Kakak iparku Sangat menggoda - Bab 33 Cemburu!
“Ya!” Wajahnya memerah. Melihat mata Mendra yang begitu bersemangat, hati Tika sedikit bergetar.
Dia melihat sekilas pada Mendra, kemudian melihat jamur yeshan dan telur ayam hutan yang ada di keranjang. Dia pun segera mengambilnya dari tangan Angeline.
“Mendra, barang-barangmu ini tampak segar. Harga jamur yeshan di pasaran adalah 60 ribu per setengah kg, aku akan menghitungnya menjadi 70 ribu per setengah kg, seekor ayam hutan 300 rib, sebutir telur ayam hutan 5 ribu. Bagaimana menurutmu?”
OMG, seekor ayam hutan dihargai 300 ribu per eor. Benar-benar sangat berharga.
Mendra tidak meyangka ayam hutan yang sering dia tangkap untuk dimakan ternyata begitu bernilai. Tampaknya nantinya harus banyak menangkap ayam hutan ini.
“Ya.. Oke. Tetapi, aku hanya bisa menjual seekor ayam hutan saja karena satu ekornya lagi aku mau membawanya pulang untuk kakak iparku. Aku telah berjanji padanya..”
“Ya, tidak apa.” Tika mengangguk dan menjawab dengan spontan.
“Keke.. Novi, sebaiknya kamu pergi ganti bajumu dulu sana...”
Setelah terbatuk sekali, Mendra yang melihat baju Novi yang berantakan dan berkata demikian. Pandangannya tampak membara melihat susu naik turun itu mengikuti napas.
“Ah!” Novi tersipu dan segera menutupi bagian depannya itu. Dia kemudian menatap Mendra dengan tatapan malu.
Tika yang melihat tingkah laku keduanya pun tidak tahan untuk tertawa.
“Sudahlah, Tika. Kamu naiklah bersamaku untuk mengganti bajumu, kemudian panggil koki di dapur untuk memeriksa barang-barang ini. Jika ok, datanglah meminta uang padaku..”
“Oh, baiklah..” jawab Novi dengan wajah yang merona.
Setelah tersenyum kepada Mendra, Tika menggerakkan pinggulnya dan membawa Novi naik ke atas. Bagian bawah baju cheongsam yang ketat itu terbuka, kaki indah yang ditutupi stoking hitam itu terlihat kembali. Itu sangat menggoda.
Angeline sedaritadi berada dibelakang Mendra, mendengar perkataan Tika kemudian menarik pelan lengan baju Mendra. Dengan muka ceria berkata, “Kak Mendra, biaya sekolah sudah ada jalan keluar...”
Mendra pun mengelus kepala Angeline dengan pelan. Melihat senyuman Angeline yang begitu bahagia, hati Mendra juga ikut bahagia.
......
“Mendra, ikuti aku. Aku akan membawamu ke dapur belakang.”
Novi yang baru saja mengganti bajunya, turun dan menarik Mendra ke dapur restoran.
“Eitss, Novi, bawa pacar ya!”, sambut Koki gemuk dengan topi kokinya yang tinggi kepada Novi yang baru memasuki dapur.
“Benci deh, Koki. Dia itu penolongku!”, jawab Novi dengan manja dan tersipu.
“Koki, Mendra mereka datang untuk menjual barang dari gunung. Kamu cepatlah kemari dan menimbang ini, ibuku tekah memberitahu harganya kepadaku!”
“Oh, begitu. Tunggulah sebentar, aku akan mengambil timbangan elektronik ke sini.”
Koki itu berjalan ke samping Mendra, kemudian meletakkan jamur yeshan ke atas timbangan.
“Jamur yeshan kebetulan pas 25 kg, kualitasnya terlihat bagus. Telurnya ada 10 butir. Novi, kamu harus mencatatnya dengan benar...” Koki itu mengambil jamur itu dan menekan-nekannya. Seketika wajahnya berseri dan bertanya, “Hey, nak. Apakah kamu masih memiliki barang gunung di tanganmu? Aku mau semuanya!”
“Erghh.. sekarang tidak ada lagi. Tapi jika kamu mau lagi, aku akan memetiknya lagi di gunung...”
“Baiklah! Nantinya, jika itu barang gunung, antarkan saja semuanya kepada kami. Aku mau semuanya!”
Mendra terbengong sebentar, kemudian berkata, “Ya, ya. Aku akan mengantarkan barang gunung ke sini nantinya...”
“Ayoklah, Kak Mendra. Aku akan mengambil uang untukmu...”
Setelah membuat wajah jelek ke koki, Novi menarik tangan Mendra dan berjalan ke depan restoran. Dia tidak menyadari wajah Angeline yang dibelakang Mendra sedikit tidak bagus!
........
“Mendra, kamu dan Angeline istirahat dulu di kamarku. Aku akan membawakan uangnya ke kalian...”
Novi kemudian menarik Mendra ke kamar. Mukanya memerah karena ini pertama kalinya ada pria yang masuk ke kamarnya sendiri. Setelah menatap Mendra dengan tersipu, Novi pun segera berjalan keluar dari kamarnya.
Setelah dilihat, kamar ini sangat rapi dan segar. Ada sekuntum bunga diatas meja, ada sedikit wangi gadis remaja. Ini membuat Mendra terpikir bahwa perempuan dari keluarga kaya memang memiliki gaya hidup yang berkualitas.
“Kak Mendra!” Wajah Mendra sedikit emosi karena mendengar Angeline yang tiba-tiba berteriak.
“Ada apa, Angeline..”
Melihat raut wajah Angeline yang begitu buruk, Mendra terheran. Ada apa dengan Angeline, dirinya bahkan tidak berbuat salah padanya.
“Kak Mendra. Kamu, apakah kamu menyukainya? Kamu terus memandanginya!”, tanya Angeline dengan wajahnya yang tersipu.
“Menyukai siapa?”, tanya Mendra kembali dengan bingung.
“Ya, Novi itu lah. Dia sangat cantik, badannya juga bagus dan juga sangat kaya. Tidak seperti aku...” Angeline makin bicara makin sedih. Matanya memerah, air matanya hampir menetes keluar.
“Haha...” Mendra pun tertawa besar, ternyata si bocah ini cemburu. Tidak heran mengapa setiap perkataannya begitu kasar ke Novi. Ternyata ini alasannya.
“Kamu malah tertawa. Aku tidak akan memperdulikanmu...” Melihat Mendra yang tertawa, hati Angeline semakin sedih.
Melihat Angeline yang hampir menangis, Mendra merasa sangat tidak baik dan berkata, “Bocah, apa yang kamu pikirkan? Aku yang seorang pria dari desa, bagaimana mungkin dia tertarik padaku? Kamu janganlah berpikir sembarangan...”
“Kalo begitu... mengapa si Novi itu memandangmu begitu dalam?”, tanya Angeline sambil mengusap air matanya yang tidak sempat menetes itu.
“Hehe... mungkin karena aku terlalu tampan!” Mendra terlihat begitu narsis.
“Cihh.. bagian mananya yang ganteng...”
“Haha.. Angeline, kamu berani merendahkanku. Lihatlah bagaimana aku tidak akan memukulmu....”
Setelah tertawa jahat, Mendra pun merangkul pinggul langsing gadis itu.
Seketika, keempat mata tersebut bertemu, napas hangat keluar dan terhembus di wajah masing-masing. Suasana menjadi ambigu.
“Kak Mendra... Aku...”
Wajah Angeline menjadi merah, dia pun menutup matanya dan bibirnya bergerak ke arah Mendra.
Melihat orang yang didepannya penuh dengan nafsu, mana bisa Mendra tahan. Dia langsung memajukan kepalanya dan menciumnya.
Muachh.. lidah kedua orang ini bertemu dan mengeluarkan bunyi seperti menelan.
Tangan Mendra yang besar itu bagaikan ular yang berjalan, meluncur ke arah bokong Angeline dan memerasnya sekali.
“Hmm...”
Angeline mendesah ringan, wajahnya sangat tersipu. ‘Barang’ di bawah perut Mendra itu tegang dan tegak menekan ke dirinya. Jantungnya berdegup kencang.
Novel Terkait
Wonderful Son-in-Law
EdrickWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiBretta’s Diary
DanielleThe Gravity between Us
Vella PinkyCEO Daddy
TantoPredestined
CarlyCinta Yang Terlarang
MinnieAsisten Bos Cantik
Boris DreyKakak iparku Sangat menggoda×
- Bab 1 Kejutan!
- Bab 2 Ada Orang Datang!
- Bab 3 Ternyata Dia!
- Bab 4 Pertikaian!
- Bab 5 Memohon ampun!
- Bab 6 Kamu Akan Tahu Ketika Kamu Datang!
- Bab 7 Terkejut!
- Bab 8 Alasan Lain!
- Bab 9 Tak Terduga!
- Bab 10 Gambaran Wajah Memerah!
- Bab 11 suasana yang canggung
- Bab 12 Mendra....Bangun!
- Bab 13 Dia Wanita kepala desa
- Bab 14 Mendra yang sudah dewasa
- Bab 15 Kakak Sudah Datang?
- Bab 16 Perceraian!
- Bab 17 Suara Tangisan!
- Bab 18 Senyuman Lestari!
- Bab 19 Disengaja!
- Bab 20 Salon!
- Bab 21 Vanessa!
- Bab 22 Kalian bercerailah!
- Bab 23 Surat Perceraian!
- Bab 24 Mengoleskan Vanishing Cream!
- Bab 25 Lestari yang sedang sedih
- Bab 26 Direktur Komite Federasi Wanita
- Bab 27 Rasa Nikmat
- Bab 28 Panjat Gunung
- Bab 29 Naik Gunung Untuk Memetik Jamur!
- Bab 30 Selamatkan Orang!
- Bab 31 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik!
- Bab 32 Biaya sekolah sudah ada jalan keluar!
- Bab 33 Cemburu!
- Bab 34 Sangat Berharga!
- Bab 35 Untuk apa memperdulikan orang lain?
- Bab 36 Kedatangan Jessica!
- Bab 37 Membicarakan Sesuatu!
- Bab 38 Air Mata Jessica
- Bab 39 Dia tidak setuju
- Bab 40 Tamparlah dengan Kejam !
- Bab 41 Bantuan!
- Bab 42 Lengket!
- Bab 43 Bawa aku!
- Bab 44 Aku akan mencubitmu kembali!
- Bab 45 Bekerja di Pegunungan!
- Bab 46 Cobalah!
- Bab 47 Bertaruh!
- Bab 48 Babak Terakhir (1)
- Bab 49 Babak Terakhir (2)
- Bab 50 Babak Terakhir (3)
- Bab 51 Akhir Cerita (4)
- Bab 52 Akhir Cerita (5)
- Bab 53 Akhir Cerita (6)