasanya minum dan bersenang-senang bersama bersembunyi darinya setelah mengetahui keluarganya bangkrut. Tidak ada seorang pun yang mau meminjamkan uang untuknya.

“ Ayah, kamu benar. Mereka benar-benar hanya teman yang memanfaatkanku... ” Danang baru menyadarinya, tetapi semuanya sudah terlambat.

Dalam sekejap, dia menjadi seseorang yang tidak memiliki apa-apa dan berhutang dua puluh miliyaran. Dia jatuh ke tanah dan merasa sangat hancur, dia ingin menangis, tetapi tidak bisa.

Tidak,

tidak semuanya.

Dia masih punya keluarga. Dia teringat dengan mertuanya yang lembut dan ramah, dirinya pun langsung kembali cerah dan mengusir kegelapan di dalam hatinya.

Dia langsung mencari mertuanya dan meminta bantuan dari mereka.

Begitu dia sampai di depan rumah, Melinda dan Sumitro langsung menyampirinya dan bertanya : “ Bagaimana? Apakah kamu sudah bertemu dengan ayahmu? Apa yang dia katakan? Berapa banyak uang yang masih dimiliki keluarga kalian? ”

Danang tidak menyembunyikannya dari mereka dan memberitahu semua hal yang dia ketahui.

“ Apa? Ayahmu menghilang dan kamu ditipu enam belas miliyar oleh temanmu! ” Sumitro sangat marah dan dia menunjuk dahi Danang dengan jarinya, lalu berkata : “ Apakah kepalamu berisi otak babi? Mengapa kamu begitu bodoh? ”

“ Ayah, maafkan aku. ”

“ Tidak ada gunanya meminta maaf. Apakah kamu tahu, aku baru saja bergabung dengan projek Keluarga Shiba. Dan hanya dalam beberapa hari, keluargamu bangkrut dan perusahaan kami mengalami kerugian sampai bermiliyaran. ” Sumitro mengatakan uang miliyaran yang tak didapatkannya menjadi kerugian yang dialaminya. Sebenarnya, dia hanya kehilangan proyek besar untuk mendapatkan uang.

“ Bagaimana dengan dua miliyarku? Cepat kembalikan padaku! ” Kepribadian Melinda langsung berubah. Dia meraih kerah baju Danang dengan kedua tangannya dan meludahi wajahnya.

“ Aku akan memikirkan cara untuk mengembalikannya padamu. ” Danang merasa kaget dengan sikapnya. Ini sangat berbeda dengan kejadian yang telah dibayangkan. Dia mengira bahwa dia akan mendapatkan kehangatan ketika dia kembali, tetapi mengapa berubah menjadi seperti ini?

Plak!

Suara garing itu membuat suasana menjadi hening.

“ Bu... ” Danang tidak menyangka ibu mertua yang selalu baik terhadapnya akan menamparnya.

“ Aku bukan ibumu. Jika kau tak kembalikan uangku, aku akan menghajarmu! ” Melinda yang selalu bersikap baik menjadi seperti seekor hewan liar.

“ Sudahlah, masalah juga sudah seperti ini. Ini bukan waktunya untuk bertengkar, ayo makan dulu. ” Sumitro mengeluarkan sebuah jam tangan yang bernilai lebih dari dua ratus juta rupiah. Dalam tiga bulan ini, Danang telah menghabiskan lebih dari dua miliyar untuk keluarga mereka.

“ Mimpi! Siapa yang mengijinkanmu untuk makan? Jika kau tak kembalikan dua miliyarku, jangan pernah berharap untuk makan makanan dari keluarga kami! ” Ketika rencana itu gagal, Melinda yang serakah dan sombong pun akhirnya menunjukkan sikap aslinya.

“ Aku tidak lapar. ” Danang berjalan kembali ke kamar sambil menundukkan kepalanya.

“ Bu, kamu sudah keterlaluan. ” Vanesa mengerutkan kening atas tindakan ibunya.

“ Keterlaluan? Dulu, dia adalah seorang tuan muda kaya, tentu saja ibu boleh melayaninya. Tetapi sekarang keluarganya telah bangkrut. Dia bahkan tidak bisa lulus ujian mengemudi. Sangat sial memiliki seorang menantu sepertinya. ” Melinda sengaja berteriak agar Danang yang ada di kamar dapat mendengarnya.

“ Aku sudah kenyang. ” Vanesa bahkan tidak memegang sumpitnya, dia langsung kembali ke kamar dan mengunci pintu.

Di dalam kamar yang besar itu, Danang berbaring di sudut ruangan dan tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya.

“ Apa yang kamu lakukan? Itu adalah tempat tidurku. ” Vanesa bertanya dengan nada bicara dingin.

Pada saat menikah, Vanesa juga mengajukan sebuah persyaratan yaitu dia tidak akan memiliki hubungan apapun dengannya sampai dia jatuh cinta padanya. Mereka boleh sekamar, tetapi tidak boleh seranjang.

Mungkin karena merasa bersalah atau mungkin karena alasan lain, Vanesa pun memberikan tempat tidurnya kepada Danang dan dirinya tidur di lantai.

Meskipun Danang adalah seorang pecundang yang tidak bisa melakukan apa-apa, tetapi satu hal yang pasti yaitu dia tetap akan menepati janjinya untuk tidak menyentuhnya. Dia sudah beberapa kali menemukan tisu aneh di tempat sampah, dan dia menduga bahwa Danang menggunakan cara lain untuk melampiaskan hasratnya.

“ Lain kali, aku tidur di lantai dan kamu tidur di kasur. ” Danang mengatakan dengan perasaan pahit yang mendalam. Dia selalu merasa bahwa sebagian kecil kebaikan mertuanya terhadapnya karena uang, dan sebagian besar dari kebaikan mereka karena mereka menganggapnya sebagai keluarga sendiri. Namun, kejadian ini membuatnya menyadari bahwa semua ini palsu.

Perasaan yang didasarkan oleh uang sangatlah rentan.

“ Berpura-pura lemah? Sama sekali tidak memiliki sikap seorang pria. Lemah! ” Vanesa masih bersikap dingin terhadapnya. Dia berjalan ke tempat tidur, mengangkat semua sprei dari tempat tidur dan melemparkannya ke lantai dan berkata : “ Lihat penampilanmu seperti tak berkehidupan. Berbaringlah di sana seumur hidupmu! ”

Tak lama kemudian, Danang bangkit dan berkata : “ Sayang, aku khawatir aku tidak dapat membiayaimu lagi untuk kedepannya... ”

“ Pertama, aku tidak membutuhkan itu, urus saja dirimu baik-baik. Kedua, lain kali panggil nama lengkapku. Apakah kamu sudah mengerti? ” Danang selalu memanggil istrinya dengan panggilan sayang, tetapi Vanesa tidak pernah melakukannya.

“ Tapi... ” Danang terdiam melihat tatapan dingin Vanesa, lalu tersenyum dan berkata : “ Baiklah. ”

Danang tidur sepanjang malam. Keesokan paginya, seperti biasa, Vanesa bangun dan mencuci mukanya.

Sebelum keluar, Vanesa berkata : “ Lain kali tidur jangan berguling-guling. Itu mengganggu tidurku. ”

“ Maaf. ”

“ Aku tidak membutuhkan seorang pria yang hanya bisa mengatakan maaf. ” Dulu, dia selalu ditahan Melinda, sekarang Vanesa sudah tidak tahan bersama dengannya lagi. Dan sekarang dia sudah bisa menjadi dirinya yang sebenarnya.

Danang tampak lesuh dan lapar. Dia ingin mengisi perutnya terlebih dahulu sebelum menemukan cara untuk meminjam uang.

Ada tiga set sarapan di ruang tamu. Melinda dan Sumitro sudah memakannya.

“ Anakku, datang dan coba sup yang baru ibu buat. ” Melinda memanggil Vanesa, yang berarti Danang tidak mendapatkan bagiannya.

“ Aku tidak selera makan, berikan saja padanya. Aku ada janji dengan pelanggan hari ini, jadi aku harus pergi ke perusahaan untuk menyiapkan dokumennya terlebih dahulu. ” Vanesa dapat melihat kecanggungan Danang dan memberikan langkah untuknya.

Setelah Vanesa pergi, Danang pun duduk. Dan begitu dia mengambil sendok, Melinda langsung mengambil sup di hadapannya dan membuangnya.

“ Apakah kamu mengira kamu masih pantas untuk minum sup ini? ” Melinda mencibir, lalu menendang anjing husky disampingnya, mengambil mangkuk anjing itu dan menuangkan sisa makanan anjing ke mangkuk Danang : “ Kamu sama seperti anjing, makanlah makanan ini. Sebelum kamu mengembalikan uangku, kamu akan makan apapun yang dimakannya! ”

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu