Kakak iparku Sangat menggoda - Bab 16 Perceraian!

Glek

Menelan air liurnya dalam-dalam, Mendra mengambil handuk untuk menggosok di tangannya dan perlahan-lahan berjalan masuk.

Ini adalah pertama kalinya ,setelah ia memulihkan hal itu, menggosok tubuh kakak ipar. Meskipun dahulu ia tidak jarang melihat kakak ipar mandi, itu hanya melihat-lihat, dan tidak ada gunanya, Dia juga ia selalu bersembunyi.

Tidak disangka kakak ipar bahkan memintaku untuk menggosoknya. Apakah Dia sudah tahu masalah kakak di kota, Apa dia mencariku untuk menghiburnya?

"Mendra, kamu di mana sedang berpikir apa? Masih tidak segera datang kemari.” Melihat penampilan Mendra terbengong bodoh, wajah Ayu sedikit merah, dan ia segera berteriak dengan suara lembut.

"Oh... aku datang... "

Segera mengeluarkan suara, Mendra mengambil handuk dan berjalan dengan cepat ke belakang Ayu.

Sambil menggoyangkan tangannya yang besar, Mendra perlahan bergerak di punggung putih dan halus Ayu.

"Omong-omong, Mendra, obat cina yang aku beri sore ini apakah efektif? "

Wajah sedikit merah, sepasang tangan Ayu memegang dinding kamar mandi, dua bulat sempurna yang besar, mengikuti dada yang berputar, bergerak ke atas dan ke bawah.

Tatapannya bergairah, Mendra baru memahami mengapa kakak ipar memintanya untuk datang dan menggosok punggungnya hari ini. ternyata, kakak ipar masih tidak tahu “anu” nya sudah berguna.

Hati Mendra berbahagia, Mendra berkata dengan santai: "Aku tak tahu kak, saat itu setelah aku meminum obatnya apa kakak tidak melihatnya, tapi ketika aku pergi keluar untuk jalan-jalan, aku tidak merasa lagi... "

"Oh... kelihatannya obat Cina yang diresepkan tak begitu efektif... " Ayu menggerutu dengan suara rendah.

Dalam hati ia tekekeh, ekspresi Mendra terlihat sedikit suram, dan ia berkata lembut, "tidak apa kakak ipar, tidak bisa mencemaskan hal semacam ini, Aku sudah menunggu begitu lama, dan tidak apa-apa untuk menunggu beberapa hari. "

"Sayangnya... "menghela napas rendah, Ayu mendadak sakit menyayangkan adik ipar laki-lakinya.

"Omong-omong, Mendra, tunggu kakakmu datang kembali dari bekerja mencari uang, aku akan suruh dia membawamu ke rumah sakit di provinsi, itu dapat menjaminmu kamu sembuh! "

Wajahnya gugup, Ayu segera berbalik dan menepuk bahu Mendra lembut dan menenangkan dengan suara lembut.

"Lupakan itu, kakak, aku sungguh tidak mengharapkan prilaku menjijikkan kakak. Aku dengar dari Markus. Hari ini dia melihat kakak di Salon di kota... "

"Apa!" jantung terkejut, wajah cantik Ayu berkerut.

"Mendra, itu benar atau salah. kamu tidak berbohong pada kakak,kan."

"Bagaimana aku berbohong tentang hal seperti itu padamu, kak. " ekspresi Mendra tampak datar dan berkata dengan cepat, "Kakak ipar, aku benar-benar tidak bisa lihat sikap kakakku terhadap kakak ipar sekarang. Kakak ipar, pasti itu sangat menyulitkan kakak. "

"Yah, siapa memintaku untuk menikah dengan kakakmu... " Menghela napas, ekspresi Ayu tampak sangat kecewa....

Melihat ekspresi Ayu yang bersedih, Mendra dengan wajah sangat serius berkata, "Kakak ipar, sungguh tak bisa diterima, ceraikan saja kakakku! "

"Yah... Apa yang bisa aku lakukan? Jika aku bercerai, apa yang akan orang di desa pikir tentangku... "

Ayu segera menggelengkan kepala. Tidak mungkin bagi perempuan di pedesaan untuk bercerai, pasti akan di gosipkan orang-orang, terutama bagi wanita yang masih sangat tradisional, itu benar-benar bagai seribu satu malam.

"Jangan berbica tentang hal yang menyebalkan ini, keluarlah dulu, Mendra aku ingin menenangkan diri sendiri... " Ayu mengambil handuk dan menyeka tubuhnya, melihat Mendra dan berbicara dengan lembut.

Hanya bisa menggelengkan kepalanya, Mendra menghela napas dalam hati, dan bersiap untuk berbalik pergi.

"Ah!” Tiba-tiba Ayu menjerit.

Ternyata ketika ia mengambil sabun mandi, lantai terlalu licin, langkahnya tidak stabil, dan tubuhnya terhuyung-huyung ke belakang.

"Kakak ipar, Apa kakak baik-baik saja... "

Untungnya, Mendra memiliki mata yang cepat dan gerakan tangan yang sigap, ia memeluk Ayu, dan tubuhnya yang basah terletak di pelukan Mendra.

Wajahnya merah kemalu-maluan, Ayu yang masih dalam ketakutan berbisik, "aku baik-baik saja,Mendra... "

Pandangannya sangat bergairah, seketika wajah Mendra menjadi sedikit tercengang, secara langsung melihat payudara Ayu, dua bola yang menggemaskan mengikuti tubuh yang berbalik dengan getaran kencang.

Wajahnya berubah merah, Ayu melihat ekspresi kosong Mendra lalu mengikuti pandangan matanya.

"Anak bodoh, lihat apa? Dari tadi hanya melihat ini, kamu belum cukup melihatnya... "

Tersenyum canggung, Mendra menggaruk kepalanya malu, dan berkata dengan nada lucu, "Tentu saja aku tak cukup, selamanya tak cukup. "

Melihat ekspresi Mendra serius dan dengan sedikit kejujuran, Ayu tidak tahan untuk tertawa.

"Bocah tolol, Apa kakak sangat cantik? Kakak ipar sudah tua, mana bisa dibandingkan dengan gadis muda seperti itu... "dia memeras sendiri payudaranya di depannya, dua bola besar yang lembut, wajah cantik Ayu tersipu malu.

Melihat dalam-dalam jurang dalam tangan Ayu, mimisan Mendra hampir keluar.

"Kakak ipar, bagaimana bisa? kakak tak tua, kakak disebut dewasa. Gadis kecil yang belum tumbuh sempurna, mana bisa dibandingkan dengan kakak!”

"Hum! mulutmu manis sekali." Mengerang lembut, Ayu yang kesal menatap Mendra angkuh, tapi hatinya benar-benar bahagia.

Anggun menatap Mendra, wajah Ayu berubah merah, dan bibir merahnya yang menawan tiba-tiba "mencium" wajah Mendra.

“hehe....anggap sebagai hadiah membuat aku bahagia... "

"Tidak kakak ipar, jika kakak menciumku sekali, aku harus membalas ciuman itu! "

Hatinya terkejut, Mendra tidak akan melepaskan kesempatan baik. Dia menaruh tangannya yang besar di pinggang ramaping Ayu, mengarahkan kepalanya ke depan, dan mencium bibir merah seksinya.

Dalam sekejap perasaan sejuk dan halus diaplikasikan ke mulut Mendra.

Wajahnya merah kemalu-maluan, kelembutan Ayu melekat erat pada dada Mendra, dan hatinya berdebar kencang.

Tangan besar Mendra seperti seekor ular yang berenang. Setelah beberapa saat, ia menemukan bokong cantik dan gemuk Ayu, dan diremas dengan keras.

"Umh... " dia tidak tahan untuk mengerang, pandangan Ayu menjadi kabur, dan kakinya juga tidak tahan menjepit.

"Yah, umh... Mendra... Tidak... Aku kakak iparmu... "

Tetapi pada saat ini Mendra tidak peduli tentang Ayu yang menggerutu, tangan kasarnya tidak tahan lagi membentangkan kedua kaki Ayu.

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu