Kakak iparku Sangat menggoda - Bab 41 Bantuan!
Dengan tatapan berapi-api, celana T-back hitam Jessica dengan ketat membalut bokongnya yang sangat besar.
Baru saja Jessica dan Mendra menyelesaikan perkerjaan mereka, belum sempat mereka mengganti pakaian dalam mereka, kain rendanya sudah basah duluan, buah persik yang terlihat samar dan misterius, itu terlihat lebih menggoda.
Markus tertawa keras, dengan kasar merobek pakaian dalam Jessica, dan dengan cepat bersiap menerkamnya.
“jangan.... bajingan kamu Markus....” jantungnya berdebar, segera Jessica teriak.
Diluar, Mendra mendengar teriakan Jessica, hatinya membara dan marah.
Meskipun ia tidak memiliki banyak perasaan terhadap Jessica, namun dia adalah wanita pertama yang pernah berhubungan dengannya, aku harus membantunya!
“Jessica, apakah kamu dirumah? Aku Mendra, aku datang kesini ingin meminta seledri!”
Saat itu, Markus sedang menindih tubuh Jessica, dia tampak kaget, dengan panik memandangi Jessica dan berkata: “Mendra bagaimana bisa bocah busuk ini ada disini, habislah jika dia melihat kita berdua disini!”
Jessica juga bingung, bukankah dia menyuruh Mendra pulang dengan cepat? Apa yang dia lakukan sekarang? Dia pikir disini tidak cukup kacau!
“Jessica, apakah kamu dirumah?” Mendra dengan sengaja memanggilnya!
“brengsek!”
Dengan amarah menggebu-gebu dia memarahinya, Markus sangat kesal, sebentar lagi dia dan Jessica akan melakukan itu, tidak disangka dipertengahan munculah Mendra yang mengacaukannya.
Tetapi jika dipikir-pikir, jika Mendra benar-benar melihat dia dan Jessica melakukan itu didalam kamar, maka jabatannya sebagai kepala desa akan berakhir.
Dengan cepat dia bangun dari tubuh indah Jessica, Markus dengan perasaan tidak rela memandangi tubuh telanjang Jessica, dengan cepat ia berpakaian dan berjalan keruang tamu.
Ketika Jessica melihat Markus pergi, dia juga dengan cepat mengenakan pakaiannya.
“Jessica, bolehkah aku masuk!”
Mendengar pergerakkan didalam ruangan, Mendra dengan cepat membuka pintu ruang tamu dan berjalan masuk.
“hah? Kepala desa, mengapa kamu bisa dirumah Jessica!” dengan berpura-pura terkejut, Mendra memandangi Markus yang sedang merasa malu dan bertanya.
“oh...aku kesini mencari Jessica untuk membahas urusan besok, tentang tugas ketua ibu-ibu kompleks....”
Wajah Markus mulai tenang, tetapi Mendra masih melihat tatapan ganas dimatanya, ia diam-diam tersenyum dalam hati dan dengan polos berkata: “oh, ada masalah apa, aku kira kamu sedang mengganggu kakak iparku!”
Terjekut, wajah Markus tiba-tiba menjadi tidak enak, dia dengan nada tegas berkata: “sialan, kamu bocah kecil omong kosong macam apa ini, apakah aku orang yang seperti itu? Sekali lagi berbicara omong kosong, percaya atau tidak aku akan menghajar mu!”
Dengan raut wajah meremehkan ia memandangi Markus, Mendra didalam hati berkata, “kamu bukan orang seperti itu, jadi tadi apa yang kamu lakukan?
Namun, Mendra hanya bisa berbicara didalam hatinya, lagipula dia belum memiliki kekuasaan disini. Jika dia benar-benar mengatakannya, maka masalah ini akan sangat sulit untuk ditangani.
“Mendra...kamu... apa yang kamu lakukan disini....”
Jessica yang baru saja mengganti pakaiannya, dengan cepat berjalan keluar dari kamarnya dan menatap Mendra dengan tatapan bingung.
“hehe... Jessica, dikebun rumahmu ada tanam seledri,kan? bisakah kamu memberiku sedikit?” Mendra memandang Jessica sambil menaikan alisnya dan berkata.
Dengan wajah memerah Jessica segera menyadari maksud dari Mendra dan dengan cepat menjawab: “oh, ayo ikut aku, aku akan memetikkan beberapa lembar untukmu.”
“baiklah, Jessica karena dirumahmu sedang ada tamu, maka aku akan pergi dulu...”
Dengan penuh amarah ia memandangi Mendra, Markus tahu bahwa dia tidak bisa tinggal lebih lama disini, dengan raut wajah suram dia berjalan keluar dari rumah Jessica.
Mendra! hari ini benar-benar hari yang sial, hal yang sangat baik seperti ini, tiba-tiba terganggu oleh Mendra. Sudahlah, ia pulang dan bercinta dengan istrinya.
......
Melihat Markus pergi, Mendra dengan cepat berjalan kesisi Jessica dan melihat telapak tangan yang samar diwajahnya yang cantik, dia merasa kasihan.
“Jessica, apakah itu sakit?”
“tidak apa-apa, tidak sakit kok, aku sudah terbiasa Mendra....”
hatinya menjadi hangat, lingkaran mata Jessica sedikit memerah, sudah lama dia menjadi seorang janda, siapa yang akan memperhatikannya.
“Markus si bajingan itu, tunggu jika ada kesempatan akan kuhajar dia!” Mendra bersumpah dan menggenggam tangannya dengan kuat.
“tidak perlu Mendra, dia adalah kepala desa yang kaya dan memiliki kekuasaan, bagaimana kamu bocah kecil bisa mengalahkan dia!” ia bernafas dengan panjang, Jessica menggelengkan kepalanya seolah-olah dia telah menyerahkan dirinya.
“ngomong-ngomong, Mendra, bukankah aku menyuruhmu pergi, mengapa kamu kembali lagi?”
“oh, bukankah aku sudah bilang, aku datang kesini untuk meminta sedikit seledri!”
“baiklah, kamu tunggu disini, aku akan mengambilkannya untukmu...”
Jessica tersenyum dan dengan cepat berjalan keluar dari ruang tamu menuju kebun sayur dihalaman rumahnya, Mendra pun dengan cepat mengikutinya.
..........
Hanya terlihat, bokong montok Jessica saat dia sedang jongkok, memetik seledri satu per satu, dan pinggangnya yang besar bergoyang-goyang.
Tatapan matanya mulai memanas, Mendra tidak bisa menahan diri untuk menyentuhnya.
“ah! Menyebalkan....”
wajahnya memerah, Jessica memberikan tatapan centil kepeda Mendra, tadi dia keluar dengan terburu-buru, jadi dia hanya mengenakan gaun dan lupa mengenakan celana dalam, kebetulan Mendra memegang bagian itu.
“hehe... Jessica, mengapa saat disentuh bagian itu basah...”
Ia pun tertawa, tangan besar dan kasar Mendra masuk kedalam dan masuk lagi.
“um...ah... Mendra, jangan begitu, kakak ipar tidak nyaman....”
Tubuhnya tiba-tiba bergetar, bagaimana mungkin Jessica tahan dengan godaan semacam ini, ketika Markus menindihnya ditempat tidur saja, tubuhnya sudah sedikit bereaksi, sekarang dipermainkan oleh Mendra, bagaimana dia bisa tahan.
Mendra, jangan seperti ini kepada kakak ipar, aku tidak tahan lagi, tolong berikan padaku....”
Dengan tatapan erotis, Mendra memeluk Jessica dari belakang dan merobek gaunnya, melihat-lihat daerah intimnya, perlahan ia jongkok, tidak tahan dia mengeluarkan lidahnya dan menjilatnya.
“ah...um...tidak...Mendra... itu tempat buang air kecil....kotor.....”
Seluruh tubuhnya bergetar dan wajah Jessica memerah, perasaan seperti akan pergi kesurga membuat tubuhnya tidak stabil, daerah intimnya bergetar dan cairan yang deras keluar.
Mendra berdiri perlahan, rasa amis yang samar melekat dimulutnya, ia memeluk pinggang ramping Jessica dari belakang, ia sudah mencapai puncak panasnya dan sejak awal daerah intimnya sudah sangat licin dan basah.
“kakak ipar, aku akan masuk.....”
Novel Terkait
More Than Words
HannyGue Jadi Kaya
Faya SaitamaMy Superhero
JessiIstri Yang Sombong
JessicaLove Is A War Zone
Qing QingCinta Dan Rahasia
JesslynLove at First Sight
Laura VanessaKakak iparku Sangat menggoda×
- Bab 1 Kejutan!
- Bab 2 Ada Orang Datang!
- Bab 3 Ternyata Dia!
- Bab 4 Pertikaian!
- Bab 5 Memohon ampun!
- Bab 6 Kamu Akan Tahu Ketika Kamu Datang!
- Bab 7 Terkejut!
- Bab 8 Alasan Lain!
- Bab 9 Tak Terduga!
- Bab 10 Gambaran Wajah Memerah!
- Bab 11 suasana yang canggung
- Bab 12 Mendra....Bangun!
- Bab 13 Dia Wanita kepala desa
- Bab 14 Mendra yang sudah dewasa
- Bab 15 Kakak Sudah Datang?
- Bab 16 Perceraian!
- Bab 17 Suara Tangisan!
- Bab 18 Senyuman Lestari!
- Bab 19 Disengaja!
- Bab 20 Salon!
- Bab 21 Vanessa!
- Bab 22 Kalian bercerailah!
- Bab 23 Surat Perceraian!
- Bab 24 Mengoleskan Vanishing Cream!
- Bab 25 Lestari yang sedang sedih
- Bab 26 Direktur Komite Federasi Wanita
- Bab 27 Rasa Nikmat
- Bab 28 Panjat Gunung
- Bab 29 Naik Gunung Untuk Memetik Jamur!
- Bab 30 Selamatkan Orang!
- Bab 31 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik!
- Bab 32 Biaya sekolah sudah ada jalan keluar!
- Bab 33 Cemburu!
- Bab 34 Sangat Berharga!
- Bab 35 Untuk apa memperdulikan orang lain?
- Bab 36 Kedatangan Jessica!
- Bab 37 Membicarakan Sesuatu!
- Bab 38 Air Mata Jessica
- Bab 39 Dia tidak setuju
- Bab 40 Tamparlah dengan Kejam !
- Bab 41 Bantuan!
- Bab 42 Lengket!
- Bab 43 Bawa aku!
- Bab 44 Aku akan mencubitmu kembali!
- Bab 45 Bekerja di Pegunungan!
- Bab 46 Cobalah!
- Bab 47 Bertaruh!
- Bab 48 Babak Terakhir (1)
- Bab 49 Babak Terakhir (2)
- Bab 50 Babak Terakhir (3)
- Bab 51 Akhir Cerita (4)
- Bab 52 Akhir Cerita (5)
- Bab 53 Akhir Cerita (6)