Kakak iparku Sangat menggoda - Bab 51 Akhir Cerita (4)

"Ya ... um ... ah ... Mendra ... Lebih keras ..."

Saat Novi berjalan hingga ke depan pintu kamar ibunya Tika, dia tiba-tiba mendengar suara seorang wanita yang terengah-engah, di dengar dari suaranya seolah-olah dia juga menikmatinya.

Kemudian, Novi tidak bisa menahan diri berpikir dalam hati, ibunya sudah sendirian selama bertahun-tahun, bagaimana mungkin ada suara seperti itu di kamarnya? Mungkinkah dia berselingkuh dengan pria lain?

Tidak tahu yang ia rasakan adalah kemarahan atau penasaran, Novi bergegas berjalan ke pintu kamarnya dengan mencoba mengintip, dia bersandar pada jendela dan melihat ke dalam.

Dia hanya melihat Tika sedang mengangkat pantat putih lembutnya, dia memeluk lemari di atas tempat tidur dengan kedua tangannya, Mendra yang telanjang, berdiri di belakangnya, dan sedang bergoyang dengan cepat.

Novi terkejut, dia tidak pernah menyangka ibunya melakukan hal seperti itu dengan Mendra di dalam kamarnya, dia merasakan hasratnya yang tidak normal muncul, dan ada reaksi aneh di antara kedua kaki putih lembut Novi.

Melihat bagian bawah Mendra lebih besar daripada mentimun, dan bergoyang-goyang di atas tubuh ibunya, Novi tiba-tiba merasakan ada sedikit hasrat muncul, betapa baiknya jika wanita di bawah tubuh Mendra adalah dia.

"Ah ... Mendra ... Bunuh aku ... Cepat bunuh aku ..."

Dengan wajah memerah dan mata kabur, Tika tidak bisa menahan hasrat di dalam hatinya lagi, dia mengerang dengan suara keras, dia yang sudah lama tidak mendapatkan kepuasan, untuk pertama kalinya, dia merasakan kesenangan menjadi seorang wanita.

Di luar jendela, Novi menyaksikan ibunya mengerang dengan suara keras, hatinya juga tidak bisa menahan guncangan, tangan kecilnya yang lembut perlahan menyelinap di antara kedua kakinya yang putih lembut.

"Ah ... ah ... um ... Mendra ... cepat ... lebih keras ..."

Pada saat ini, Tika juga sudah berada di puncak emosional, wajahnya memerah, dia mengerang seperti orang gila, pantatnya yang montok juga bekerja sama dengan gerakan Mendra.

Seluruh tubuhnya tegang, Mendra tiba-tiba bergidik, sesuatu yang kental dari seluruh tubuhnya tertinggal di tubuh Tika.

"Ah ... Mendra mengapa kamu memasukkannya? Bagaimana jika aku hamil." Tika tampak kaget, dia merasakan ada sesuatu yang panas ditubuhnya, dia tidak bisa menahan diri untuk memarahinya.

"Hehe, kak Tika, itu karena kamu terlalu seksi, sehingga aku tidak bisa mengendalikannya, tidak apa-apa jika kamu benar-benar hamil, aku akan membesarkan anak itu!" Ujar Mendra dengan bercanda sambil menyeringai ketika mendengar Tika memarahinya.

"Omong kosong apa yang kamu katakan, jika didengar Novi, apa yang harus aku lakukan, dia sepertinya sangat menyukaimu."

Wajah Tika memerah, dia menatap Mendra dengan marah, masalah putrinya menyukai Mendra, dia juga tahu sedikit akan hal itu, ketika dia memikirkan dia melakukan hal konyol seperti ini dibelakang putrinya, Tika merasa bersalah.

"Sungguh, jika tidak, aku juga akan menghidupi Novi!" Ketika Mendra memikirkan kelak dia bisa memiliki hubungan dengan ibu dan putrinya yang begitu cantik ini, dia merasa gembira.

"Bocah tengik, apa yang kamu pikirkan, aku beritahu padamu, hari ini aku akan menganggap diriku bermimpi, mimpi yang indah!" Tika mendengus dengan manja dan wajahnya memerah.

Mendra tersenyum, dia juga tahu bahwa hal semacam ini tidak bisa dikatakan, dia menyeringai, kemudian dia menekan Tika di bawah tubuhnya lagi.

"Baiklah, kak Tina, mari kita lanjutkan bermimpi!"

"Masih mau? Kamu ini sudah menyiksaku hampir mati, lain kali saja, mungkin Novi akan segera kembali, jika dia melihat kita berdua, itu akan gawat."

Mendra menghela napas tidak berdaya, dia juga tahu bahwa dia tidak bisa terus melakukan ini, dia menggelengkan kepalanya dan mengenakan pakaiannya.

..........

Pada saat ini, Novi yang di luar pintu juga tampak terkejut, melihat Mendra akan segera keluar, dia segera berlari kembali ke kamarnya.

Setelah mengucapkan selamat tinggal pada Tika, Mendra merapikan pakaiannya, dia membuka pintu dengan pelan dan berjalan keluar.

"Hah? Kenapa lantai di depan pintu juga lengket, siapa yang menumpahkan air di sini ..."

Mendra bergumam dengan heran kemudian dia berjalan menuju kamar Novi.

.........

Mendra membuka pintu kamar, dan langsung masuk, ketika dia melihat wajah Novi dan Angeline yang memerah, dia juga tidak banyak berpikir.

"Aku sudah kembali, Novi, toilet rumahmu benar-benar sulit dicari ..."

"Kak Mendra, apakah kamu benar-benar pergi ke toilet?" Novi menatap Mendra dengan curiga, dan bertanya dengan suara manja.

Dia terkejut, mungkinkah Novi tahu tentang dirinya melakukan hal itu dengan ibunya?

Mendra berusaha menekan rasa terkejutnya, dia berpura-pura tampak sangat tidak bersalah, dia berkata sambil menatap Novi: "Ya, perutku tidak nyaman, ada apa Novi?"

"Tidak, tidak apa-apa, aku hanya bertanya saja ..."

Novi tersenyum sedikit aneh, dia diam-diam membuat keputusan di dalam hatinya, dia berkata sambil menatap Mendra: "Oh ya, kak Mendra, jika tidak kamu buat satu stasiun pembelian, kebetulan ada teman sekelasku yang merupakan pedagang grosir sayur, dia sangat tertarik dengan jamur liarmu, dan dia juga menginginkan jenis sayuran liar lainnya, kamu bisa membuka stasiun pembelian, kamu bisa mendapatkan puluhan juta sebulan! "

"Ah! Puluhan juta!"

Mendra terkejut, dia tiba-tiba tertarik pada perkataan Novi, dalam sehari dia bisa memetik puluhan kati, tetapi jika dia membuka stasiun pembelian, dia bisa menjual ratusan kati.

Pertama, dia dapat membantu orang-orang kampungnya menjadi kaya, kedua, dia juga dapat menghasilkan uang, kenapa tidak dicoba.

"Itu memang bagus, tetapi aku tidak punya modal awal, Novi?"

"Tidak apa-apa, aku bisa meminjamkan uang untukmu, kamu anggap saja aku investasi, nanti kamu jangan lupa membayar dividen untukku."

"Sungguh? Kalau begitu terima kasih banyak, Novi ..." Mendra tampak sangat senang.

"Uhukuhuk ... Tetapi aku punya persyaratan, aku harus pergi ke desamu untuk melihat di mana stasiun pembelian ini akan dibuka, berapa harga pembeliannya, dll, selama periode itu, kamu harus bertanggung jawab atas keseharianku, dan pada malam hari, aku, aku harus tinggal ditempatmu ... "

Wajah Novi memerah, dia berkata dengan malu-malu, dan menatap Mendra dengan ekspresi malu-malu.

"Oke, tidak masalah, aku akan menjadi pengawalmu nanti."

"Oke, kamu sendiri yang mengatakan ini!" Novi tersenyum dan meninggalkan senyuman yang sangat manis pada Mendra.

"Oh iya, ini 60 juta, kamu ambil ini dulu."

Novi bergegas mengeluarkan 60 juta yang disiapkan di bank dari sakunya, dan menyerahkannya kepada Mendra.

"Mengapa kamu memberikanku begitu banyak uang? Novi, apakah kamu ingin menghidupiku?" Mendra menatap Novi sambil menyeringai dan berkata dengan bercanda.

"Huh!" Novi menatapnya dengan marah dan berkata: "Menyebalkan, aku memberimu sedikit uang dulu, jadi ketika kamu pulang untuk membeli barang kamu memiliki modal."

"Oh, tidak disangka kamu cukup perhatian, Novi ..." Mendra merasa tersentuh, dan dia memujinya.

"Huh! Tentu saja!"

Setelah mendengus manja, Novi tampak sangat senang karena dipuji oleh Mendra, dia melambaikan tangannya, dan berkata dengan manja: "Kalau begitu, ayo kita berangkat."

"Oke, kalau begitu ayo kita berangkat." Mendra mengangguk dan menarik tangan kecil Angeline dan Novi, mereka berjalan menuju ke bawah.

Tika yang baru saja selesai berganti pakaian, kebetulan bertemu dengan Mendra dan yang lainnya, wajahnya sedikit memerah, dia berpura-pura menatap Mendra dengan tenang, dan dia bertanya: "Novi, kalian mau ke mana, kenapa begitu bersemangat ..."

Ekspresinya sedikit aneh, Novi teringat akan adegan Mendra bergoyang diatas tubuhnya, dia berdeham pelan, dan berkata: "Uhukuhuk ... Bu, aku pergi ke pedesaan dengan Mendra, mungkin beberapa hari ini aku tidak akan pulang, ibu harus memperhatikan kesehatan tubuhmu sendiri, jangan sampai ada masalah!"

Novi sengaja mengatakan kata "masalah" dengan sangat keras, dia berkata dengan menatap Mendra dengan ekspresi aneh.

"Uhukuhuk .... aku sudah tahu ..." Tika merasa terkejut, dia menatap Novi dengan ekspresi heran, mungkinkah dia melihat dia melakukan hal itu dengan Mendra tadi?

"Kalau begitu aku pergi dulu, Bu!"

Novi melirik Tika, dan bergegas berjalan keluar dari pintu utama hotel.

"Aku juga pergi dulu, kak Tika, hehe ..."

Mendra menyeringai, dia melihat tubuh Tika yang cantik dari atas ke bawah lalu berjalan keluar dari hotel.

Ketika Angeline yang di samping melihat ekspresi dan perkataan aneh mereka bertiga, dia merasa sedikit bingung, dia menggaruk kepalanya, dia menarik tangan kecil Mendra dan berjalan keluar dari Hotel.

..................

Mereka bertiga bergandengan tangan dan berjalan kembali ke desa Mendra dengan gembira.

"Mendra, tempat kalian sangat indah, pemadangannya cantik, di sini bisa dibangun resort!"

Novi menghirup udara segar di pedesaan, menghilangkan kerisauan di kota besar, udara yang penuh aroma tanah, membuat Novi yang seorang anak kota, merasakan sesuatu pengalaman yang unik.

"Haha, kak Mendra, ayo kita lomba lari, siapa yang kalah dia adalah pecundang!"

"Angeline, ayo kita lari dan tinggalkan Mendra di belakang kita."

Novi tertawa, dia menarik Angeline dan berlari cepat menuju desa.

"Haha, aku sudah menyusulmu!"

Mendra tertawa dan bergegas mengejar mereka, terdengar suara tawa bahagia dan manis di desa!

.............

"Yuhu! Penduduk sekalian, aku adalah Markus, silakan kalian berkumpul di balai kota, ada sesuatu yang ingin diberitahukan, aku ulangi lagi, silakan kalian pergi ke balai kota untuk berkumpul ..."

Mendra, Novi dan Angeline, baru saja tiba di pintu masuk desa, dan mereka mendengar suara Markus di pengeras suara.

Mendra terkejut, dia teringat akan pemilihan ketua Komite Perempuan sore ini, dia tersenyum jahat, sepertinya dia harus pergi meramaikan hari ini.

"Wow! Mendra, desamu sedang melakukan pemilihan, kebetulan kami bisa melihatnya!"

Ketika Novi yang di samping mendengar desa Mendra masih memiliki hal yang menggembirakan semacam ini, dia yang belum pernah melihatnya, tentu saja ingin bergabung.

"Oke, aku juga ingin ke sana."

Mendra tersenyum tipis, dia menarik tangan kecil Novi dan Angeline lalu berjalan menuju balai kota.

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu