Kakak iparku Sangat menggoda - Bab 3 Ternyata Dia!
Hanya melihat pepohonan hutan yang lebat, terhadap tubuh yang putih bersinar, seperti telah terjalin menjadi satu, suara terengah-engah itu membangkitkan gairah.
Mendra yang berada di dalam rerumputan tepian itu, pada saat ini matanya terbelalak, tidak mengira bahwa kepala desa ternyata berselingkuh dengan si janda Jessica, muncikari tua ini masih menyalahkan percabulan sialan itu, ternyata janda menawan ini yang membuatnya berpindah hati.
Kacau, aku akan menemuinya di lain hari, menyuruhnya untuk mengembalikan beberapa hektar tanah keluargaku yang dia rampas, kalau tidak, hah! aku akan melaporkan masalah ini kepada istrinya, oh ya, tanya dulu pada kakak ipar, bagaimana pendapatnya.
"Kakak ipar, kita pulang dan mengancam bajingan tua ini, menyuruhnya untuk mengembalikan tanah keluarga kita, kalau tidak kita akan membocorkan masalah ini, membuat kepala desa tidak bisa melakukan apapun lagi......" Mendra sedikit mendorong dan mendesak Ayu, dalam matanya tersirat kesenangan.
Tapi saat ini Ayu seperti berpura-pura tidak mendengar apapun, matanya terus fokus menatap ke depan, melihat adegan cabul si janda Jessica dan Markus, wajahnya tersipu merah.
"Kakak ipar?"
Melihat Ayu tidak ada respon sedikitpun, Mendra mengira bahwa dia masih tidak mendengarkannya, menatapnya dengan curiga dan berteriak.
Tapi saat ini Ayu sama seperti orang yang ketagihan, mendengar suara Mendra, tapi malah tidak memberikan respon sedikitpun.
Mendra tidak tahan lagi dan mendesak Ayu terus menerus, karena dua orang itu sedang meringkuk di rerumputan, buah dada Ayu yang bulat itu secara tidak sengaja menyentuh Mendra.
Seketika, sebuah rasa yang lembut dan halus itu datang, ini membuat Mendra gemetaran, tapi hanya gemetaran saja, siapa suruh bagian kecil miliknya itu menjadi tidak berguna.
Ya! Tidak benar!
Tiba-tiba hati Mendra berdebar, tidak tahu karena apa, ketika dia bersentuhan dengan Ayu barusan, disana mednadak secara ajaib menjadi sekeras batu.
Apakah mungkin, karena Ayu adalah kakak iparnya sendiri, hatinya memiliki perasaan berdosa dan sebuah rangsangan, barulah ada responkah?
Dulu Mendra pernah mendengarnya dari televisi, demi menyembuhkan penyakit mereka, para lelaki impotensi pergi ke toilet umum untuk mencuri pandang para wanita kencing untuk merangsang milik mereka itu, apakah mungkin barusan dia terangsang oleh Ayu, dalam sekejap membaik!
Untuk menahan rasa gembiranya itu, Mendra segera bergeser ke samping, Mendra yang wajahnya tersipu malu dan kedua matanya yang buram, berkata dengan gemetar: "Kakak ipar, aku, sepertinya milikku sudah ada rangsangan......"
Ayu yang mendengar perkataan Mendra ini baru tersadar, wajahnya memanas, barulah dia bisa mendengar perkataan Mendra, ekspresinya berubah gembira, segera dia bertanya: "Benarkah, Mendra, kamu bilang milikmu itu sudah ada rangsangan, kamu bukan menipuku kan!"
"Mmm...... tentu saja benar, kalau tidak percaya, lihatlah sendiri kak!" Otak Mendra menggila, dia langsung meraih tangan lembut Ayu dan mengarahkannya kesana untuk diraba.
Wajahnya merona merah, Ayu malu dan membelalakkan matanya kepada Mendra, tapi begitu dia melihat kemajuan dari tubuh Mnedra, tangan kecilnya masih meraba-raba disana.
"Pergilah, Mendra, jelas-jelas milikmu masih menjadi pengecut, apanya yang keras, apakah kamu berhalusinasi?" Ayu dengan cepat menarik kembali tangan lembutnya itu, berkata dengan marah.
"Bagaimana bisa?"
Mendra segera menundukkan kepalanya melihat kearah situ, hanya terlihat bagian kecil yang barusan masih sedikit berusaha dengan sangat keras mengangkat kepalanya, sekarang kembali terkulai lemas.
"Tidak benar, jelas-jelas ketika kakak ipar berbenturan denganku barusan, aku dengan sangat nyata merasakannya!"
Mendra terlihat sedikit kecewa, apakah mungkin kegembiraannya tadi sia-sia saja, barusan tadi dirangsang oleh Ayu, sekarang kenapa bisa menjadi seperti ini lagi.....
Melihat ekspresi Mendra yang suram itu, Ayu juga turut merasakan prihatin, dengan segera menghiburnya: "Tidak masalah, Mendra, tunggu sampai kakakmu pulang setelah mencari nafkah, kakak ipar akan membawamu ke sebuah rumah sakit besar untuk memeriksakannya!"
Mendra menganggukkan kepalanya dan terdiam, hanya tertunduk melihat kearah itu, tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya.
Diwaktu ini, Markus yang berada di luar rerumputan, jiga sedang melakukan memainkan trik dengan Jessica, dari punggung belakangnya memeluk pantat Jessica yang putih dan montok itu, sama seperti seekor anjing yang merangkak ke tubuhnya, tidak berhenti untuk memberikan sensasi.
"Ah!...... Aku wanita tua yang menyenangkan, Markus gaya anjingmu itu, darimana kamu belajar triknya!" Wajah Jessica tersipu malu dan menggoyangkan pantat montoknya itu, berteriak dengan tidak senonoh.
"Hei, ini bukan terakhir kalinya aku pergi ke kota, aku ini menghabiskan 300 dolar perak mencari seorang pelacur, trik-trik bermain mereka sangat beragam, lihat nanti aku akan membuatmu menikmatinya, bang!" Tangan kasar Markus, memukul pantat Jessica, dalam sekejap kulit putih itu timbul dua buah tanda merah.
"Ah! Menyakiti wanita tua ini, apa yang kamu lakukan Markus!" Jessica membelalakkan matanya kepadanya dengan marah, pantatnya timbul rasa sakit yang terbakar, membuatnya tidak sanggup menahannya lagi, dan berteriak keras.
"Haha, tidak bisa menahannya ya, mari kita lanjutkan......" Markus tertawa, tubuh kurusnya itu kembali mengambur keatasnya.
Ayu yang berada di dalam rerumputan, melihat adegan cabul mereka berdua, hatinya timbul sebuah keinginan besar, sejak kakak tertua Mendra pergi ke luar kota untuk bekerja, dirinya sudah lama tidak merasakan hal itu.
Hari ini melihat ekspresi Jessica yang bahagia dimanjakan oleh Markus itu, tidak tahu mengapa hatinya, hatinya tergelitik, terutama barusan, dihasut sebentar oleh Mendra juga, gairah dalam hatinya itu sudah terbakar sejak tadi, tangan kecilnya yang lembut meraba kearah dalam pahanya, seperti sedang menggaruk kegatalannya itu, mulai menggaruknya perlahan......
"Kakak ipar, bagian mana yang gatal? Aku akan menggaruknya untukmu!"
Mendra yang naif di sampingnya itu, melihat tangan kecil Ayu yang menggaruk-garuk itu, masih mengira bahwa dia memang merasakan gatal disana, dengan segera memberikan perhatian.
"Jangan, tidak perlu... Biarkan aku saja yang melakukannya......" Wajah Ayu tersipu malu, dengan segera menjawab dengan gemetar.
"Tidak apa-apa, kakak ipar, mari aku bantu..."
Mendra tidak menunggu jawabannya, tangannya langsung meraba, baru saja bersentuhan dengan kulit putih halus Ayu, bagian kecil Mendra yang terkulai lemas itu tadi, seperti terkena sambaran petir, merasakan sebuah rangsangan.
Tunggu dulu, apakah mungkin, karena dirinya yang menyentuh tubuh kakak iparnya, barulah bagian itu merasakan rangsangan?
Dia menahan kegembiraan hatinya, Mendra mencoba untuk menutupi sikapnya, perlahan menggerakkan tangannya ke tubuh lembut Ayu.
Seperti yang telah diduga, bagian milik Mendra itu, seketika terangsang, hatinya berdebar, gerakan tangan Mendra semakin melebar, secara tidak snegaja menyentuh bagian dalam kedua kaki Ayu yang awalnya menjadi musibah itu.
"Ya, Ah......"
Rangsangan yang tidak biasa ini, terutama ada orang di luar sana yang sedang berselingkuh secara tersembunyi, lebih membuat Ayu bertambah malu, wajahnya merona merah, tidak bisa menahan untuk meneriakkan erangan manjanya.
"Siapa! Siapa yang ada disana!"
Novel Terkait
Wanita Yang Terbaik
Tudi SaktiHalf a Heart
Romansa UniverseLove And War
JaneThat Night
Star AngelMy Superhero
JessiWaiting For Love
SnowMy Cute Wife
DessyCinta Tapi Diam-Diam
RossieKakak iparku Sangat menggoda×
- Bab 1 Kejutan!
- Bab 2 Ada Orang Datang!
- Bab 3 Ternyata Dia!
- Bab 4 Pertikaian!
- Bab 5 Memohon ampun!
- Bab 6 Kamu Akan Tahu Ketika Kamu Datang!
- Bab 7 Terkejut!
- Bab 8 Alasan Lain!
- Bab 9 Tak Terduga!
- Bab 10 Gambaran Wajah Memerah!
- Bab 11 suasana yang canggung
- Bab 12 Mendra....Bangun!
- Bab 13 Dia Wanita kepala desa
- Bab 14 Mendra yang sudah dewasa
- Bab 15 Kakak Sudah Datang?
- Bab 16 Perceraian!
- Bab 17 Suara Tangisan!
- Bab 18 Senyuman Lestari!
- Bab 19 Disengaja!
- Bab 20 Salon!
- Bab 21 Vanessa!
- Bab 22 Kalian bercerailah!
- Bab 23 Surat Perceraian!
- Bab 24 Mengoleskan Vanishing Cream!
- Bab 25 Lestari yang sedang sedih
- Bab 26 Direktur Komite Federasi Wanita
- Bab 27 Rasa Nikmat
- Bab 28 Panjat Gunung
- Bab 29 Naik Gunung Untuk Memetik Jamur!
- Bab 30 Selamatkan Orang!
- Bab 31 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik!
- Bab 32 Biaya sekolah sudah ada jalan keluar!
- Bab 33 Cemburu!
- Bab 34 Sangat Berharga!
- Bab 35 Untuk apa memperdulikan orang lain?
- Bab 36 Kedatangan Jessica!
- Bab 37 Membicarakan Sesuatu!
- Bab 38 Air Mata Jessica
- Bab 39 Dia tidak setuju
- Bab 40 Tamparlah dengan Kejam !
- Bab 41 Bantuan!
- Bab 42 Lengket!
- Bab 43 Bawa aku!
- Bab 44 Aku akan mencubitmu kembali!
- Bab 45 Bekerja di Pegunungan!
- Bab 46 Cobalah!
- Bab 47 Bertaruh!
- Bab 48 Babak Terakhir (1)
- Bab 49 Babak Terakhir (2)
- Bab 50 Babak Terakhir (3)
- Bab 51 Akhir Cerita (4)
- Bab 52 Akhir Cerita (5)
- Bab 53 Akhir Cerita (6)