Kakak iparku Sangat menggoda - Bab 52 Akhir Cerita (5)
Begitu mereka tiba di balai kota, Mendra melihat ada banyak orang yang ia kenal!
Lestari, Iristy, dan kakak iparnya yang cantik semuanya ada di kerumunan, pada saat ini, Jessica dan beberapa kandidat ketua Komite Perempuan berdiri di atas panggung, tetapi ekspresi wajah Jessica tampak sedikit aneh.
"Ayo, Direktur Tina, silakan minum, ini adalah teh yang merupakan teh khusus daerah kami, silakan Anda cicipi ...." Markus tersenyum menyanjung, dia menyajikan teh untuk Tina yang berada di sampingnya.
Tina pada saat ini sedang duduk di samping, dia memperhatikan penduduk desa yang ramai, pandangannya sedikit tidak terfokus, pemuda yang dia temui di hutan hari ini, tidak tahu apakah dia adalah penduduk desa ini atau bukan, ia yang begitu besar, benar-benar membuat orang tidak tertahankan.
"Direktur Tina? Apa yang Anda lihat?"
Ketika Markus yang di samping melihat Tina tampak melamun, dia terkejut dan bertanya padanya.
"Tidak, tidak apa-apa. Aku hanya melihat penduduk desa sangat antusias dan merasa senang ..." Setelah tertegun sejenak, wajah Tina yang lembut dan cantik berubah menjadi dingin dan angkuh.
"Oh, ini menunjukkan bahwa Direktur Tina baik dan sangat dicintai oleh masyarakat." Markus tersenyum menyanjung, dan memberikan sanjungan lagi.
Tina tersenyum tipis, ketika dia mendengar perkataan Markus, dia merasa sedikit tidak puas, Markus ini benar-benar bisa berbicara, jika dia benar-benar bertemu dengan pemimpin yang suka mendengarkan sanjungan, mungkin mereka akan sangat senang.
Tetapi Tina bukan tipe wanita seperti itu, dia benar-benar tidak peduli dengan sanjungan Markus, dia tersenyum tipis, dan mengangguk dengan tenang, sebagai isyarat menanggapinya.
.....
Ketika pandangannya terfokus, Mendra juga sudah melihat Markus, eh!
Kenapa wanita yang duduk di sebelahnya mirip dengan wanita cantik dewasa yang dia lihat di hutan hari ini? Sepertinya dia juga merupakan seorang pemimpin, Markus begitu hormat padanya.
Dia membawa Angeline dan Novi ke kerumunan, penduduk desa yang ribut dibuat tercengang oleh Novi yang di sebelah Mendra, dia adalah gadis yang tampak modis dan cantik, di desa mereka yang terbelakang ini memang benar-benar jarang bisa melihat gadis seperti itu.
"Mendra, apakah dia ini pacarmu? Dia terlihat sangat cantik!" Ujar seorang wanita paruh baya yang tampak agak tua.
"Haha ... Mendra, kamu membawa gadis yang begitu cantik, barangmu tidak berfungsi, dia tidak tahu bukan!" Beberapa bujangan tua di desa itu merasa iri, ketika Zakri melihat Mendra membawa gadis yang cantik seperti itu, dia tidak bisa menahan diri merasa iri.
"Zakri, Mendra sudah sembuh sejak lama, aku pikir kamu iri padanya karena sudah memiliki pacar, sedangkan kamu masih bujangan tua!" Ayu yang di samping pada saat ini juga mendengar ejekan ini, dia tampak marah, dia memarahi Zakri dan menatapnya dengan kesal.
"Ya, Zakri, aku pikir kamu iri pada Mendra yang telah memiliki pacar, sedangkan kamu sendiri masih bujangan!" Lestari yang di samping juga mengiyakannya.
Ketika Zakri melihat Ayu dan Lestari juga membela Mendra, rasa iri di hatinya semakin mendalam, Ayu adalah kakak ipar Mendra, wajar jika dia membelanya, tetapi siapa Lestari? Dia juga membela Mendra, mungkinkah dia juga memiliki hubungan dengannya?
"Lestari, omong kosong apa yang kamu katakan ini, apakah kamu memiliki hak berbicara di sini? Cepat minggir, jika kamu membuatku marah, maka aku akan memberimu pelajaran sekarang juga!"
Zakri menatap Lestari dengan galak, dia sudah lama ingin menyentuh tubuhnya yang seksi itu.
Zakri memiliki nyali yang besar, dia bisa melakukan apa saja, dia mengulurkan tangan besarnya dan hendak menyentuh dada Lestari.
"Zakri, kamu berani!" Ketika Lestari melihat tangan kasar Zakri mengarah ke sisinya, ekspresinya sedikit ketakutan.
"Ah!"
Ketika semua orang melihat Zakri sudah hampir menyentuh dada Lestari, Zakri tiba-tiba menjerit.
"Mendra, berani-beraninya kamu memukulku dengan batu bata!" Zakri memegang lengannya, dia memarahi Mendra sambil menatapnya dengan ekspresi ketakutan.
Ternyata Mendra tadi panik, ia mengambil batu bata merah di tanah, dan memukul lengan Zakri, Zakri tidak keburu menghindarinya sehingga dia terkena pukulan itu, dan ia menjerit.
"Ya, aku memukulmu karena mulutmu terlalu rendahan, jika lain kali aku mendengarmu sembarangan bicara lag, aku jamin lain kali aku akan memukul ke kepalamu, jika kamu tidak percaya, kamu bisa mencobanya!"
Setelah mencibir, ekspresi Mendra tampak sangat kejam, gerakan di tangannya semakin kuat, dia memegang bata merah yang setengah itu dan melemparkannya ke tanah.
Bata merah kokoh itu langsung dibuat hancur berkeping-keping oleh Mendra, ketika Zakri yang di samping melihat wajah Mendra yang tampak kejam, dia juga sedikit ketakutan, dia memelototi Mendra tanpa mengatakan apa-apa, dia berjalan ke samping dengan sedih.
"Oh ya."
Mendra memukul dahinya, dan bergegas berjalan ke depan Lestari dan mengeluarkan uang 2 juta dari sakunya.
"Kak Lestari, kamu pegang dulu uang ini, ini adalah uang untuk jamur liar yang kita petik."
"Ah! Banyak sekali uangnya, Mendra!"
Melihat uang kertas merah yang baru dan terang di tangan Mendra, jika Lestari tidak tergoda itu tidak mungkin, tidak disangka, kerjaan yang dia kerjakan di pagi hari bisa menghasilkan 2 juta, itu terlalu menakutkan!
Lestari menempatkan uang itu di sakunya dengan gembira, dan wajah cantiknya memerah, dia belum pernah melihat uang sebanyak itu sebelumnya.
"Mendra, bisnis apa yang kamu lakukan dengan kakak iparmu Lestari, sehingga bisa untung banyak, bisakah kamu mengajakku juga?"
Ketika seorang bibi desa di samping melihat setumpuk uang yang tebal di tangan Lestari, dia merasa sangat iri, dia bertanya pada Mendra dengan ekspresi antusias.
Mendra tersenyum tipis, begitu dia kembali kali ini, dia awalnya ingin mengatakan kepada penduduk desa dia ingin membuka usaha, bukankah ada pepatah lama yang mengatakan bahwa kaya bersama barulah bisa dibilang kaya.
"Hei! Kenapa di sana begitu ribut, apakah tidak melihat kita sedang melakukan pemilihan, apa yang kalian ributkan!"
Tepat ketika Mendra hendak mengatakan sesuatu, Markus yang di samping melihat ke kerumunan yang berisik, ia tampak marah dan berteriak ke sisi mereka.
"Eh! Mendra, masalah apa lagi yang kamu buat? Apakah kamu tidak melihat kita sedang melakuakan pemilihan?" Markus terkejut, dia tiba-tiba melihat Mendra di tengah kerumunan, dia mencibir dan memarahinya.
Mendra tersenyum tipis dan mendongak.
Eh, mengapa wanita cantik di sebelah Markus sedikit mirip Tina? Mungkinkah dia adalah orang yang diutus dari kabupaten?
"Direktur Tina, maaf, orang-orang di sini belum pernah melihat dunia luar, jadi mohon Anda bisa memakluminya ..."
Markus menoleh untuk melihat Tina, dia tersenyum menyanjung dan tampak sangat menyanjung.
Tina tersenyum tipis, dan tampak sangat acuh tak acuh, tiba-tiba, dia seperti melihat sosok yang dia kenal di tengah kerumunan.
Wow, ternyata Mendra ini benar-benar penduduk desa ini, kita berdua benar-benar berjodoh, sepertinya hari ini aku harus mencari waktu untuk memakan anak ini.
Tina melirik Mendra dari atas ke bawah, lalu dia tiba-tiba melihat Novi dan Angeline yang di sebelahnya, dia tersenyum di dalam hati, tidak disangka dia ini cukup memiliki kemampuan, dia bahkan bisa mendapatkan dua gadis yang cantik ini.
Pada saat ini, Mendra yang di tengah kerumunan juga sedang menatap Tina, mereka berdua saling bertatapan seolah-olah mereka memiliki telepati.
Mendra menjilat bibirnya dan tersenyum, dia melirik ke arah Tina dengan tatapan genit, tatapan matanya seolah mengatakan, aku akan menunggumu datang malam nanti, dia berbalik dan kembali ke hadapan kerumunan.
"Para hadirin semuanya, harap diam, pemilihan ketua Komite Perempuan akan segera dimulai, harap kalian bisa bersikap adil, dan memasukkan kertas suara yang sudah diisi ke dalam kotak suara."
Tiba-tiba Markus berteriak, dia ke melihat situasi di sekitarnya yang ramai, dan berteriak!
Melihat kepala desa sudah berbicara, penduduk desa yang awalnya ingin bertanya kepada Lestari bagaimana ia bisa menghasilkan begitu banyak uang, semuanya bubar.
.........
Novi yang di sampingnya diam-diam menarik tangan besar Mendra, wajahnya memerah, dia mendekati telinganya, dan bertanya dengan suara lembut: "Kak Mendra, mereka bilang barangmu tidak berfungsi, apa maksudnya?"
"Hehe ... itu adalah sesuatu yang selalu diinginkan kalangan wanita di malam hari!" Mendra berkata dengan bercanda sambil menyeringai.
"Ah?"
Melihat Mendra menyeringai, Novi tiba-tiba teringat apa yang dia sebut, wajahnya yang cantik memerah dan dia memelototinya dengan marah!
"Kamu sangat jahat, Mendra, kamu selalu menggodaku seperti ini setiap saat!"
"Haha..."
Ketika melihat Novi dan Mendra yang bercanda dan memaki manja, Angeline juga tidak bisa menahan tawa, pada saat yang sama, dia merasa cemburu, dibandingkan dengan Novi, dia memang jauh lebih buruk.
"Yuhu .... Halo semuanya, hari ini adalah hari desa kita memilih ketua Komite Perempuan, aku mendapat kehormatan sehingga bisa mengundang Direktur Tina untuk mengunjungi desa kita, selanjutnya, aku akan meminta Direktur Tina untuk berbicara di atas panggung, semuanya berikan bertepuk tangan! "
Begitu dia selesai mengatakannya, penduduk desa yang hadir langsung bertepuk tangan.
"Ehem ... Halo semuanya, namaku Tina, Direktur desa ini, jika kelak kalian memiliki kesulitan, kalian bisa datang mencariku, hari ini aku datang ke sini untuk menjadi tamu, kegiatan ini akan dipimpin oleh kepala desa kita Markus." Setelah berdeham, Tina berkata dengan suara lembut.
"Yang dikatakan Direktur Tina bagus, semua orang berikan tepuk tangan!"
Markus tersenyum, dia menatap Tina dengan tatapan sangat menyanjung, matanya penuh dengan pujian.
"Oke, karena Direktur Tina sudah berkata demikian, kalau begitu ayo kita mulai pemilihannya!"
Surat suara juga sudah diisi sebelumnya, Mendra menebak bahwa Ayu telah menuliskan nama Jessica di surat suara, dan dia juga tidak banyak bertanya.
Mendra berjalan cepat ke sisi Ayu, dan tersenyum, dia berkata dengan lembut: "Kakak ipar, aku sudah kembali, ini adalah uang yang aku hasilkan, kamu dapat menghitungnya!"
Dia mengeluarkan uang 20 juta dari sakunya, dan memasukkannya ke tangan Ayu secara diam-diam.
"Mendra, dari mana kamu mendapatkan begitu banyak uang?"
Merasakan ada tumpukan uang yang tebal di tangannya, Ayu terkejut dan tidak bisa menahan diri untuk bertanya.
"Hehe, kamu harus menanyakan ini kepada wanita kaya kecil di sebelahku ini, Novi kamu kataka saja padanya ..."
"Eh? Apa maksudmu?" Ayu terkejut dan dia menatap ke Novi yang muda dan cantik, dia juga tersenyum tipis untuk mengisyaratkan menyapanya, dia menatap Mendra dengan tatapan bingung.
"Halo kakak ipar, namaku Novi dan aku adalah teman Mendra, aku mendengar Mendra mengatakan bahwa kalian memiliki banyak jamur liar di sini, jadi aku menginvestasikan sejumlah uang kepada Mendra dan memintanya untuk membeli jamur liar, kemudian kalian semua bisa untung bersama!" Novi tersenyum manis, ekspresinya tampak sangat bangga.
"Oh, ternyata begitu." Ayu mengangguk, dan dia tidak banyak bertanya, bagaimanapun, dia adalah bangsawan Mendra, jika dia secara tidak sengaja menyinggung perasaannya dan membuat karier Mendra gagal, itu akan sangat disayangkan.
Tetapi melihat Novi muda dan cantik, selain itu terlihat ada perasaan di mata Mendra, itu membuat Ayu sedikit tidak senang, dia sedikit cemburu.
.........
"Direktur Tina, apakah boleh aku yang membacakan hasil surat suaranya?" Pada saat ini, Markus yang di atas panggung berkata sambil menatap Tina dengan senyuman menyanjung.
"Ya ... kamu bisa memulainya ..." Tina mengangguk sambil memberi isyarat padanya.
"Ehem ... Semuanya, harap tenang, aku akan mulai membacakan hasilnya ..."
Setelah berdeham, Markus berjalan perlahan ke atas panggung, dia berjalan ke depan kotak suara, dan membacakan hasilnya.
"Jessica satu suara!"
"Deska, satu suara!"
"Jessica, satu suara!"
"............".
Novel Terkait
Cinta Dan Rahasia
JesslynThe Winner Of Your Heart
ShintaMy Greget Husband
Dio ZhengTakdir Raja Perang
Brama aditioSomeday Unexpected Love
AlexanderMr Huo’s Sweetpie
EllyaWonderful Son-in-Law
EdrickKakak iparku Sangat menggoda×
- Bab 1 Kejutan!
- Bab 2 Ada Orang Datang!
- Bab 3 Ternyata Dia!
- Bab 4 Pertikaian!
- Bab 5 Memohon ampun!
- Bab 6 Kamu Akan Tahu Ketika Kamu Datang!
- Bab 7 Terkejut!
- Bab 8 Alasan Lain!
- Bab 9 Tak Terduga!
- Bab 10 Gambaran Wajah Memerah!
- Bab 11 suasana yang canggung
- Bab 12 Mendra....Bangun!
- Bab 13 Dia Wanita kepala desa
- Bab 14 Mendra yang sudah dewasa
- Bab 15 Kakak Sudah Datang?
- Bab 16 Perceraian!
- Bab 17 Suara Tangisan!
- Bab 18 Senyuman Lestari!
- Bab 19 Disengaja!
- Bab 20 Salon!
- Bab 21 Vanessa!
- Bab 22 Kalian bercerailah!
- Bab 23 Surat Perceraian!
- Bab 24 Mengoleskan Vanishing Cream!
- Bab 25 Lestari yang sedang sedih
- Bab 26 Direktur Komite Federasi Wanita
- Bab 27 Rasa Nikmat
- Bab 28 Panjat Gunung
- Bab 29 Naik Gunung Untuk Memetik Jamur!
- Bab 30 Selamatkan Orang!
- Bab 31 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik!
- Bab 32 Biaya sekolah sudah ada jalan keluar!
- Bab 33 Cemburu!
- Bab 34 Sangat Berharga!
- Bab 35 Untuk apa memperdulikan orang lain?
- Bab 36 Kedatangan Jessica!
- Bab 37 Membicarakan Sesuatu!
- Bab 38 Air Mata Jessica
- Bab 39 Dia tidak setuju
- Bab 40 Tamparlah dengan Kejam !
- Bab 41 Bantuan!
- Bab 42 Lengket!
- Bab 43 Bawa aku!
- Bab 44 Aku akan mencubitmu kembali!
- Bab 45 Bekerja di Pegunungan!
- Bab 46 Cobalah!
- Bab 47 Bertaruh!
- Bab 48 Babak Terakhir (1)
- Bab 49 Babak Terakhir (2)
- Bab 50 Babak Terakhir (3)
- Bab 51 Akhir Cerita (4)
- Bab 52 Akhir Cerita (5)
- Bab 53 Akhir Cerita (6)