Kakak iparku Sangat menggoda - Bab 47 Bertaruh!

"Kak Tina, bagaimana kakak ingin mencobanya? Katakan pada adik." Ia tertawa, Mendra segera menaruh keranjang punggungnya di tanah, berbicara dengan suara kesal yang aneh.

Sebenarnya, Mendra tidak menyangka akan bercinta disini, dan gadisnya adalah seorang wanita dewasa yang sudah matang, Jika bukan karena di langit masih ada matahari, Mendra akan mengira ia telah bertemu hantu.

"Hehe...kamu akan tahu nanti..."

Hatinya goyah, Tina perlahan berjongkok, sebuah salju putih besar di bagian kerah bocor, Mendra yang melihat langsung mendambakkannya.

Tangan lembut Tina perlahan melepaskan celana Mendra. Alatnya yang sudah sangat keras segera memantul keluar.

Sangat besar! Hatinya terkejut, pandangan Tina segera menjadi sedikit kabur.

Bisa dikatakan lelaki yang ia temui tidak sedikit, tetapi dibandingkan dengan Mendra di sini, itu benar-benar sebuah surga, sebuah rahasia, sulit dipercaya, apa alat semua orang di gunung ini besar!

Tangan yang kecil dan halus, membungkus seluruh ketegangan Mendra yang hebat, Tina memainkan ke atas dan ke bawah.

Mendesis

Di dalam tangan Tina, tiba-tiba datang perasaan sejuk dan empuk, perasaan aneh yang tak bisa dikatakan membuat Mendra gemetar untuk sementara waktu.

"Hehe... Mendra, Apa kamu nyaman dengan caraku itu..."

Tina memberikan senyum genit. Seketika itu, gerakan tangannya semakin kencang, dan menghasilkan bunyi pukulan air, Jarinya yang tak henti bergerak mengaduk-aduk titik syaraf dan darah Mendra.

Seluruh tubuhnya tegang, Mendra melakukan gerakan mendadak pada Tina langsung merangsangnya, sebuah kejantanan seorang lelaki yang kuat dan yang di reaksikan otak, keluar.

Putih yang lengket, mendadak sampai ke wajah kecil halus Tina, hidung, mulut di atasnya sampai kemana-mana.

"Ah! Mendra, kamu arahkan kemana!”

Wajahnya yang cantik berubah menjadi merah, dan Tina juga terkejut sebentar, Gerakannya segera terhenti. Bau amis yang kuat di mulutnya benar-benar membuatnya ingin muntah.

Untungnya Tina telah melayani orang lain dengan cara yang sama sebelumnya, sehingga ia sedikit lebih tahan, dan mencoba untuk menahan bau di mulutnya, dengan segera ia mengeluarkan selembar tisu toilet dari sakunya dan menyeka itu.

Ia tertawa malu, Mendra sedikit malu, dan segera membantu Tina menyeka wajah.

"Maaf kak Tina, aku tidak bisa menahan sejenak tadi, jadi.....”

Ia menatap Mendra dengan rasa malu dan marah, Tina yang kesal berkata: "Kamu itu udang berkaki lembut, baru saja mengatakan padaku bahwa itu sangat berguna, aku belum buka baju, itu sudah tidak ada lagi, sungguh tidak berguna!"

Mendengar perkataan Tina, mendadak bangkit rasa marah di hati Mendra. Master miliknya dianggap remeh olehnya, sungguh tidak tahu malu.

"Ini, ini bukan pengalaman pertamaku, Percaya atau tidak, nanti bagaimana kakak bermain denganku, aku tidak akan mengulanginya lagi."

"Hum! Lupakan lah, kamu sudah seperti ini, apa masih bisa kembali keras?"

Wajahnya sedikit merah, Tina menggerutu meremehkan, Dia pikir tidak mudah baginya untuk bertemu sebuah alat yang sangat besar, bisa menikmatinya sebentar, tapi siapa yang tau alat itu sungguh tidak berguna.

Tangan lembut itu memaikan alat milik Mendra. Tina berbicara dengan kesal, "Alatmu ini, jika hari ini kamu masih bisa keras, kakak akan membebaskanmu melakukan apa saja pada kakak! "

Seluruh tubuhnya terkejut, Mendra di angap ringan oleh Tina, alat yang tadinya masih terkulai, perlahan-lahan segera berdiri lagi.

Hatinya berbahagia, Mendra segera berbicara dengan suara keras: "Haha... kak Tina, ini adalah yang kakak bilang, lihat dia bangkit lagi!"

Ekspresi wajahnya tercengang, Tina melihat mengikuti arah suara.

Ya Tuhan, benar-benar bangkit. Seperti yang diduga, seorang pemuda seperti Mendra, kekuatan tubuhnya dapat kembali lagi dengan sangat cepat. Baru saja dirinya menjanjikan sesuatu padanya, jadi harus dilakukan.

Hatinya gemetar, dan Tina tidak tahan untuk melihat lebih banyak, otak nya akan segera melompat keluar, ketika Mendra menghujam dirinya seharusnya dirinya sangat puas!

"Haha... kak Tina, tentang yang kakak katakan tadi, bukankah harus dilakukan!" Ia tersenyum, Mendra berbicara sambil memandang cekungan dan cembung menarik di tubuh Tina.

Wajahnya merona malu. Tina mengangguk dengan lembut, dan tangannya yang halus menyelinap perlahan ke pinggangnya, ia membuka kancing rok di pinggulnya dan mengangkatnya ke pinggangnya. Membuat celana dalam hitam bermotif broklat yang membungkus pantat montoknya muncul di hadapan Mendra.

Hatinya goyah, pertama kalinya bagi Mendra melihat pakaian dalam semacam ini, negeri khayalan yang sedikit nampak dan sedikit tertutupi, ia yang melihatnya tak tahan untuk menelan air liur.

"Mendra, cium aku... "

Wajahnya merona malu dan pandangan matanya kabur. Tina sepenuhnya menempel pada tubuh Mendra, tangannya yang yang luwes perlahan-lahan menyelinap ke dalam selangkangan Mendra.

"Yah..."

Mencium dengan brutal bibir kecil dan lembut Tina, ini adalah pertama kalinya bagi Mendra, berhubungan seks dengan seorang wanita yang baru bertemu kurang dari beberapa menit, dan dirinya hanya tahu bahwa ia adalah Tina.

Bibir seksi yang lincah merespon Mendra dengan cepat, sudah lama Tina tidak mendapatkan penghiburan diri, mengeluarkan sensasi merah muda.

"Um... "

Tak tahan untuk mengerang, tangan besar yang kasar milik Mendra perlahan-lahan mencari-cari payudara lembut putih dan besar Tina, jarinya mencubit dua titik yang sudah semakin keras, lalu menggosok-gosokkannya.

"Um... Ah..."

Mendesah puas, Tina masih bisa menahan godaan, tubuh bagian bawah sudah sangat banjir.

Melihat wajah malu menggoda Tina, Mendra tertawa nakal, dan tangan besarnya perlahan-lahan turun.

"Kak Tina, mengapa kakak sangat basah di sini? Apa kakak merindukan seorang pria..."

"Iya, oke Mendra, jangan menggoda kakak, segera berikan mainan besarmu untuk kakak!”

Setelah bicara, Tina segera melepas pakaian dalamnya yang sudah basah, pantat lembut putih sedikit menungging, memeluk sebatang pohon kecil.

Wajahnya merona malu, ia berpaling untuk melihat Mendra, tatapan matanya penuh dengan keinginan.

"Mendra, kakak sudah seperti ini, kamu belum datang!"

Tatapannya bersemangat, tapi Mendra tidak terburu-buru, melihat wanita yang bertingkah arogan tadi, sekarang berada di bawah tekanan dirinya sendiri, seketika muncul rasa bangga di hati Mendra.

Perlahan-lahan ia berjongkok, melihat negeri khayalan yang sudah sangat becek, Mendra perlahan-lahan pergi meletakkan kepalanya.

"Ah! ...tidak, Mendra di situ kotor, jangan jilat itu.....”

Tubuhnya mendadak gemetar, Ini adalah pertama kalinya bagi Tina untuk dijilat seperti ini. Sebelumnya, dia hanya membantu para pria menjilat itu, tapi tidak ada orang yang bersedia untuk melakukannya untuknya.

Tidak disangka Mendra seorang anak desa, bisa melakukan itu untuk dirinya. Tina tak tahan membangkitkan sebuah riak dalam hatinya.

"Ah... umm... Mendra sangat memuaskan... kamu membuat kakak sangat puas... segera berikan itu pada kakak, Mendra..."

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu