Kakak iparku Sangat menggoda - Bab 20 Salon!
"Ha! Kak Mendra, Kakak ngapain!”
Wajah cantiknya merona malu, Angeline baru saja keluar langsung melihat Mendra mengambil bra miliknya dan kembali menciumnya, selain itu eksrepisnya terlihat sangat menikmati.
Dulu dia pernah mendengar kata orang bahwa seorang pria seperti Mendra yang sedikit tidak normal, akan memiliki beberapa hobi khusus setelah waktu yang lama. Dia tidak percaya sebelumnya, tapi hari ini melihat kak Mendra memegang pakaian dalamnya, Angeline lansung merasa dingin dalam hatinya.
"Angeline, kamu, kamu dengar penjelasan kakak, pakaian dalammu jatuh ke tanah, kakak cuma bantu kamu ambil, jangan pernah kamu berfikir tentang itu... "
Melihat ekspresi aneh di wajah Angeline, Mendra menangis pahit dalam hati, ini sangat sulit untuk diceritakan. Dia hanya membantunya mengambil pakaian dalam dengan niat baiknya. Kesalahpahamannya ini sangat besar.
"Hum! " wajah cantik merona malu, Angeline mendehem, memandangnya Mendra kesal, dan berkata genit, "Yang kakak katakan, apa benar?”
"Tentu saja benar, kamu tidak tahu orang seperti apa kak Mendra itu!”
Wajahnya berubah menjadi merona, Angeline melihat ekspresi Mendra yang jujur dan bersalah, dan dia tidak bisa menahan tawa, lalu tertawa. Biasanya kak Mendra baik padanya, sebenarnya dia tidak begitu percaya bahwa kak Mendra adalah orang seperti itu.
"Hum! Kali ini, aku percaya kakak sekali, kak Mendra, jika nanti begini lagi, aku akan... " Ia mengangkat kepalan tangannya yang kecil, Angeline berbisik mengancam.
Ia tersenyum, Mendra hanya bisa menggaruk-garuk kepala, tadi kamu bilang jangan menyentuh pakaian dalammu,bahkan aku sudah pernah menyentuh dadamu, hari ini kau jurstu marah!
"Omong-omong, Angeline, kamu sudah selesai? Kalau sudah ayo kita segera berangkat, bukannya kita mau kota hari ini? Perjalanannya jauh jadi kita berangkat lebih awal! " ekspresi Mendra serius, berbicara dengan tergesa-gesa halus.
"Awal sekali perginya, kak aku belum sarapan. "
"Tak apa, ketika sampai di kota Zhenshan, kakak traktir kamu sarapan Sup Hula (semacam makanan pagi di utara)! "
"Sungguh, kak tunggu sebentar, aku cuci wajahku dulu, dan kemudian kita berangkat." Dia mengangguk bahagia, Angeline segera berlari mencuci wajah setelah mendengar sesuatu yang lezat.
Dengan sedikit senyum, Mendra meraba sakunya, uang 100 ribu yang sudah disimpan begitu lama, ini seharusnya cukup untuk mereka makan!
"Mendra, barusan kakak dengar kalian berdua bicara, kalian mau pergi ke kota? "
Pada saat ini, Lestari baru saja membantu Angeline membersihkan kamar, perlahan-lahan berjalan keluar, melihat Mendra dengan wajah bingung.
"Oh, aku ada sedikit urusan di kota, kebetulan Angeline juga ingin pergi, kalau begitu bersama saja, Aku akan urus dia di jalan. "
"Angeline? Untuk apa dia ke kota?” Lestari bertanya dengan sangat bingung.
Mendra awalnya ingin berbicara tentang hal Angeline ingin pergi ke toko tukang cukur, tapi ketika dia memikirkan ekspresi Angeline yang misterius kemarin, dirinya tidak ingin banyak bicara.
"Oh, tak tahu, mungkin dia ingin membeli sesuatu, kak Lestari jangan khawatir aku di sampingnya, aku akan menjaganya, jadi jangan khawatir. "
Hatinya hangat, Lestari berjalan cepat ke depan Mendra, melihat garis yang masih membuatnya terkejut, wajahnya berubah merona, dan tangan besar tidak menahan untuk meluncur lembut di atasnya.
"Oke Mendra, kamu sangat baik pada kakak, Bagaimana caranya kakak membayarnya kembali?"
Hatinya gemetar, Mendra tertawa nakal, Dia mendorong pinggang dan perutnya ke depan dengan sengaja, dan mencocokannya dengan perut lembut Lestari. Dia berkata sambil tertawa nakal, "Hei, bukannya tadi sudah membayarku saat di dalam kamar... "
Wajahnya berubah merona, Lestari menatap Mendra menawan, dan berkata dengan suara genit, "Anak bodoh... Ngomong-ngomong, Mendra, waktu kamu pergi ke kota, bisakah kamu membawakan kakak sebotol minuman SnowFlake, kakak akan berikan uangnya ketika kamu kembali. "
"Tak masalah, tapi tentang uang, kakak jangan khawatir tentang hal itu, aku akan mengambilnya..." Mendra berkata sambil menepuk dadanya.
"Tidak, kakak harus beri uang ini, kalau tidak, kakak akan selalu merasa berutang sesuatu... " Wajahnya berubah merona, Lestari segera menolak dengan nada lembut.
Sangat keras kepala, Mendra hanya bisa mengangguk menghela napas, kemauan kakak ipar Lestari sangat kuat.
"Kak Mendra, Ayo pergi... eh, kenapa kakak berdiri dekat sekali dengan ibu? "
Pada saat ini, Angeline yang selesai mencuci wajahnya dan mengganti pakaian, berjalan ke sebelahnya dan menatap Mendra dan Lestari yang sangat dekat. Dia langsung bertanya.
"Huk huk... " terbatuk canggung, Mendra tidak tahu harus berkata apa.
Lestari buru-buru melompat dan berkata kepada Angeline dalam malu: "Gadis ini, kamu banyak bicara, bukankah kamu dan Mendra akan pergi ke kota, masih tidak segera pergi... "
"Oh... " Ia menganguk, Angeline tidak berpikir banyak, dengan gembira memegang lengan Mendra, Payudaranya yang kenyal sempurnya menggosok lengan kecil Mendra.
"Ayo pergi kak Mendra !"
"Ya! "
Diam-diam Lestari mengedipkan mata, Mendra diseret oleh Angeline berjalan cepat keluar pintu.
Jalan kecil di tengah gunung, Angeline seperti seekor kupu-kupu, dengan Mendra berputar-putar di gunung dan bukit yang tinggi di pegunungan.
Setelah beberapa saat, dua orang perlahan berjalan ke kota. Nama kota ini adalah Kota Yueshan, Kota ini sangat ramai. Orang-orang desa biasanya datang ke sini untuk membeli berbagai kebutuhan sehari-hari.
"Kak Mendra lihat, Sup Hula! " Angelin tidak tahan mengelap air liur di sudut ludah mulutnya, melihat Mendra dengan matanya yang bersemangat.
Samar-samar ia tersenyum, Mendra mengusap rambut Angeline dengan penuh sayang dan berkata dengan suara lembut, "Ayo kita kesana, kak Mendra akan traktir kamu makan. "
"Iya! " Tersenyum manis, Mendra segera menggangdeng Mendra ke toko sarapan di sebelah.
"Bos, dua mangkuk sup Hula, satu keranjang roti daging, dua stik Cakwe! " Mendra membawa Angeline duduk di salah satu sisi toko dan berbicara dengan teriakan keras.
Setelah beberapa saat, dua mangkuk panas sup Hula yang mengepul, roti daging dan Cakwe, diletakkan di atas meja.
"Makanlah Angeline." Mendra menyerahkan sepasang sumpit pada Angeline dan berkata dengan halus.
Selama makan, Angeline masih sedikit penasaran, Mengapa Angeline datang ke toko tukang cukur di kota, dan dia tidak tahan untuk bertanya, "Angeline, apa kamu lakukan di salon? Orang disana adalah orang-orang yang kacau. "
Dalam mulut kecil yang lembut penuh dengan roti daging, Angeline segera menelan dengan cepat dan berkata dengan halus, "Tak apa, Bos disana bilang padaku, bahwa di dalam itu hanya untuk mencuci rambut pelanggan, dalam sehari bisa mendapatkan ratusan ribu. "
"Cuci rambut? Bagaimana mencucinya? Bagaimana bisa menghasilakn begitu banyak uang! "
"Aku tak tahu. Sebenarnya bos wanita itu akan memberitahu nanti. Aku sudah kenyang, kak Mendra ayo pergi! "
"Oh... "
Mendra membayar tagihan mengambil uang kembalian 80 ribu, berhati-hati memasukkannya ke dalam saku. Dia berpikir dalam diam, kepala siapa yang dicuci di salon? Jangan-jangan mencuci kepala pria bagian bawah!
Novel Terkait
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieMy Enchanting Guy
Bryan WuMarriage Journey
Hyon SongMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniStep by Step
LeksLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaKakak iparku Sangat menggoda×
- Bab 1 Kejutan!
- Bab 2 Ada Orang Datang!
- Bab 3 Ternyata Dia!
- Bab 4 Pertikaian!
- Bab 5 Memohon ampun!
- Bab 6 Kamu Akan Tahu Ketika Kamu Datang!
- Bab 7 Terkejut!
- Bab 8 Alasan Lain!
- Bab 9 Tak Terduga!
- Bab 10 Gambaran Wajah Memerah!
- Bab 11 suasana yang canggung
- Bab 12 Mendra....Bangun!
- Bab 13 Dia Wanita kepala desa
- Bab 14 Mendra yang sudah dewasa
- Bab 15 Kakak Sudah Datang?
- Bab 16 Perceraian!
- Bab 17 Suara Tangisan!
- Bab 18 Senyuman Lestari!
- Bab 19 Disengaja!
- Bab 20 Salon!
- Bab 21 Vanessa!
- Bab 22 Kalian bercerailah!
- Bab 23 Surat Perceraian!
- Bab 24 Mengoleskan Vanishing Cream!
- Bab 25 Lestari yang sedang sedih
- Bab 26 Direktur Komite Federasi Wanita
- Bab 27 Rasa Nikmat
- Bab 28 Panjat Gunung
- Bab 29 Naik Gunung Untuk Memetik Jamur!
- Bab 30 Selamatkan Orang!
- Bab 31 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik!
- Bab 32 Biaya sekolah sudah ada jalan keluar!
- Bab 33 Cemburu!
- Bab 34 Sangat Berharga!
- Bab 35 Untuk apa memperdulikan orang lain?
- Bab 36 Kedatangan Jessica!
- Bab 37 Membicarakan Sesuatu!
- Bab 38 Air Mata Jessica
- Bab 39 Dia tidak setuju
- Bab 40 Tamparlah dengan Kejam !
- Bab 41 Bantuan!
- Bab 42 Lengket!
- Bab 43 Bawa aku!
- Bab 44 Aku akan mencubitmu kembali!
- Bab 45 Bekerja di Pegunungan!
- Bab 46 Cobalah!
- Bab 47 Bertaruh!
- Bab 48 Babak Terakhir (1)
- Bab 49 Babak Terakhir (2)
- Bab 50 Babak Terakhir (3)
- Bab 51 Akhir Cerita (4)
- Bab 52 Akhir Cerita (5)
- Bab 53 Akhir Cerita (6)