Mata Superman - Bab 2 Memandang Rendah Orang Lain (2)
John menatap Darwin, lalu lanjut mengatakannya.
Pada saat ini, Darwin, yang telah terdiam langsung tersenyum, seolah-olah dia penuh percaya diri. Ia pun berbalik, pergi duduk di sofa dan tanpa adanya rasa takut menatap John. "Bos John, untuk apa menanyakan hal itu? Orang yang mengetahui terlalu banyak belum tentu hal yang bagus. Misalnya, apakah kau dapat menjelaskan alasan kenapa kau memiliki tiga bekas tembakan pada tubuhmu dan sebuah goresan pisau pada wajahmu? Semua orang memiliki rahasia dan kita harus menghormati hal itu. Aku dapat melihat kalau kau akhir-akhir ini memiliki masalah dengan rumah tangga dan juga keuanganmu, jadi kau sebaiknya melakukan lebih banyak perbuatan baik, dengan begitu nasibmu dapat lebih cepat berubah.”
Perkataan ini terdengar aneh, tapi raut John malah berubah setelah mendengar perkataannya.
Ia tampak sangat terkejut!
Tidak banyak orang yang mengetahui bekas luka tembakan pada tubuhnya. Bekas luka ini didapatkan pada saat ia mencoba untuk kabur dengan uang dari orang-orang dunia gelap di kota lain, kemudian ia mengoperasi wajahnya dan datang ke Einklag untuk mengembangkan usahanya. Selain itu, istri dan wanita simpanannya selama beberapa hari ini sering bertengkar, sampai-sampai membuatnya kesal dan tidak memiliki niat untuk membahas bisnis. Darwin yang dapat mengatakan hal ini pun membuat John merasa aneh dan ketakutan! Ia pun langsung menganggap Darwin sebagai orang pintar.
Dan inilah yang diinginkan Darwin.
Sebenarnya bekas luka pistol tersebut memang terlihat dalam pandangnya Darwin, dan kenapa ia bisa mengetahui perselisihan rumah tangga John pun karena dia menemukan SMS wanita simpanannya di dalam saku celana John. Tapi perkataan yang keluar dari mulutnya ini telah membuat John terkejut.
Lalu keduanya saling bertatap-tatapan. Pada akhirnya, John pun tersenyum, dan itu adalah senyuman yang ingin menyanjung Darwin! Si bapak tua ini tentu saja pernah mendengar beberapa prestasi orang pintar, jadi ia pun langsung menganggap Darwin sebagai murid orang pintar, makanya ia ingin segera mendekatkan hubungannya dengan Darwin supaya dirinya tidak akan bernasib malang.
Setelah Darwin berpura-pura membaca nasibnya, John yang masih belum sepenuhnya mengerti pun mengaguminya, kemudian keduanya lanjut menyelesaikan transaksi mereka, dan harga penjualan emas nugget pun tidak diturunkan, sehingga membuat Darwin mendapatkan keuntungan.
Setengah jam kemudian, Darwin telah keluar dari kantor.
Dua satpam yang sudah lama menunggu itu langsung bergegas dan menangkap Darwin! “Nak, akhirnya kau sudah menunjukkan dirimu yang sebenarnya, kan?! Lihat saja bagaimana aku akan membereskanmu. Kamu masih terlalu muda untuk menggoda Merari!"
Setelah selesai mengatakannya, kedua satpam itu langsung ditampar seseorang!
Darwin pun tersenyum melihatnya.
Yang menampar itu adalah John yang telah keluar dari kantornya. Pada saat ini, wajahnya pun tampak amat menakutkan! "Kalian berdua mau cari mati ya! Tuan Darwin ini adalah tamu terhormat kita, dan kalian masih berani memperlakukannya seperti itu! Mulai saat ini, kalian telah dipecat! Cepat pergi dari sini!” bentak John. Kaki kedua satpam tersebut melemas dan wajah mereka pun memucat! Saking terkejutnya, mereka pun tertegun di tempat. Mereka sama sekali tak menyangka Darwin yang telah masuk dan keluar itu akan menjadi tamu terhormat bos mereka.
Mungkinkah emas nugget itu asli?
Wajah pegawai wanita yang bernama Merari pun tampak lebih pucat!
"Lain kali kalian jangan memandang rendah orang lain dan menilai dari penampilan mereka. Terima kasih atas perlakuanmu barusan, ini tipmu,” cibir Darwin sambil memberikan beberapa ratus ribu pada pegawai wanita itu. Wanita itu tersenyum canggung dan ingin sekali menyembunyikan mukanya! Darwin pun menegakkan punggungnya, tidak ingin meladeni wanita itu lagi, lalu ia mengucapkan selamat tinggal kepada John dan keluar.
Ia yang sebelumnya masih merupakan anak dusun pun telah berubah menjadi orang kaya baru. Lalu ia mengeluarkan cek senilai 4 miliar dari sakunya.
Darwin pun merasa sangat bahagia karena ia mempunyai uang dan juga telah membalas orang-orang yang memandang rendang dirinya! Begitu melihat waktunya, Darwin pun bersenandung sambil pergi menemui pacarnya, Chintya. Mereka berdua telah membuat janji untuk bertemu di kafe pada pukul 1 siang. Darwin, yang awalnya masih mencemaskan tentang pembayaran uang muka rumah, kini dapat mengejutkan pacarnya dengan kabar bahagia ini.
Setelah naik taksi, ia pun tiba di sebuah kafe. Setelah Darwin masuk, ia melihat Chintya sedang menunggunya di tempat biasa mereka yang berada di dekat jendela. Mereka berdua telah jatuh cinta selama lebih dari tiga tahun dan hubungan mereka juga termasuk baik. Meskipun Chintya agak keras kepala, Darwin tetap tak membencinya, lagipula, dia juga bukan orang yang amat hebat.
"Chintya, maaf ya aku baru datang," ucap Darwin sambil tersenyum.
"Tidak apa-apa. Apakah masalah uang muka sudah beres?" tanya Chintya dengan raut dingin., dan Darwin pun sudah terbiasa melihatnya.
"Coba kamu tebak," balas Darwin sambil terkikik-kikik.
"Tebak apa? Uang yang dikumpul pasti tidak cukup kan? Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa, aku juga tidak terlalu berharap kalau kamu bisa mendapatkan 400 juta untuk membayar uang mukanya," ucap Chintya cemberut, lalu ia menyesap kopinya. Tapi siapa yang akan menyangka si Darwin pada saat ini akan mengeluarkan cek dari sakunya, lalu meletakkannya di atas meja.
"Ini kejutan untukmu, 4 miliar rupiah!" seru Darwin bangga.
Tapi raut Chintya tidak banyak berubah, Dia mengambil cek tersebut dan dengan hati-hati melihatnya, lalu ia melemparkannya ke atas meja. "Palsu kan?"
"Ini asli. Aku baru saja mendapatkannya dari toko emas Kaliem! Pacarmu ini hebat, bukan?"
Ucap Darwin padanya, lalu ia menceritakan seluk-beluk peristiwa yang dialami, kecuali masalahnya dengan Enrico.
Awalnya, dia mengira bahwa Chintya setidaknya akan menciuman setelah mendengarkan perkataannya, lalu memeluknya dan memujinya, tetapi dia tidak menyangka si Chintya malah tampak tak bersemangat, dan bahkan mencibirnya. "Sudah selesai belum? Darwin, kamu kira aku ya bodoh? Kamu membeli patung Buddha, melemparnya dan tiba-tiba keluar emas nugget, kemudian kamu menjualnya dan mendapatkan uang yang banyak, kamu kira cerita ini bisa menipu, hah?"
"…Apa yang kukatakan itu benaran…"
Darwin pun termangu-mangu.
"Cukup, jangan katakan lagi! Darwin, mari kita putus saja! Aku tidak ingin hidup miskin, dan aku juga tidak ingin merawat kedua orangtuamu itu. Meskipun keluargaku tidak kaya, aku setidaknya pernah mendapat pendidikan sekolah, memiliki paras cantik dan juga masih muda, aku pun tidak ingin menyia-nyiakannya hidupku denganmu! Bibiku telah memperkenalkan seorang pria padaku. Keluarganya ada membuka usaha kecil dan pendapatan per tahunnya 600 jutaan. Dia juga memiliki rumah, mobil dan aku pun tidak mempermasalahkan umurnya yang lebih tua sedikit. Selamat tinggal Darwin. Lain kali kalau punya pacar, jangan mengarang cerita yang konyol ini."
Setelah mengatakannya, Chintya bangkit dan langsung pergi!
Ia bahkan tidak memberikan Darwin kesempatan untuk menjelaskannya.
Darwin pun terbengong di tempat…
Perasaannya selama tiga tahunnya telah dibuang Chintya begitu saja? Dan bahkan terang-terangan membuangnya! Seolah-olah masa muda Chintya telah disia-siakan Darwin! Membuatnya melewatkan peluang mendapatkan om-om kaya! Darwin ingin menangis sekaligus tertawa, ia pun merasa sangat sedih. Wajahnya seketika tampak mengerikan dan pucat pasi! Cinta yang pernah dia percayai pada akhirnya hanyalah angan-angan saja!
Dia tidak bisa menghentikan Chintya, dan juga tak ingin menghentikannya! Chintya pun telah membuatnya merasa malu dan jijik!
Beberapa menit kemudian, dia meminum kopi pahitnya dalam sekali teguk, lalu bangkit berdiri dan pergi keluar.
Secercah kebencian melintasi matanya!
Karena ada begitu banyak orang yang memandang rendah dirinya, Darwin pun telah membulatkan tekadnya. Mulai saat ini, ia akan membuat semua orang-orang itu menyesal dan dia pun tak ingin hidup sebagai orang yang tidak berguna lagi. Mulai sekarang, dia harus mengubah hidupnya, harus membuktikan dirinya!
Setengah jam kemudian, Chintya, yang sedang duduk di dalam mobil Volvo, mendapatkan sebuah pesan teks, dimana menunjukkan bahwa rekeningnya telah bertambah 4 miliar. Wajah Chintya seketika tampak jelek dan mulutnya pun menganga! Tapi ini bukan dari rekeningnya, melainkan dari rekening Darwin. Biasanya Chintya yang selalu mengawasi pemasukan dan pengeluaran keuangan Darwin, makanya pemberitahuan uang yang masuk ke rekening Darwin pun akan dikirim ke ponsel Chintya.
4 miliar ini akan berlalu begitu saja di hadapannya!
Chintya ingin sekali menampar dirinya!
Ketika membandingkan pacar baru yang sepuluh tahun lebih tua dari dirinya, yang tampak tua dan jelek, dan juga suka minum, merokok dan memakinya, dengan Darwin yang sudah menerimanya apa adanya dan sangat mencintainya, Chintya pun mengertakkan gigi dan tampak sangat kesal, sampai-sampai wajahnya pun menjadi pucat...
Di sisi lain, Darwin sudah naik bus pulang.
Dia pun duduk di sudut kursi belakang, sedangkan di depannya adalah seorang wanita cantik yang sedang fokus memainkan ponselnya. Darwin menyipitkan mata agar dapat melihat apa yang sedang dimainkan di ponsel wanita itu, tetapi ia tidak menyangka kemampuan penglihatannya akan muncul kembali. Gaun panjang bohemian yang dikenakan wanita itu seketika menjadi transparan dan menghilang.
Tes tes!
Darwin kali ini tak bisa menahan dirinya, darah pun mulai menetes dari hidungnya!
Karena tubuh wanita ini sangat seksi...
Novel Terkait
Perjalanan Selingkuh
LindaBlooming at that time
White RoseMore Than Words
HannyTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelMy Cold Wedding
MevitaMata Superman×
- Bab 1 Teman Yang Jahat
- Bab 2 Memandang Rendah Orang Lain (1)
- Bab 2 Memandang Rendah Orang Lain (2)
- Bab 3 Kemampuan Aneh
- Bab 4 Antique Fair
- Bab 5 Memperlihatkan Kehebatannya Di Depan Orang Ahli
- Bab 6 Batu Giok Darah Ayam Arkanheim
- Bab 7 Gila Judi
- Bab 8 Kekuatan Luar Biasa Yang Mengejutkan
- Bab 9 Sepupu Yang Sombong
- Bab 10 Tidak Ingin Pamer
- Bab 11 Kamu Punya Penyakit Yang Harus Disembuhkan
- Bab 12 Dadu Untuk Mengerjain Orang
- Bab 13 Menjadi Musuh
- Bab 14 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 15 Apakah Aku Sudah Berkata Pergi?
- Bab 16 Bencana Serakah
- Bab 17 Tidak Punya Mata
- Bab 18 Perkataan Yang Menusuk
- Bab 19 Jangan Menindas Orang Miskin
- Bab 20 Bagaimana Mungkin Mengampunimu
- Bab 21 Mantan Pacar
- Bab 22 Hari Pertama Bekerja
- Bab 23 Negosiasi
- Bab 24 Otoritas Spesialis Kulit
- Bab 25 Cara Pengobatan Aneh
- Bab 26 Memberi Pelajaran Kepada Wanita Kaya
- Bab 27 Undangan Tuan Ketiga
- Bab 28 Munculnya Pembunuh
- Bab 29 Ara
- Bab 30 Pria Misterius Jubah Hitam
- Bab 31 Menerima Anak Buah
- Bab 32 Bermain Kartu
- Bab 33 Curang
- Bab 34 Judi Batu
- Bab 35 Aliansi Seni Bela Diri
- Bab 36 Pertarungan Dua Wanita Cantik
- Bab 37 Berjalan Melingkar dan Kuda-kuda
- Bab 38 Sombong dan Minta Dipukul
- Bab 39 Kemarahan Hantu
- Bab 40 Penculikan
- Bab 41 Aku Tidak Akan Melakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 42 Pesta Makan Malam Kencan Buta
- Bab 43 Membawa Nasib Buruk
- Bab 44 Wanita Bodoh
- Bab 45 Terlalu Terlambat Untuk Menyesal
- Bab 46 Pantas Masih Lajang
- Bab 47 Mendiagnosis Dan Mengobati Penyakit
- Bab 48 Cermin Ajaib
- Bab 49 Menekan Kejahatan
- Bab 50 Budi Kebaikan Seperti Gunung
- Bab 51 Surat Hidup Mati
- Bab 52 Kesempatan Luar Biasa
- Bab 53 Pertempuran Jam Tangan Mewah
- Bab 54 Bertemu Dengan Musuh
- Bab 55 Bunga Raja
- Bab 56 Strategi Jahat
- Bab 57 Menjalankan Hukum Dengan Tidak Adil
- Bab 58 Bom
- Bab 59 Membongkar Bom Dengan Kekerasan
- Bab 60 Kehilangan Ini Dan Itu
- Bab 61 Paket Tiba
- Bab 62 Pelet
- Bab 63 Otot Dada Senior
- Bab 64 Memberi Bantuan
- Bab 65 Momen Indah
- Bab 66 Keluarga Givana Yang Kuat
- Bab 67 Aku Tidak Kekurangan Uang
- Bab 68 Tangan Penarik Nyawa
- Bab 69 Mempermainkan kakak senior
- Bab 70 Keluarga Zhang
- Bab 71 Memenangkan Pertandingan
- Bab 72 Mengandalkan Akting
- Bab 73 Emosi Sampai Pingsan
- Bab 74 Namanya Menjadi Terkenal
- Bab 75 Mengejutkan Semua Orang
- Bab 76 Dua Wajah Berbeda
- Bab 77 Mengambil Keuntungan Dari Perselisihan
- Bab 78 Dikejar Oleh Pembunuh
- Bab 79 Tiga Jarum Mematikan
- Bab 80 Jarum Sakti Lin
- Bab 81 Berpenampilan Tampan Menjadi Sebuah Masalah
- Bab 82 Membawamu Ke Dalam Mimpi
- Bab 83 Menangkan Keberuntungan
- Bab 84 Undangan Berat
- Bab 85 Orang Bodoh, Banyak Uang
- Bab 86 Pembunuhan Pistol
- Bab 87 Cucu Yang Baik Sangat Penurut
- Bab 88 Semangat Perang
- BAB 89 Kamu menjadi Budakku
- Bab 90 Acara Lelang
- Bab 91 Tamparan Di Wajah
- Bab 92 Wanita Surga Yang Bangga
- Bab 93 Melarikan Diri
- Bab 94 Pertandingan pro
- Bab 95 Tersembunyi
- Bab 96 Atas Dasar Apa Merebut Wanitaku?
- Bab 97 Rahasia Pasien Wanita