Mata Superman - Bab 62 Pelet
"Bajingan, lepaskan aku!"
Dengan tubuh yang terbaring lemas di atas meja, Rina tentu saja takut Darwin akan menganiaya dia seperti malam itu.
"Bukankah kamu sudah tahu bahwa aku adalah bajingan, kenapa kamu masih segitu emosi? Kamu kira aku akan melepaskan kamu? Kalau aku tidak memanfaatkan ruangan tersembunyi seperti ini untuk berinteraksi dengan kamu, aku pasti bakal menyesal di kemudian hari."
Darwin tersenyum dengan nakal. Aksinya membuat wajah Rina berubah pucat seperti kertas!
Darwin menjadi semakin senang ketika melihat wanita agresif tampak begitu ketakutan, dia memasang ekspresi puas!
"Kalau kamu berani bertindak sembrono, aku akan berteriak! Beraninya kamu memperkosa aku di sini, cari mati! Jangan harap untuk meninggalkan penjara selama sisa hidupmu!"
Tatapan Rina setajam pisau.
"Teriaklah, teriak sekuat tenaga. Walau kamu berteriak sampai tenggorokanmu patah, itu juga tidak akan berguna. Ruangan ini dilapisi bahan isolasi suara berkualitas tinggi. Selain itu, kamu telah mematikan CCTV dan mengunci pintu. Jujur saja, kamu sengaja menciptakan kesempatan seperti ini untuk berkencan dengan aku, benar? Abang benar-benar harus berterima kasih padamu."
Darwin terkekeh, mulai membuka kancing baju Rina. Tubuh Rina bergemetaran, dia sangat ingin memakan Darwin! Namun, dia tidak bisa bergerak sama sekali. Dia hanya bisa melihat dan membiarkan Darwin melakukan apapun sesuka hatinya!
"Tolong! Tolong!"
"Aku akan memperkosa Ketua Rina, ayo! Cepat, sini!!"
Awalnya Rina berteriak minta tolong, lalu Darwin membantu dia berteriak. Kemudian, Darwin mengangkat-angkat bahu, tersenyum dengan cabul "Menyerahlah, tidak akan ada yang dengar. Sekarang tempat ini adalah wilayahku. Tenangkan dirimu dan nikmati pijatanku. Kamu seharusnya tahu seberapa aman ruangan kecil yang gelap ini."
"Pergi mati!"
Rina meraung! Dua buah dada berguncang karena terlalu emosi, sungguh pemandangan yang mempesona.
Dia menyesali perbuatannya sendiri! Sebelum masuk, dia memberi tahu rekan-rekannya untuk tidak masuk ke ruangan, tidak peduli apa pun yang terjadi di ruangan! Rekan-rekan tahu betapa hebatnya dia, mereka pun mengangguk sambil tersenyum licik. Mereka berpikir Darwin bakal sengsara di dalam ruangan.
Tak disangka, perbuatannya justru mencelakai dirinya!
Darwin tidak akan mengasihani Rina. Sebaliknya, dia merasa semakin nikmat ketika Rina tampak semakin marah! Kalau dia melepaskan Rina, Rina bakal membalas dendam. Kenapa tidak mengambil kesempatan ini untuk bersenang-senang saja. Saat menulis laporan, dia menemukan ada semacam bubuk yang belum larut melayang-layang di dalam air. Saat itu pula dia mencurigai Rina mau menjebak dia. Jadi, dia sengaja berjalan ke sudut yang tidak berada dalam kawasan CCTV. Dia berpura-pura minum, sebenarnya dia menuang air ke pot bunga di belakang.
Ingin bermain trik dengannya, tingkat kecerdasan Rina belum cukup.
Darwin dengan cepat melepas baju Rina, hanya menyisakan pakaian dalam. Postur indah terekspos di luar, segitu cantik hingga mematikan. Setelah memandangi tubuh Rina beberapa saat, Darwin melepas satu-satunya pakaian yang tersisa di tubuh bagian atas Rina. Melihat dua buah dada terpapar di depan pandangan, Darwin tercengang. Rina mengutuk beberapa kata, mata memerah! Dia merasa tubuhnya yang murni bakal ternoda begitu saja.
Dirinya akan dilecehkan oleh bajingan ini!
"Cepat atau lambat, aku bakal bunuh kamu!"
Rina berkata dengan dingin.
"Tidak ada baiknya bagimu untuk melawan aku sekarang. Percaya atau tidak, kalau kamu mengancam aku lagi, aku bakal memperkosa kamu?"
Darwin mengolok-olok.
Mata cantik Rina melotot, berkata “Jangan sampai kamu jatuh di tanganku, kamu bakal menyesal!” Ini adalah kantor polisi, Rina tidak percaya Darwin berani bertindak keterlaluan! Tubuh bagian atas sudah ditelanjangi, apa lagi yang ditakuti Rina? Hanya saja dia tidak menyangka Darwin bakal seberani ini! Begitu dia selesai berteriak, Darwin langsung membungkuk dan mencium mulutnya. Seketika, tubuh Rina membeku!
Tidak ada perasaan apa pun, hanya saja otak seketika menjadi kosong ...
Dia tercengang!
Ciuman pertama dalam 20-an tahun lenyap begitu saja!
Setelah ciuman dalam selama belasan detik, barulan Darwin meninggalkan bibir merah Rina dengan enggan. Rasanya manis dan lembut, sungguh hal terbaik di dunia! "Apa yang kamu lihat? Ini adalah hukuman. Kalau kamu berani mengancam aku lagi, aku akan mencium kamu lagi. Kalau tidak percaya, coba saja?"
"Binatang! Darwin! Kamu bakal mampus!"
...
Uhuhuh! Setelah Rina selesai meraung, dia benar-benar dicium oleh Darwin lagi. Dia mau menggigit lidah Darwin, siapa tahu dia langsung kehilangan energi begitu Darwin mengenai titik vital di tenggorokannya. Dia hanya bisa membiarkan Darwin bertindak sewenang-wenangnya.
Ciuman kali ini berlangsung hampir dua menit. Darwin mencium dengan penuh kenikmatan!
Rina sudah pasrah. Dia berbaring dengan diam. Air mata bergulir dari sudut matanya, tampak kehilangan jiwa. Pada saat ini, barulah Darwin merasa dirinya agak keterlaluan. Namun, kalau saat ini dirinya yang terbaring di lantai, dia yakin Rina tidak akan mengampuninya serta akan mempermalukannya sebisa mungkin? Wanita ini terlalu kuat, Darwin memiliki keinginan untuk menaklukkannya.
Keduanya tidak lagi bersuara. Darwin tidak memperkosa Rina. Dia mengeluarkan sembilan jarum, lalu mulai menusukkan jarum-jarum itu di tubuh Rina.
Tak lama kemudian, Rina mulai berkeringat. Kulit putihnya berubah menjadi warna merah tua yang aneh, wajahnya yang elok dan heroik juga berubah merah, terlihat sangat menawan seperti lelehan batu giok yang membuat orang ingin mencicipinya.
Hanya saja Darwin tidak punya waktu untuk menikmati keindahan tersebut. Dia sedang menusuk jarum dengan teliti! Dia berulang kali menusukkan jarum di sepanjang garis vital yang aneh, diikuti dengan pijatan!
"Apa yang kamu lakukan?"
Rina bertanya dengan nada dingin tanpa membawa emosi.
"Pijat, bukankah aku sudah mengatakannya?"
Kata Darwin dengan santai, lalu melanjutkan kerjaannya.
Sekitar setengah jam kemudian, diiringi jeritan mendebarkan dari Rina, Darwin mengakhiri perawatan medisnya. Dia mencabut semua jarum di tubuh Rina. Rina terlihat seperti bunga yang basah, terengah-engah di atas meja. Tubuhnya masih terlihat merah menawan, dada bergerak naik turun dengan kuat, pemandangan seperti itu membuat orang sangat ingin menyentuhnya. Saat ini, dia tidak bisa mendeskripsikan seperti apa perasaan yang baru saja dialami dirinya.
Dia tidak pernah mengalami perasaan yang muncul barusan ...
Rasanya seperti menaiki roller coaster, seperti jatuh ke dalam lautan, seperti ada gelombang radio yang menyebar ke seluruh tubuh, membuat seluruh jiwa seakan bergemetaran! Dia ingin melarikan diri dari perasaan aneh ini, tetapi dia menjadi kecanduan dan ingin menjadi lebih intens dan menyenangkan.
Ketika Darwin melakukan tusukan terakhir, Rina mendapatkan kenikmatan tertinggi. Dia berteriak, seluruh tubuh bagaikan bunga yang mekar. Dirinya terasa seperti mengambang di awan, seperti mengalir ke mata air panas. Pori-pori di sekujur tubuh mengeluarkan cairan aneh dan membuatnya basah kuyup.
Pada saat ini, dia tidak lagi merasa benci terhadap Darwin yang tadinya masih ingin dihajarnya untuk membalas dendam.
Sebaliknya, dia berharap ... perasaan barusan bisa muncul lagi.
Pemikiran semacam ini membuat Rina merasa malu, pipinya seketika menjadi lebih merah.
Darwin menyadari tatapan Rina yang menghindar. Dia tidak menertawakan Rina, sebaliknya dia mengambil tisu dan menyeka tubuh Rina dengan lembut, lalu membantunya mengenakan pakaian dan memberinya segelas air. Setelah semuanya selesai, barulah dia menghembuskan napas dan merasa rileks.
"Apakah kamu mau memukuli aku dan memarahi aku seperti bajingan lagi?"
Darwin bertanya dengan usil, menatap mata Rina.
"... Awas, sialan! Cepat atau lambat, aku bakal membalas semua ini!"
Rina masih berkeras mulut.
“Terserah kamu. Permasalahan perut bagian bawah dan tulang rusuk kiri sudah sembuh. Tulang selangkamu pernah terluka dan meninggalkan gejala sisa karena tidak dirawat tepat waktu. Kamu biasanya amat sengsara dengan penyakitmu itu, benar? Tidak apa-apa, abang sudah memulihkan masalah itu juga. Kedepannya kamu tidak akan merasa sakit ketika mengulurkan tangan maupun meninju. Hal terakhir yang mau aku sampaikan adalah memiliki payudara besar itu indah, jangan sengaja membungkusnya dengan pakaian dalam yang ketat. Ada orang yang ingin punya payudara besar pun tidak bisa! Kalau kamu membungkusnya dalam jangka waktu yang lama, aneh kalau tidak muncul penyakit. Ada bagian yang bengkak dan sering terasa perih, benar? Abang sudah menyembuhkannya juga. Kedepannya lebih berhati-hati.”
Darwin berbicara perlahan.
Rina tertegun, pipinya memerah! Dia sangat malu!
Dia memang menderita rematik di bagian bawah perutnya, sering sakit. Penyakit itu didapatkannya semenjak dia terjun ke air untuk menyelamatkan orang di tengah musim dingin. Tulang rusuk kirinya ditusuk oleh es yang keras dan meninggalkan penyakit yang tersembunyi. Sedangkan tulang selangka dilukai oleh penjahat dengan pisau. Saat itu, dia memaksa diri untuk mengejar sejauh satu kilometer dan akhirnya berhasil menangkap penjahat tersebut. Kejadian itu pun meninggalkan luka … Perihal mengenakan pakaian dalam berukuran kecil dan membungkus payudara memang nyata! Karena dia tidak suka pria menatap dadanya! Itu membuatnya merasa jijik!
Biasanya, buah dada yang besar dan berguncang hebat juga mempengaruhi kecepatan gerakannya.
Sekarang Darwin mengekspos semuanya secara terang-terangan, bagaimana mungkin dia tidak malu! Dia memarahi Darwin dengan keras “Bajingan!!” Tapi di dalam hatinya merasa sangat senang karena berbagai penyakit telah disembuhkan!
Melihat reaksi Rina, Darwin diam-diam tersenyum. Dia tentu tidak akan mengatakan bahwa untuk membantu Rina menyembuhkan penyakit, dia menggunakan teknik yang disebut mengpelet dalam menggunakan jarum.
Teknik ini sangat unik, yaitu menggunakan jarum untuk menembus beberapa titik vital khusus wanita, menyebabkan perubahan peredaran darah di tubuhnya sehingga mencapai kondisi orgasme. Teknik ini memicu reaksi alami wanita. Saat pori-pori di seluruh tubuh menyusut dan membesar secara drastis, itu adalah saatnya membuang udara dingin melalui cairan tubuh. Dengan demikian, rematik pun dapat disembuhkan.
Efeknya langsung terasa, penyakit Rina sudah sembuh.
Namun, ada juga kelemahan dalam teknik mengpelet!
Yaitu teknik ini akan meninggalkan bekas yang kuat pada jiwa pasien! Bagaimanapun, orang yang menusukkan jarum telah menyebabkan pasien mencapai kenikmatan tertinggi. Kenikmatan semacam itu tidak akan tercapai dalam keadaan normal. Oleh karena itu, wanita yang pernah menikmati perasaan pelet akan memiliki rasa keterikatan yang aneh terhadap orang yang menggunakan akupunktur padanya, tidak peduli sedingin atau sekeras apa pun sifat wanita itu. Di zaman kuno, banyak orang jahat menggunakan teknik pelet untuk merayu dan memanipulasi wanita.
Darwin menggunakan teknik pelet terhadap Rina. Mulai hari ini, kemungkinan akan sulit bagi wanita ini untuk membencinya lagi.
"Kamu boleh coba untuk berdiri. Kalau tidak apa-apa, aku pergi dulu."
Tutur Darwin.
Dia takut efek nyata tidak seajaib yang dideskripsikan. Mungkin saja pada detik berikutnya, Rina akan memanggil orang untuk menangkapnya.
"... Pergilah."
Rina berdiri, ekspresi rumit muncul di wajahnya. Pada akhirnya, dia melontarkan sepatah kata itu.
Dia merasa dia seharusnya membenci Darwin karena Darwin menciumnya secara paksa dan melihat tubuh telanjangnya! Tapi dia malah tidak bisa membenci Darwin. Saat melihat Darwin, dia bahkan mempunyai rasa malu bak wanita kecil. Perasaan semacam ini sangat menyebalkan! Wanita keras seperti Rina belum pernah mengalami perasaan seperti ini! Dia mau memarahi Darwin, tapi sulit juga baginya untuk memarahi Darwin. Jadi, dia pun hanya bisa menghindar untuk sementara waktu ini.
Darwin mengangguk, keluar.
Setelah menutup pintu, dia agak merasa bersalah. Dia buru-buru keluar dari kantor polisi. Jikalau dikatakan bahwa dia tidak memiliki keegoisan dalam menggunakan teknik pelet, itu omong kosong! Dia mencium kapten investigasi kriminal, melepas pakaiannya dan melihat dua buah dada terindah. Dia takut Rina bakal balas dendam. Jika itu terjadi, dia tidak akan bisa menanggung konsekuensinya!
Selain itu, dalam menghadapi Rina yang seksi dan bersifat mendominasi, pria mana yang tidak ingin menaklukkannya?
Dia juga merupakan seorang pria. Hatinya tergerak, sehingga dia pun menggunakan teknik pelet.
Rina berjalan keluar dari ruangan gelap. Udara segar di luar ruangan berangsur-angsur menenangkan dirinya. Dia berdiri di jendela dan menyaksikan Darwin berjalan keluar dari kantor polisi, kemudian rasa keengganan yang tak bisa dijelaskan membanjiri hatinya. Sentuhan kasih sayang yang kabur muncul di matanya. Bahkan dia sendiri pun merasa heran.
Novel Terkait
That Night
Star AngelAir Mata Cinta
Bella CiaoUangku Ya Milikku
Raditya DikaBretta’s Diary
DanielleEverything i know about love
Shinta CharityUnplanned Marriage
MargerySee You Next Time
Cherry BlossomMata Superman×
- Bab 1 Teman Yang Jahat
- Bab 2 Memandang Rendah Orang Lain (1)
- Bab 2 Memandang Rendah Orang Lain (2)
- Bab 3 Kemampuan Aneh
- Bab 4 Antique Fair
- Bab 5 Memperlihatkan Kehebatannya Di Depan Orang Ahli
- Bab 6 Batu Giok Darah Ayam Arkanheim
- Bab 7 Gila Judi
- Bab 8 Kekuatan Luar Biasa Yang Mengejutkan
- Bab 9 Sepupu Yang Sombong
- Bab 10 Tidak Ingin Pamer
- Bab 11 Kamu Punya Penyakit Yang Harus Disembuhkan
- Bab 12 Dadu Untuk Mengerjain Orang
- Bab 13 Menjadi Musuh
- Bab 14 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 15 Apakah Aku Sudah Berkata Pergi?
- Bab 16 Bencana Serakah
- Bab 17 Tidak Punya Mata
- Bab 18 Perkataan Yang Menusuk
- Bab 19 Jangan Menindas Orang Miskin
- Bab 20 Bagaimana Mungkin Mengampunimu
- Bab 21 Mantan Pacar
- Bab 22 Hari Pertama Bekerja
- Bab 23 Negosiasi
- Bab 24 Otoritas Spesialis Kulit
- Bab 25 Cara Pengobatan Aneh
- Bab 26 Memberi Pelajaran Kepada Wanita Kaya
- Bab 27 Undangan Tuan Ketiga
- Bab 28 Munculnya Pembunuh
- Bab 29 Ara
- Bab 30 Pria Misterius Jubah Hitam
- Bab 31 Menerima Anak Buah
- Bab 32 Bermain Kartu
- Bab 33 Curang
- Bab 34 Judi Batu
- Bab 35 Aliansi Seni Bela Diri
- Bab 36 Pertarungan Dua Wanita Cantik
- Bab 37 Berjalan Melingkar dan Kuda-kuda
- Bab 38 Sombong dan Minta Dipukul
- Bab 39 Kemarahan Hantu
- Bab 40 Penculikan
- Bab 41 Aku Tidak Akan Melakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 42 Pesta Makan Malam Kencan Buta
- Bab 43 Membawa Nasib Buruk
- Bab 44 Wanita Bodoh
- Bab 45 Terlalu Terlambat Untuk Menyesal
- Bab 46 Pantas Masih Lajang
- Bab 47 Mendiagnosis Dan Mengobati Penyakit
- Bab 48 Cermin Ajaib
- Bab 49 Menekan Kejahatan
- Bab 50 Budi Kebaikan Seperti Gunung
- Bab 51 Surat Hidup Mati
- Bab 52 Kesempatan Luar Biasa
- Bab 53 Pertempuran Jam Tangan Mewah
- Bab 54 Bertemu Dengan Musuh
- Bab 55 Bunga Raja
- Bab 56 Strategi Jahat
- Bab 57 Menjalankan Hukum Dengan Tidak Adil
- Bab 58 Bom
- Bab 59 Membongkar Bom Dengan Kekerasan
- Bab 60 Kehilangan Ini Dan Itu
- Bab 61 Paket Tiba
- Bab 62 Pelet
- Bab 63 Otot Dada Senior
- Bab 64 Memberi Bantuan
- Bab 65 Momen Indah
- Bab 66 Keluarga Givana Yang Kuat
- Bab 67 Aku Tidak Kekurangan Uang
- Bab 68 Tangan Penarik Nyawa
- Bab 69 Mempermainkan kakak senior
- Bab 70 Keluarga Zhang
- Bab 71 Memenangkan Pertandingan
- Bab 72 Mengandalkan Akting
- Bab 73 Emosi Sampai Pingsan
- Bab 74 Namanya Menjadi Terkenal
- Bab 75 Mengejutkan Semua Orang
- Bab 76 Dua Wajah Berbeda
- Bab 77 Mengambil Keuntungan Dari Perselisihan
- Bab 78 Dikejar Oleh Pembunuh
- Bab 79 Tiga Jarum Mematikan
- Bab 80 Jarum Sakti Lin
- Bab 81 Berpenampilan Tampan Menjadi Sebuah Masalah
- Bab 82 Membawamu Ke Dalam Mimpi
- Bab 83 Menangkan Keberuntungan
- Bab 84 Undangan Berat
- Bab 85 Orang Bodoh, Banyak Uang
- Bab 86 Pembunuhan Pistol
- Bab 87 Cucu Yang Baik Sangat Penurut
- Bab 88 Semangat Perang
- BAB 89 Kamu menjadi Budakku
- Bab 90 Acara Lelang
- Bab 91 Tamparan Di Wajah
- Bab 92 Wanita Surga Yang Bangga
- Bab 93 Melarikan Diri
- Bab 94 Pertandingan pro
- Bab 95 Tersembunyi
- Bab 96 Atas Dasar Apa Merebut Wanitaku?
- Bab 97 Rahasia Pasien Wanita